Etiologi Hipertensi Patofisiologi Hipertensi

nyaman, posisi duduk punggung tegak atau terlentang paling sedikit selama 5 menit sampai 30 menit setelah merokok atau minum kopi Anggraini, dkk, 2009.

1.2 Klasifikasi Hipertensi

The Joint National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure JNC VII mengklasifikasikan tekanan darah untuk dewasa usia 18 tahun atau lebih menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat I, dan hipertensi derajat II Chobanian, et al, 2004. Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII Klasifikasi Tekanan Darah untuk Dewasa Kategori Sistolik mmHg Diastolik mmHg Normal 120 dan 80 Prehipertensi 120 – 139 atau 80 – 89 Hipertensi Derajat I 140 – 159 atau 90 – 99 Hipertensi Derajat II ≥ 160 atau ≥ 100 Sumber: Chobanian, et al, 2004

1.3 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua yaitu hipertensi primer atau hipertensi esensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui dengan pasti. Sekitar 95 kasus tekanan darah tinggi digolongkan hipertensi primer Palmer, 2007. Hipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan Anggraini, dkk, 2009. Faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih mudah terkena hipertensi dibagi menjadi faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah. Faktor-faktor yang tidak dapat diubah antara lain riwayat keluarga, usia, ras, dan jenis kelamin. Sedangkan Universitas Sumatera Utara faktor-faktor yang dapat diubah antara lain obesitas, kurang gerak, merokok, sensitivitas natrium, kalium rendah, minum minuman berakohol secara berlebihan, dan stres Sheps, 2005. Sementara, hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui. Hipertensi sekunder lebih jarang terjadi, hanya sekitar 5 dari seluruh kasus tekanan darah tinggi. Hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, reaksi terhadap obat-obatan tertentu misalnya pil KB, hipertiroid, hiperaldosteronisme, dan lain sebagainya Palmer, 2007; Rusdi, 2009.

1.4 Patofisiologi Hipertensi

Hal yang mempengaruhi pengaturan tekanan darah adalah curah jantung , tahanan vaskular perifer, dan refleks baroreseptor. Curah jantung ditentukan oleh volume sekuncup dan frekuensi jantung. Tahanan perifer ditentukan oleh diameter arteriol. Bila diameternya mengecil vasokonstriksi, maka tahanan perifer meningkat dan bila diameternya membesar vasodilatasi, maka tahanan perifer akan menurun. Selain itu, peningkatan tekanan darah juga dipengaruhi oleh faktor ginjal. Jika tekanan dan volume darah menurun, maka ginjal akan melepaskan renin dan eritropoetin. Renin akan mengakibatkan terbentuknya angiotensin I, yang akan berubah menjadi angiotensi II. Angiotensin II akan meningkatkan curah jantung dan tahanan perifer. Sedangkan eritropoetin yang dilepaskan akan meningkatkan pembentukan sel darah merah. Manifestasi dari ginjal ini secara keseluruhan akan menyebabkan peningkatan volume darah dan tekanan darah Muttaqin, 2009. Universitas Sumatera Utara

1.5 Tanda dan Gejala Hipertensi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan dan Kepatuhan Pasien terhadap Keberhasilan Terapi Hipertensi di Puskesmas di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Sumatera Utara Tahun 2015

2 36 96

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DALAM MENJALANKAN PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON (Studi di Puskesmas Kendalsari Kota Malang)

3 24 29

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Menjalankan Program Terapi Pada Pasien Terapi Rumatan Metadon Di Puskesmas Bogor Timur Kota Bogor

0 30 138

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN DIIT HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

0 3 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG HIPERTENSI DENGAN SIKAP KEPATUHAN DALAM MENJALANKAN DIIT HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS ANDONG KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 8

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN TBC DALAM MENJALANI PENGOBATAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS DI TIGA PUSKESMAS, KABUPATEN SUMEDANG ipi139522

0 0 16

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI TERHADAP KEPATUHAN DALAM MENJALANI PENGOBATAN DI PUSKESMAS TALANG KABUPATEN SOLOK TAHUN 2014

0 1 11

DUKUNGAN KELUARGA MEMENGARUHI KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI

0 1 8

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GALUR 1 KULON PROGO NASKAH PUBLIKASI - Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada Pasien Hipertensi di Wilayah Puskesmas Galur 1 Kulonpro

0 0 11

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN PUNDUNG CAMBAHAN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pengobatan pada Lansia Penderita Hipertensi Di Dus

0 2 16