58
lebih banyak. Sedangkan anak perempuan biasanya sudah mulai haid sehingga memerlukan protein dan zat besi yang lebih banyak Cipto Mangunkusumo,
1990:19. Untuk itu orangtua siswa sangat perlu memperhatikan kebutuhan gizi putra-putrinya, baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun yang berjenis
kelamin perempuan. Orang tua juga perlu untuk mengetahui keadaan putra- putrinya, aktivitas putra-putrinya, sehingga dapat memberikan asupan zat gizi
yang sesuai untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan agar proses belajar yang sedang dijalani putra-putrinya tidak
mengalami gangguan maupun hambatan.
5.2 Analisis Univariat
Penilaian status gizi sampel dalam penelitian ini menggunakan penilaian secara antropometri gizi, adalah penilaian status gizi secara langsung yang
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh
antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak dibawah kulit I Dewa Nyoman Supariasa, dkk., 2001:36. Dalam penelitian ini
indeks yang digunakan adalah berat badan menurut tinggi badan, yang diperoleh dari hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan, kemudian disesuaikan dengan
baku rujukan WHO-NCHS. Indeks berat badan menurut tinggi badan merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini atau sekarang I Dewa
Nyoman Supariasa, dkk., 2001:58. Berdasarkan hasil penelitian status gizi siswa kelas V dan VI di Sekolah Dasar Negeri 2 Cepiring Kabupaten Kendal Tahun
Pelajaran 20092010 dapat diketahui bahwa mayoritas sampel berada pada
59
kategori status gizi baik, yaitu sebanyak 39 siswa atau 75 sampel memiliki status gizi baik. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah
dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu I Dewa Nyoman Supariasa, dkk., 2001:58. Status gizi baik atau ada juga yang menyebutnya gizi
normal, merupakan tingkat kesehatan yang amat diidamkan, karena pada keadaan ini seseorang dapat merasakan kenikmatan hidup jasmani dan rohani yang
dimulai dari usia yang semuda-mudanya dan berakhir pada usia yang tinggi. Agar kesegaran kesehatan tubuh kita berada pada tingkat gizi baik maka diperlukan
perhatian yang sungguh-sungguh terhadap kecukupan gizi bagi tubuh. Dengan demikian perencanaan, pemilihan, pengolahan dan penyajian makanan mau tidak
mau harus lebih diperhatikan Wied Harry Apriadji, 1987:5. Untuk itu orang tua siswa sangat perlu mengingatkan, memperhatikan konsumsi zat gizi putra-
putrinya agar tidak terjadi masalah gizi pada buah hatinya tersebut, sehingga proses belajar putra-putrinya tidak terganggu.
Hasil analisis univariat pada hasil belajar responden dapat diketahui bahwa sebagian besar dari sampel memiliki hasil belajar cukup, yaitu sebanyak 35 siswa
atau 67,3 dari total sampel dan sisanya sebesar 17 32,7 memiliki hasil belajar baik. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
siswa menerima pengalaman belajarnya. Penilaian hasil belajar berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa Nana Sudjana,
2005:22. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah penilaian dari sekolah yang dilakukan oleh guru yang mengajar, penilaian diberikan pada siswa
yang mengikuti kegiatan belajar disekolah. Tamatan Sekolah Dasar diharapkan memiliki kompetensi: 1 Mengenali dan berprilaku sesuai dengan ajaran agama yang
diyakini; 2 Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja dan
60
peduli terhadap lingkungan; 3 Berpikir secara logis, kritis dan kreatif , serta berkomunikasi melalui berbagai media; 4 Menyenangi keindahan; 5
Membiasakan hidup bersih, bugar dan sehat; 6 Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air E. Mulyasa, 2004:28.
5.3 Analisis Bivariat