Penatalaksanaan Hipertensi Konsep Hipertensi

sinyal-sinyal dari mata ke otak saraf optik akan mulai membengkak dan bisa menyebabkan kebutaan Sheps, 2005.

1.7 Penatalaksanaan Hipertensi

Tujuan program penanganan bagi setiap pasien hipertensi adalah mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 14090 mmHg. Pengobatan hipertensi dapat dibagi menjadi dua bagian, pengobatan nonfarmakologis modifikasi gaya hidup dan pengobatan farmakologis Chobanian, et al, 2004. Pengobatan nonfarmakologis modifikasi gaya hidup meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight atau obesitas, perencanaan diet berdasarkan DASH Dietary Approaches to Stop Hypertension yaitu kaya buah- buahan, sayuran, dan produk susu rendah kolesterol dan lemak jenuh dan total, mengonsumsi makanan yang tinggi kalium dan kalsium, rendah natrium, olahraga, membatasi asupan alkohol, dan berhenti rokok. Perubahan gaya hidup selain menurunkan tekanan darah juga meningkatkan efektivitas obat antihipertensi dan menurunkan risiko kardiovaskular Chobanian, et al 2004. Penurunan kelebihan berat badan yang dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat dengan olahraga dan pola makan seimbang. Penurunan berat badan sebesar 4,5 kg dapat menurunkan tekanan darah. Cara menentukan berat badan sehat adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh IMT dan mengukur lingkar pinggang. Menentukan IMT yaitu membagi angka berat badan dalam kg dengan kuadrat tinggi badan dalam meter. IMT 18,5–22,9 dinyatakan sehat, 23– 24,9 menyatakan kondisi berat badan lebih dan 25 atau lebih menyatakan Universitas Sumatera Utara obesitas. Cara mengukur lingkar pinggang yaitu dengan melingkari perut tepat di atas titik tertinggi pada kedua tulang pinggul. Pengukuran sebesar lebih dari 102 cm pada pria dan 88 cm pada wanita menunjukkan peningkatan risiko terhadap kesehatan Sheps, 2005. Meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran juga dapat menurunkan tekanan darah. Dianjurkan makan lima porsi atau lebih buah dan sayuran sehari Palmer, 2007. Tekanan darah, kolesterol, dan risiko penyakit kardiovaskular dapat diturunkan dengan mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh tunggal misalnya minyak zaitun dan lemak tak jenuh ganda misalnya lemak omega-3 dalam minyak ikan Palmer, 2007. Para ahli gizi menyarankan konsumsi ikan sedikitnya dua kali seminggu, tetapi hindari makan ikan besar karena ikan besar dapat mengandung metilmerkuri yang berbahaya bagi tubuh Sheps, 2005. Dalam mengurangi asupan garam, British Hypertension Society menganjurkan asupan garam dibatasi sampai kurang dari 2,4 g sehari atau setara dengan 6 g garam atau sekitar satu sendok teh per hari. Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi asupan garam seperti jangan menambah garam meja pada makanan, jangan menambah garam saat memasak, gunakan bumbu lain untuk menambah rasa makanan, perhatikan berapa banyak garam yang terkandung dalam saus dan makanan yang diproses, dan hindari makan yang berkadar natrium tinggi Palmer, 2007. Ketentuan mengonsumsi garam natrium bagi penderita hipertensi antara lain bagi yang menjalani diet ringan diperbolehkan mengonsumsi garam tidak lebih dari 3,75 – 7,5 g per hari, bagi yang menjalani diet menengah diperbolehkan Universitas Sumatera Utara mengonsumsi garam tidak lebih dari 1,25 – 3,75 g per hari, sedangkan bagi yang menjalani diet berat diperbolehkan mengonsumsi garam tidak lebih dari 1,25 g per hari Rusdi, 2009. Pengobatan nonfarmakologis berikutnya dapat dilakukan dengan berolahraga atau mengaktivitaskan fisik. Olahraga mampu menyusutkan hormon noradrenalin dan hormon-hormon lainnya yang menjadi penyebab menciutnya pembuluh darah sehigga mengakibatkan naiknya tekanan darah Rusdi, 2009. Olahraga sebaiknya dilakukan teratur dan bersifat aerobik karena kedua sifat ini dapat menurunkan tekanan darah serta sebaiknya dilakukan 30 menit sehari dan usahakan setiap hari. Latihan aerobik misalnya bersepeda, berenang, berlari dan berjalan cepat Palmer, 2007. Aktivitas fisik yang teratur dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 5-10 mmHg Sheps, 2005. Hal yang penting dalam mengobati hipertensi adalah menghindari rokok dan batasi konsumsi alkohol dan kafein. Mengonsumsi rokok, alkohol, dan kafein secara berlebihan akan merangsang otak mengeluarkan hormon yang membuat pembuluh darah menyempit sehingga memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi serta menyebabkan penumpukan lebih banyak natrium dan air. Hal ini menyebabkan kenaikan tekanan darah. Merokok dua batang saja maka baik tekanan sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg. Meminum