27 kepercayaan diri korban. Oleh karena itu adanya trauma yang mendalam dari
korban KDRT juga mengalami tekanan yang begitu dahsyat seperti kekecewaan, ketakutan, dan emosi yang di pendam sendiri oleh korban.
Menurut Jhon D. Pasalbessy 2010:9 Bagaimanpun juga tindak kekerasan akan berdampak pada kurangnya rasa percaya diri. Dampak yang dirasakan klien
dapat menghambat kemampuan perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan dapat mengganggu kesehatannya, mengurangi otonomi, baik di bidang
ekonomi, sosial budaya serta fisik. Timbulnya rasa malu terhadap lingkungan menjadi salah satu akibat adanya
kekerasan dalam rumah tangga, dengan adanya tindak kekerasan dalam keluarga maka lingkungan akan mempunyai pandangan negatif berupa anggapan mengenai
keluarga yang di bina tidak harmonis, hal ini akan menimbulkan kurangya rasa percaya diri yang dimiliki. Korban kekerasan lebih memilih diam dan mengurung
diri, dampak ini akan dirasakan oleh anggota keluarga yang lain terutama anak. Akibat kekerasan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya dan dilihat secara
langsung oleh anak dalam jangka waktu yang terus menerus akan memungkinkan anak untuk melakukan tindakan yang serupa di masa yang akan datang, karena
apa yang anak lihat akan terekam secara jelas di ingatan mereka bukan tidak mungkin anak melakukan hal yang sama.
D. Kajian Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian relevan yang dilakukan oleh Pepi Hendrya dalam jurnal 2011 tentang “Pemberdayaan Perempuan Korban Kekerasan dalam rumah
tangga KDRT, Dalam Perspektif Ketahanan Individu”. Dampak hasil penelitian
28 yang relevan, bentuk pemberdayaan psikologis yang dilakukan oleh Psikolog
yang bertugas di P2TP2A DKI Jakarta adalah dengan cara memberikan konseling psikologis, membentuk kelompok dukungan support group dan rujukan ke
rumah aman Shelter. Pemberdayaan psikologis yang dilakukan oleh P2TP2A ini bermanfaat dalam mendukung dan membantu korban agar kembali berdaya dan
tidak terpuruk dalam kekerasan sehingga mampu bangkit dan menggunakan kembali mekanisme psikologiknya secara optimal dalam rangka menanggulangi
permasalahan yang dimilikinya sebagai proses menuju Ketahanan Individu yang lebih baik agar dapat berpartisipasi di segala bidang kehidupan masyarakat
khususnya dalam pembangunan fisik dan mental.
E. Kerangka Berpikir
Kekerasan dalam rumah tangga merupakan tindak kekerasan yang yang meliputi tindakan baik secara fisik, psikis hingga seksual yang biasanya dilakukan
oleh suami terhadap istri. Keluarga merupakan tempat yang dirasa cukup aman untuk saling berbagi dan melindungi, tetapi dengan adanya tindakan kekerasan
yang ada dalam keluarga tersebut maka sulit rasanya untuk menjadikan rumah sebagai tempat yang aman dan nyaman. Bagi pada umumnya kekerasan dianggap
sebagai suatu ungkapan emosi yang hanya sekejap dan sifat dari si pelaku akan kembali seperti semula. Tindakan kekerasan semakin marak terjadi di lingkungan
kita karena masih adanya budaya dimana laki-laki masih memegang teguh kekuasaan di dalam rumah tangga.
Salah satu wujud kepedulian terhadap korban KDRT maka terbentuklah LSM Rifka Annisa sebagai wadah yang menangani korban kekerasan dalam rumah
29 tangga melalui pendampingan konseling dan memeberikan rasa aman dan nyaman
kepada para korban tindak kekerasan, mulai dari masalah kekerasan psikologi, kekerasan fisik maupun kekerasan seksual. Para korban kekerasan nantinya akan
di dampingi oleh konselor yang akan memberikan konseling psikologis yang menangani masalah tindak kekerasan dalam rumah tangga khususnya perempuan
dan anak, terkait masalah yang mereka miliki, hasil atau keluaran dari pendampingan ini nanti para korban mampu berdaya melalui cara pengambilan
keputusan dalam berumah tangga dan mampu memiliki motivasi dan rasa percaya diri yang baik.
30 Gambar 1. Kerangka Berpikir
Rifka Annisa Output
Pelaksanaan Pendampingan Konseling
Perencanaan
Pelaksanaan Evaluasi
Proses
Tugas Konselor
Outcome Kekerasan terhadap perempuan
masih banyak terjadi di lingkup keluarga dan masyarakat.
Korban kekerasan dalam rumah tangga mempunyai
rasa percaya diri dan motivasi pengambilan keputusan
31
F. Pertanyaan Penelitian