Definisi Keluarga Struktur Keluarga

sebanyak 1-2 kali per tahun. Setelah tekanan darah mencapai target dan stabil, follow up dan kunjungan harus dilakukan dalam interval 3-6 bulan sekali. Penyakit penyerta seperti gagal jantung, dan diabetes dapat mempengaruhi frekuensi jumlah kunjungan. Faktor resiko penyakit kardiovaskuler lainnya harus diobati untuk mendapatkan nilai tekanan darah target, dan penghindaran merokok harus dilakukan. Penggunaan aspirin dosis rendah dilakukan hanya ketika tekanan darah terkontrol, oleh karena resiko stroke hemoragik yang meningkat pada pasien dengan hipertensi tidak terkontrol Chobanian, et al, 2004. Ada beberapa keadaan di mana seseorang akan langsung diberi obat antihipertensi, misalnya, tekanan darah lebih dari 180110 mmHg, tekanan darah lebih dari 160100 mmHg yang menetap selama kurun waktu tertentu, tekanan darah lebih dari 14090 mmHg dengan disertai salah satu atau lebih keadaan seperti diabetes, kerusakan organ target misalnya penyakit jantung, ginjal, atau stroke, risiko penyakit kardiovaskular dalam 10 tahun lebih dari 20. Namun, jika tekanan darah hanya sedikit meningkat kurang dari 14090, seseorang akan diberi obat antihipertensi bila perubahan gaya hidup tidak cukup menurunkan tekanan darah Palmer, 2007.

2. Konsep Keluarga

2.1 Definisi Keluarga

Keluarga didefinisikan berbeda-beda tergantung kepada orientasi teoritis “pendefinisi” yaitu dengan menggunakan penjelasan yang penulis cari untuk menghubungkan keluarga Friedman, 1998. Universitas Sumatera Utara Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Dari definisi ini juga termasuk keluarga besar yang hidup dalam satu atau dua rumah tangga, pasangan yang hidup bersama sebagai pasangan suami istri, keluarga-keluarga tanpa anak, keluarga lesbian dan homoseks, dan keluarga-keluarga dengan orang tua tunggal Friedman, 1998. Keluarga menurut Duvall adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota. WHO 1969 mendefinisikan keluarga yaitu anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Sedangkan menurut Departemen kesehatan RI 1988, keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan Mubarak, 2009. Indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi adat ketimuran yang menekankan bahwa keluarga harus dibentuk atas dasar perkawinan, seperti yang tertulis dalam Peraturan Pemerintah PP No. 21 tahun 1994 bahwa keluarga dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah Suprajitno, 2004.

2.2 Struktur Keluarga

Parad dan Caplan 1965 yang diadopsi oleh Friedman mengatakan ada empat elemen struktur keluarga, yaitu: Universitas Sumatera Utara 2.2.1 Struktur peran keluarga Peran menunjukkan serangkaian perilaku yang kurang lebih bersifat homogen, yang didefinisikan dan diharapkan secara normatif dari seorang yang memegang suatu posisi dalam situasi sosial tertentu Friedman, 1998. Struktur peran menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan informal Suprajitno, 2004. 2.2.2 Nilai atau norma keluarga Nilai-nilai keluarga merupakan suatu sistem ide, sikap, dan kepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara sadar maupun tidak sadar mengikat secara bersama-sama seluruh anggota keluarga dalam suatu budaya lazim Friedman, 1998. 2.2.3 Pola komunikasi keluarga Komunikasi adalah proses tukar-menukar perasaan, keinginan, kebutuhan- kebutuhan, opini-opini yang berfungsi penting untuk mengikat subsistem- subsistem secara bersama-sama dalam rangka membentuk ikatan kohesif menyeluruh dan memelihara seluruh sistem. Pola-pola komunikasi dalam sistem keluarga mempunyai suatu pengaruh besar terhadap anggota individu. Individualisasi, belajar tentang orang lain, dan Universitas Sumatera Utara mampu membuat pilihan, semuanya tergantung kepada informasi yang masuk melewati para anggota keluarga. Komunikasi dalam keluarga yang sehat merupakan proses dua arah yang sangat dinamis. Pengirim pesan sebaiknya menyatakan dengan tegas masalahnya, menjelaskan dan mengubah apa yang dikatakan pada saat yang sama, meminta dan menerima umpan balik. Sedangkan penerima pesan sebaiknya menjadi pendengar yang aktif, memberikan umpan balik, dan melakukan validasi Friedman, 1998. 2.2.4 Struktur kekuatan keluarga Kekuatan keluarga menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk memengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan Suprajitno, 2004. Komponen utama dari kekuatan keluarga adalah pengaruh dan pengambilan keputusan. Pengaruh didefinisikan sebagai tingkat penggunaan tekanan formal maupun informal oleh seorang anggota keluarga terhadap orang lain dan berhasil dalam memaksakan pandangan orang tersebut, walaupun pada awalnya menjadi lawan. Pembuatan keputusan yaitu proses pencapaian persetujuan dan komitmen anggota keluarga untuk melakukan serangkaian tindakan atau merupakan alat untuk menyelesaikan segala sesuatu Friedman, 1998. Struktur kekuatan berupa hak legitimate power, ditiru referent power, keahlian expert power, hadiah reward power, paksa coercive power, dan afektif affektif power Mubarak, 2009.

2.3 Peran Keluarga

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan dan Kepatuhan Pasien terhadap Keberhasilan Terapi Hipertensi di Puskesmas di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Sumatera Utara Tahun 2015

2 36 96

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DALAM MENJALANKAN PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON (Studi di Puskesmas Kendalsari Kota Malang)

3 24 29

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Menjalankan Program Terapi Pada Pasien Terapi Rumatan Metadon Di Puskesmas Bogor Timur Kota Bogor

0 30 138

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN DIIT HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

0 3 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN DIIT HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS ANDONG KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 8

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN TBC DALAM MENJALANI PENGOBATAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DI TIGA PUSKESMAS, KABUPATEN SUMEDANG ipi139522

0 0 16

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI TERHADAP KEPATUHAN DALAM MENJALANI PENGOBATAN DI PUSKESMAS TALANG KABUPATEN SOLOK TAHUN 2014

0 1 11

DUKUNGAN KELUARGA MEMENGARUHI KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI

0 1 8

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GALUR 1 KULON PROGO NASKAH PUBLIKASI - Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada Pasien Hipertensi di Wilayah Puskesmas Galur 1 Kulonpro

0 0 11

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN PUNDUNG CAMBAHAN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pengobatan pada Lansia Penderita Hipertensi Di Dus

0 2 16