alkohol dapat mempengaruhi efektivitas beberapa obat hipertensi dan memperparah efek sampingnya. Mengurangi alkohol dapat menurunkan tekanan sistolik 5 mmHg dan diastolik 3 mmHg. Kafein dalam dua sampai tiga cangkir kopi juga dapat meningkatkan tekanan sistolik 3-14 Universitas Sumatera Utara mmHg dan diastolik 4-13 mmHg pada orang yang tidak mempunyai hipertensi Sheps, 2005. Oleh karena itu, menghindari konsumsi rokok, alkohol, dan kafein akan lebih baik untuk menurunkan tekanan darah. Bila tidak mampu, berhentilah secara bertahap. Hal lain yang perlu dilakukan untuk menurunkan tekanan darah adalah mengendalikan stres. Orang yang stres, pembuluh darahnya akan mengkerut dan menyempit sehingga mengakibatkan naiknya tekanan darah Ridwan, 2009. Oleh karena itu, orang yang terkena hipertensi sebaiknya dapat mengendalikan stresnya. Tabel 2. Modifikasi Gaya Hidup untuk Mencegah dan Mengontrol Hipertensi Berdasarkan JNC VII Modifikasi Rekomendasi Perkiraan penurunan Tekanan Darah Sistolik Skala † Menurunkan berat badan Menjaga berat badan normal indeks massa tubuh 18,5 – 24,9 kgm 2 5-20 mmHg 10 kg penurunan berat badan Melakukan pola diet berdasarkan DASH Mengkonsumsi makanan yang kaya dengan buah-buahan, sayuran, dan produk makanan yang rendah lemak total, dengan kadar lemak total dan saturasi yang rendah 8-14 mmHg Diet rendah natrium Mengurangi asupan natrium tidak lebih dari 100 mmol per hari 2,4 g natrium klorida atau 6 g sodium. 2-8 mmHg Aktivitas fisik Melakukan aktivitas aerobik fisik secara teratur seperti jalan cepat setidaknya 30 menit per hari, hampir setiap hari dalam seminggu 4-9 mmHg Membatasi Membatasi konsumsi alkohol 2-4 mmHg Universitas Sumatera Utara penggunaan alkohol tidak lebih dari 2 gelas misalnya, 24 oz bir, 10 oz anggur, atau 3 oz 80 whiski per hari pada sebagian besar laki- laki, dan tidak lebih dari 1 gelas per hari pada wanita dan laki- laki dengan bobot yang lebih ringan Keterangan: DASH : Dietary Approaches to Stop Hypertension pendekatan diet untuk menghentikan hipertensi Untuk semua penurunan resiko kardiovaskuler, berhenti merokok † Efek implementasi dari modifikasi di atas bergantung pada dosis dan waktu, dan lebih baik pada beberapa orang Sumber :Chobanian, et al, 2004 Selain pengobatan nonfarmakologis, ada juga pengobatan farmakologis. Terdapat beberapa obat antihipertensi yang sering digunakan yaitu angiotensin converting enzim inhibitor ACEI, angiotensin receptor blocker ARB, beta- blocker BB, calsium canal blocker CCB, dan diuretik Chobanian, et al, 2004. Pengobatan dimulai dengan modifikasi gaya hidup, dan jika tekanan darah yang dikehendaki tidak tercapai, obat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada semua pasien dengan hipertensi, baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi dengan satu kelas antihipertensi lainnya yang memperlihatkan manfaatnya untuk mengurangi satu atau lebih komplikasi hipertensi pada hasil percobaan random terkontrol Chobanian, et al, 2004. Saat obat antihipertensi telah diberikan, pasien diharuskan kembali untuk follow up paling tidak dalam interval sebulan sekali sampai tekanan darah target tercapai. Kunjungan yang lebih sering dibutuhkan untuk pasien dengan kategori hipertensi derajat 2 atau jika disertai dengan komplikasi penyakit penyerta. Pemeriksaan kadar serum kalium dan kreatinin harus dilakukan paling tidak Universitas Sumatera Utara sebanyak 1-2 kali per tahun. Setelah tekanan darah mencapai target dan stabil, follow up dan kunjungan harus dilakukan dalam interval 3-6 bulan sekali. Penyakit penyerta seperti gagal jantung, dan diabetes dapat mempengaruhi frekuensi jumlah kunjungan. Faktor resiko penyakit kardiovaskuler lainnya harus diobati untuk mendapatkan nilai tekanan darah target, dan penghindaran merokok harus dilakukan. Penggunaan aspirin dosis rendah dilakukan hanya ketika tekanan darah terkontrol, oleh karena resiko stroke hemoragik yang meningkat pada pasien dengan hipertensi tidak terkontrol Chobanian, et al, 2004. Ada beberapa keadaan di mana seseorang akan langsung diberi obat antihipertensi, misalnya, tekanan darah lebih dari 180110 mmHg, tekanan darah lebih dari 160100 mmHg yang menetap selama kurun waktu tertentu, tekanan darah lebih dari 14090 mmHg dengan disertai salah satu atau lebih keadaan seperti diabetes, kerusakan organ target misalnya penyakit jantung, ginjal, atau stroke, risiko penyakit kardiovaskular dalam 10 tahun lebih dari 20. Namun, jika tekanan darah hanya sedikit meningkat kurang dari 14090, seseorang akan diberi obat antihipertensi bila perubahan gaya hidup tidak cukup menurunkan tekanan darah Palmer, 2007.

