Pengertian Cuaca Pengertian Iklim

17 Tabel 2.1 Tabel klasifikasi nilai Q dan Tipe Iklim Nilai Q Tipe Iklim 0Q14,3 Tipe Iklim A 14,3 Q 33,3 Tipe Iklim B 33,3 Q 60 Tipe Iklim C 60Q100 Tipe Iklim D 100Q167 Tipe Iklim E 167Q300 Tipe Iklim F 300Q700 Tipe Iklim G 700 Q Tipe Iklim H

3. Unsur Cuaca dan Iklim

Unsur-unsur cuaca dan iklim adalah : a. Suhu udara Tingkat gerakan molekul benda, makin cepat gerakan molekul, maki tinggi suhunya. b. Kelembapan udara Campuran dari udara kering dan uap air. c. Curah hujan Bentuk air cair dan padat es yang jatuh ke permukaan bumi. d. Angin Ialah gerakan udara yang sejajar dengan dengan permukaan bumi. Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. 9

4. Keragaman Iklim di Indonesia

“Iklim di Indonesia secara umum dipengaruhi oleh sirkulasi muson yang mengendalikan pola tahunan curah hujan disebagian besar wilayah”. 10 9 Bayong Tjasyono,Klimatologi,Bandung: ITB 2004, h. 11-24. 10 Wahyuningsih Darajati,Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim, Jakarta:BAPPENAS 2014, h.8. 18 Secara rata-rata, variasi harian dari aktivitas konveksi awan merupakan pola cuaca harian yang dominan mempengaruhi wilayah kepulauan Indonesia. Konveksi adalah salah satu proses pembentukan awan dan hujan akibat naiknya udara lembap dari lapisan bawah hingga mencapai lapisan yang cukup tinggi di atmosfer. Variasi umumnya menyebabkan hujan di wilayah Indonesia terjadi pada sore hingga malam hari diatas daratan dan malam hingga pagi hari diatas lautan. 11 Keragaman iklim di Indonesia antara lain : a. Variasi Intra Musim Intra-Seasonal Variations VIM Secara umum fenomena terkait dengan gangguan meteorologis yang mempengaruhi aktivitas konvektif dan sifat hujan musiman dikenal sebagai variasi intra musim aktivitas dari berbagai fenomena atmosfer terkait VIM tersebut menyebabkan apa yang mungkin sering dipersepsisikan masyarakat sebagai ketidakteraturan musim adanya hujan dimusim kemarau atau kekeringan di musim penghujan. Beberapa kajian juga mengarai VIM sebagai pemicu kejadian cuaca ekstrem di wilayah Indonesia. Kajian yang cukup komprehensif mengenai pengaruh VIM terhadap sirkulasi muson di wilayah Indonesia Australia disampaikan oleh wheler dan McBridge 2005. Meski demikian, interaksi antara berbagai fenomena terkait VIM belum sepenuhny dipahami dan masih banyak lagi kajian harus dilakukan untuk itu. Sebagaian gambaran rangkuman informasi mengenai fenomena terkait VIM dapat dilihat dalam tabel 3.1 adanya VIM menjadikan pola iklim di wilayah Benua Maritim Indonesia BMI menjadi lebih kompleks. 12 11 Ibid.,h. 9. 12 Ibid. 19 Tabel 2.2 Tren Perubahan Temperatur Permukaan Bumi Dari Beberapa Kajian Iklim di Indonesia 13 No Literatur Sumber Tren Linier Periode Data Keterangan 1 Harger 1.35°-1.64° selama 100 tahun 1949-1992 Data observasi dari 33 stasiun di Indonesia 2 KLH 0,047°Ctahun minimum dan 0,017°CTahun Maksimum 1980-2002 Analisis tren dari temperatur maksimum dan minimum untuk 33 stasiun jika dihitung secara rata-rata maka didapatkan nilai sekitar 3,2°C100 TAHUN 3 Bappenas 2010c 0,5°C100 tahun Abad ke-20 Data Observasi di Jakarta dan Ampenan Lombok yang, dari segi panjang rekaman data, dianggap paling representatif 4 KLH 0,63°C 100 tahun di Malang KLH, 2012a, 0,20°C100 tahun di Tarakan KLH, 2012c, - 0,14°C100 tahun di Palembang KLH,2012d Kajian di daerah Malang, Tarakan dan Palembang berdasarkan data University of Delaware dan pengamatan lokal selama abad ke-20 1910-2010: nilai tren umumnya positif untuk 25 tahun terakhir 13 Ibid.,h. 10. 