pengambilan keputusan tidak sepenuhnya lagi dilakukan oleh orang yang memiliki otoritas penuh. Pemberdayaan karyawan membuat para
karyawan mendapat kesempatan untuk mengambil keputusan atas suatu masalah. Untuk lebih memaksimalkan kinerja manajerial, perusahaan
perlu lebih memfokuskan diri terhadap standar kualitas yang diharapkan, kesatupaduan setiap individu yang ada di perusahaan, dan lebih sering
mengadakan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan sehingga kinerja manajerial dapat lebih
ditingkatkan.
7. Hasil Pengukuran Adjusted R
2
Adjusted R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini koefisien
determinan digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan fokus pada pelanggan X
1
, obsesi terhadap kualitas X
2
, kerjasama tim X
3
, perbaikan sistem secara berkesinambungan X
4
, pendidikan dan pelatihan X
5
, dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan X
6
dalam menerangkan kinerja manajerial Y.
Tabel 4.23 Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 0,408
a
0,167 -0,006
4,882 a. Predictors: Constant, Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan,
Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan, Pendidikan dan Pelatihan, Kerjasama Tim, Fokus Pada Pelanggan, Obsesi Terhadap Kualitas
b. Dependent Variable: Kinerja Manajerial
Dewi Maya Sari : Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Super Andalas Steel, 2009
USU Repository © 2008
Menurut Situmorang 2008: 113, untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat dari interpretasi berikut:
• 0,00 – 0,19
: sangat tidak erat, •
0,20 – 0,39 : tidak erat,
• 0,40 – 0,59
: cukup erat, •
0,60 – 0,79 : erat,
• 0,80 – 0,99
: sangat erat. Berdasarkan tabel 4.25, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
• R = 0,408, berarti hubungan antara fokus pada pelanggan X
1
, obsesi terhadap kualitas X
2
, kerjasama tim X
3
, perbaikan sistem secara berkesinambungan X
4
, pendidikan dan pelatihan X
5
, dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan X
6
terhadap kinerja manajerial Y cukup erat yaitu sebesar 40,8,
• Jika variabel lebih dari dua variabel, maka yang diapaki adalah
adjusted R square Situmorang, 2008: 114. Maka penelitian ini menggunakan adjusted R square untuk menilai kemampuan
variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Pada tabel 4.25 adjusted r Square = -0,006. Menurut Gujarati dalam
Situmorang 2008: 113, jika dalam pengujian terdapat nilai adjusted R square negatif, maka dianggap bernilai 0. Pada
penilitian ini, adjusted R square dianggap 0 karena bernilai negative. Hal ini berarti kinerja manajerial Y tidak dapat
Dewi Maya Sari : Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Super Andalas Steel, 2009
USU Repository © 2008
dijelaskan oleh fokus pada pelanggan X
1
, obsesi terhadap kualitas X
2
, kerjasama tim X
3
, perbaikan sistem secara berkesinambungan X
4
, pendidikan dan pelatihan X
5
, dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan X
6
. Dari berbagai pengujian yang telah dilakukan, maka hasil penelitian
menyatakan bahwa TQM yang diwakilkan oleh fokus pada pelanggan X
1
, obsesi terhadap kualitas X
2
, kerjasama tim X
3
, perbaikan sistem secara berkesinambungan X
4
, pendidikan dan pelatihan X
5
, dan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan X
6
tidak berpengaruh baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kinerja manajerial Y
pada PT SUPER ANDALAS STEEL. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan empat peneliti terdahulu yaitu, Zulaikha, Yan Saputra
Saragih, Henny Zurika Lubis, dan I Made Narsa dan Rani Dwi Yuniawati yang menyatakan bahwa ada pengaruh TQM terhadap kinerja manajerial.
8. Hasil Uji Signifikan Simultan Uji – F