2. Konsep Keluarga

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan dan Kepatuhan Pasien terhadap Keberhasilan Terapi Hipertensi di Puskesmas di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Sumatera Utara Tahun 2015

2 36 96

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DALAM MENJALANKAN PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON (Studi di Puskesmas Kendalsari Kota Malang)

3 24 29

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Menjalankan Program Terapi Pada Pasien Terapi Rumatan Metadon Di Puskesmas Bogor Timur Kota Bogor

0 30 138

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN DIIT HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

0 3 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN DIIT HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS ANDONG KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 8

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN TBC DALAM MENJALANI PENGOBATAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DI TIGA PUSKESMAS, KABUPATEN SUMEDANG ipi139522

0 0 16

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI TERHADAP KEPATUHAN DALAM MENJALANI PENGOBATAN DI PUSKESMAS TALANG KABUPATEN SOLOK TAHUN 2014

0 1 11

DUKUNGAN KELUARGA MEMENGARUHI KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI

0 1 8

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GALUR 1 KULON PROGO NASKAH PUBLIKASI - Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada Pasien Hipertensi di Wilayah Puskesmas Galur 1 Kulonpro

0 0 11

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN PUNDUNG CAMBAHAN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pengobatan pada Lansia Penderita Hipertensi Di Dus

0 2 16