20 b. Variasi Antar-Tahunan Inter-Annual Variations Pola curah hujan di Indonesia juga mempunyai ciri keragaman variabilitas antar-tahunan interannual yang sudah terdokumentasikan sejak lama membuktikan bahwa variasi curah hujan antar-tahunan di Indonesia di Indonesia dipengaruhi oleh fenomena iklim terkait dengan variasi anomali suhu permukaan laut ASPL di Pasifik Tengah dan Timur serta Anomali tekanan permukaan laut di Pasifik Barat utara Australia dan dikenal sebagai fenomena EL NINO Southern Oscilation ENSO. Peningkatan penurunan ASPL di wilayah tersebut menandai kejadian EL NINO LA NINA yang dapat menyebabkan bertambah panjangnya periode musim kering basah dan berakibat kepada penurunan peningkatan jumlah curah hujan musiman dan tahunan di sebagian besar wilayah di Indonesia. Selain pengaruh ENSO dari S.Pasifik , variasi antar-tahunan curah hujan di wilayah muson juga disebabkan oleh fenomena serupa di S.Hindia, yang dikenal dengan fenomena Indian Ocean DipoleIOD. 14 c. Variasi Antar- Dasawarsa Inter-Decadal Variations Fenomena atmosfer dengan periode osilasi 10-12 tahun telah lama diidentifikasi oleh para peneliti hasil analisis data curah di banyak tempat juga seringkali memperlihatkan sinyal dengan periode ulang serupa, yang juga berkolerasi dengan periode aktivitas bintik hitam matahari. Akan tetapi, mekanisme fisis yang menjelaskan hubungan antara aktivitas bintik matahari dengan curah hujan masih menjadi perdebatan. 15 d. Iklim Maritim dan Variasi Tinggi Muka Air Laut Seperti halnya diatas daratan, kondisi cuaca dan iklim diatas perairan laut wilayah Indonesia sangat dipengaruhi oleh sirkulasi muson Asia-Australia tetapi dengan karakteristik yang mungkin sangat berbeda. Berlainan dengan daratan, suhu permukaan laut SPL tidak 14 Ibid. 15 Ibid., h.11. 21 hanya ditentukan oleh radiasi matahari tetapi juga dipengaruhi arus laut gerak vertikal air laut baik gerak naik upwelling maupun turun downwelling. Secara umum SPL di perairan Indonesia pada bulan Januari bernilai diatas 28°C dan pada bulan Agustus SPL lebih rendah dari 27°C. 16 e. Tren Perubahan Temperatur Permukaan “Pengaruh pemanasan global dalam kenaikan tempratur permukaan di Indonesia dapat diperkirakan tidak lebih besar dari 1,0°C selama abad ke-20 ”. 17 f. Tren Perubahan Curah Hujan Berdasarkan analisi curah hujan musiman di wilayah Indonesia dalam laporan Indonesia Second NaTIONAL Comunication KLH, 2010, kenaikan curah hujan untuk Desember-Januari-Februari DJF terjadi hampir diseluruh P.Jawa dan Indonesia bagian timur, seperti Bali, NTB, dan NTT. Untuk curh hujan Juni-Juli-Agustus JIA, tern penurunan yang signifikan dapat ditemui di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali Pandeglang Jawa Barat, Makassar Sulawesi Selatan, Manokwari, Sorong Papua, dan Maluku. 18

5. Perubahan Iklim

a. Peran Iklim Perlu diketahui bahwa iklim merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan seperti dalam bidang pertanian, transportasi atau perhubungan, telekomunikasi, dan pariwisata. Peran iklim di bidang pertanian diantaranya: 1 Menentukan waktu tanam 16 Ibid. 17 Ibid.,h. 12. 18 Ibid, h. 13.