24 2004, tercantum dalam pasal 6, pasal 7, pasal 8 dan pasal 9 dalam Moerti Hadiati
Soeroso 2011:83-84 mengatakan bahwa bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga, yaitu: 1. Kekerasan fisik adalah kekerasan yang dapat menimbulkan rasa
sakit pada korban. 2. Kekerasan psikis adalah perbuatan yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman terhadap korban. 3. Kekerasan seksual adalah
kekerasan yang dilakukan dengan cara memaksa korban untuk berhubungan seks. 4 Penelantaran rumah tangga juga dimasukan dalam pengertian kekerasan,
karena setiap orang dilarang untuk menelantarkan anggota keluarganya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk dan jenis
kekerasan terhadap istri, yatitu: 1. Kekerasan fisik, 2 Kekerasan Psikis, 3. Kekerasan Seksual, 4. Kekerasan ekonomi.
3. Faktor-Faktor Penyebab Kekerasan Terhadap Istri
Kekerasan terhadap istri saat ini banyak terjadi tidak hanya di dalam keluarga, hal ini sering terjadi karena kurangnya pemenuhan kebutuhan dan
adanya rasa ketidak puasan pelaku, kekerasan dapat di lakukan oleh siapapun termasuk anggota keluarga dan lingkungan. Pelaku tindak kekerasan mempunyai
karakter dan latar belakang yang berbeda tanpa memandang status sosial, ekonomi, tingkat pendidikan dan jumlah usia. Kejadian demi kejadian kekerasan
silih berganti dan akan terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu yang akan sangat berpengaruh terhadap seseorang baik itu korban maupun pelaku. Hal
ini menunjukkan bahwa tindakan kekerasan terhadap istri pada umumnya menggambarkan sikap, penghargaan, sosialisasi dan pandangan pola pemikiran
25 yang akan di pegang dan akan terus ada dalam masyarakat pada umumnya dalam
memperlakukan istri pada khususnya perempuan. Faktor-faktor penyebab terjadinya tindak kekerasan terhadap istri menurut
Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum untuk Wanita dan Keluarga LKBHuWK dalam dalam Moerti Hadiati Soeroso 2011:76 penyebab
terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dpaat digolongkan menjadi 2 dua faktor internal dan eksternal. Pertama, faktor internal menyangkut kepribadian
pelaku yang menyebabkan mudah sekali terpancing emosi bila menghadapi situasi yang rumit ataupun sedang mengalami frustasi. Kedua, faktor eksternal adalah
faktor diluar pelaku tindak kekerasan, seperti mereka yang tidak tergolong memiliki sifat agresif dapat melakukan tindakan agresif apabila sedang
mengalami situasi yang dapat menimbulkan kekacauan. Contohnya: penyelewengan suami atau istri, kesulitan ekonomi dalam kurun waktu yang lama,
keterlibatan anak dalam kenakalan remaja, dan lain-lain. Kedua penjelasan di atas pada dasarnya memang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi anatara satu dengan yang lainnya. Karakteristik pelaku maupun korban dalam hal ini istri sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran sosial
yang ada di masyarakat. Kekerasan pada perempuan pada intinya terjadi karena karena adanya perubahan tingkah laku karena adanya permasalahan dalam sebuah
rumah tangga dan faktor lingkungan yang kurang sehat. Berbagai macam faktor yang menyebabkan tindakan KDRT sulit untuk
dihapuskan, adanya budaya yang menempatkan laki-laki sebagai kepala keluarga yang harus diutamakan. Tindakan kekerasan di dalam rumah tangga akan terus
26 terjadi apabila tidak adanya pengarahan dari pihak-pihak yang terkait dan adanya
rasa takut dari korban untuk melapor. Mitos yang berkembang di dalam masyarakat sangat berpengaruh dalam tindak kekerasan terhadap perempuan.
4. Dampak Kekerasan Terhadap Istri