Dalam uji keberartian regresi, langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujian hipotesis ini antara lain:
1. :
Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas.
: Minimal satu parameter koefisien regresi yang ≠ 0
Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas.
2. Pilih taraf nyata α yang diinginkan
3. Hitung statistik
dengan menggunakan persamaan 4.
Nilai menggunakan daftar tabel
dengan taraf signifikansi α yaitu =
5. Kriteria pengujian: jika
≥ , maka
ditolak dan diterima.
Sebaliknya Jika , maka
diterima dan ditolak.
2.5 Koefisien Determinasi Ratno, Mustadjab.
1992 “Analisis Regresi”
Koefisien determinasi yang disimbolkan dengan
2
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.
Nilai
2
dikatakan baik jika berada di atas 0,5 karena nilai
2
berkisar antara 0 dan 1. Pada umumnya model regresi linier berganda dapat dikatakan layak dipakai
untuk penelitian, karena sebagian besar variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan dalam model.
Universitas Sumatera Utara
Koefisien determinasi dapat dihitung dari:
2
=
2 2
2 1
1
. ...
i i
i ki
k i
i i
i
Y Y
y x
b y
x b
y x
b
Sehingga rumus umum koefisien determinasi yaitu:
2
=
n
1 i
2 i
reg
y JK
Harga
2
diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan oleh masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang
dijelaskan penduga hanya disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja.
2.6 Uji Korelasi Usman, Husaini. Akb
ar, R. Purnomo Setiady. 2006 “Pengantar Statistik”
Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukkan hubungan fungsional berhubungan bukan berarti disebabkan. Uji
korelasi tidak membedakan jenis variabel tidak ada variabel dependen maupun independen. Keeratan hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.
Uji korelasi terdiri dari Pearson, Spearman dan Kendall. Jika sampel data lebih dari 30 sampel besar dan kondisi data normal, sebaiknya menggunakan korelasi
Pearson karena memenuhi asumsi parametrik. Jika jumlah sampel kurang dari 30 sampel kecil dan kondisi data tidak normal maka sebaiknnya menggunakan
korelasi Spearman atau Kendall karena memenuhi asumsi non-parametrik.
Universitas Sumatera Utara
2.6.1 Koefisien Korelasi Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur
kekuatan keeratan suatu hubungan antarvariabel. Koefisien korelasi biasanya disimbolkan dengan
.
Koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
=
2 2
2 2
i i
i i
i i
Y Y
n X
X n
Y X
Y X
n
Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel tak bebas dengan tiga
variabel bebas yaitu:
1. Koefisien korelasi antara dengan
=
2 2
2 1
2 1
1 1
i i
i i
i i
Y Y
n X
X n
Y X
Y X
n
2. Koefisien korelasi antara dengan
2
=
2 2
2 2
2 2
2 2
i i
i i
i i
Y Y
n X
X n
Y X
Y X
n
3. Koefisien korelasi antara dengan
=
2 2
2 3
2 3
3 3
i i
i i
i i
Y Y
n X
X n
Y X
Y X
n
Universitas Sumatera Utara
Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi adalah plus + atau minus - yang menunjukan arah korelasi. Makna sifat
korelasi: 1.
Korelasi positif + berarti jika variabel , mengalami kenaikan maka variabel
juga mengalami kenaikan atau jika variabel mengalami kenaikan maka
variabel juga mengalami kenaikan.
2. Korelasi negatif - berarti jika variabel
mengalami kenaikan maka variabel akan mengalami penurunan, atau jika variabel
mengalami kenaikan maka variabel
akan mengalami penurunan.
Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah.
2. 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah.
3. 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat.
4. 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat.
5. 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali.
6. 1 berarti korelasi sempurna.
2.7 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda