12 penelitian sebelumnya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta BEJ selama periode 2004-2009. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang
berjudul
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur di Indonesia Melakukan Pergantian Kantor Akuntan
Publik”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia?
2. Apakah ukuran KAP berpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia?
3. Apakah tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia?
4. Apakah fee audit berpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang:
13
a.
Pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian kantor akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia.
b.
Pengaruh ukuran KAP terhadap pergantian kantor akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia.
c.
Pengaruh tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap pergantian kantor akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia.
d.
Pengaruh fee audit terhadap pergantian kantor akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Secara Praktis 1. Bagi Profesi Akuntan Publik
Menjadi bahan informasi pada profesi akuntan publik tentang praktik pergantian KAP yang dilakukan perusahaan.
2. Bagi Perusahaan Menjadi bahan informasi bagi perusahaan mengenai faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pergantian KAP.
b. Secara Teoritis Adapun manfaat penelitian secara teoritis yang diharapkan adalah:
14 1. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan wawasan terhadap pengembangan pengauditan khususnya
mengenai pergantian KAP. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini sebagai sumber referensi dan informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai pembahasan
pergantian KAP.
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Audit
Pengertian audit menurut Boynton et. al., 2001 adalah proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan
kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi
tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan Arens dan Loebbecke, 2006 dalam Yohanes, 2012. Auditing harus dilaksanakan
oleh seseorang yang kompeten dan independen. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan audit sebagai proses
sistematis dengan serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur dan terorganisir yang memiliki perencanaan audit dan
perumusan strategi audit. Agar tujuan audit tercapai, perencanaan dan perumusan strategi membutuhkan banyak pengambilan keputusan pada
saat prosedur pemilihan bukti audit dilakukan. Pengumpulan bukti
16 mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti
tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penyampaian hasil audit dilakukan
secara tertulis dalam bentuk laporan audit audit report. Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi
keuangan seperti pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor dan kantor pelayanan pajak.
2. Pergantian Kantor Akuntan Publik
Pergantian kantor akuntan publik adalah perpindahan auditor atau KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien. Pergantian KAP tersebut
muncul karena adanya kewajiban rotasi audit. Pergantian KAP tersebut dapat bersifat mandatory wajib ataupun voluntary sukarela Widowati
dan Mukodim, 2012. Aturan mengenai perpindahan KAP secara wajib telah ditetapkan oleh banyak negara. Hal tersebut dipelopori oleh regulator
pemerintahan Amerika yang membuat The Sarbanas Oxley Act SOX yang memuat aturan mengenai wajibnya perusahaan melakukan pergantian
KAP. Perpindahan KAP dapat pula terjadi karena voluntary sukarela. Perpindahan KAP secara sukarela ini dapat dipicu oleh beberapa faktor,
baik yang berasal dari klien maupun dari pihak auditor atau KAP. Pergantian auditor secara wajib dengan secara sukarela bisa dibedakan atas
dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu independensi auditor. Jika pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka perhatian
17 utama adalah pada sisi klien. Sebaliknya jika pergantian secara wajib,
perhatian utama beralih kepada auditor Pelu dan Kuswanto, 2012. Pada pergantian secara wajib, yang terjadi adalah pemisahan paksa
oleh peraturan. Peraturan-peraturan pada kewajiban rotasi auditor merupakan peraturan yang mengatur tentang pembatasan audit yaitu audit
tenure dan auditor switching sekarang ini di Indonesia. Peraturan mengenai hal tersebut terdapat pada Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2011 Pasal 4 ayat 1 Pemberian jasa audit oleh Akuntan Publik danatau KAP atas informasi keuangan historis suatu klien untuk
tahun buku yang berturut-turut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu, dan ayat 2 Ketentuan mengenai pembatasan pemberian jasa audit atas
informasi keuangan historis diatur dalam Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah yang berkenaan dengan hal tersebut, yaitu Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor: 17PMK.012008 pasal 3 dapat disimpulkan bahwa tentang pemberian jasa audit umum atas laporan
keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 enam tahun buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling
lama untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak
memberikan jasa audit kepada klien yang lain. Peraturan ini merupakan perbaharuan dari Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 359KMK.062003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik” yaitu bahwa pemberian jasa audit umum atas
18 laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama
untuk 5 tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 tahun berturut-turut. Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 359KMK.062003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik” dikeluarkan atas perbaharuan dari Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 423KMK.062002 pasal 4. Apabila suatu KAP diminta untuk mengaudit laporan keuangan sebuah
perusahaan, hal pertama yang harus dipahami KAP adalah memahami lingkungan bisnis perusahaan klien serta risiko audit klien. Pemahaman
dua faktor tersebut harus dilakukan oleh KAP yang baru dimana jika tidak dilakukan maka konsekuensinya adalah meningkatnya kegagalan audit.
3. Pergantian Manajemen
Istilah manajemen menunjuk pada kelompok perorangan yang secara aktif merencanakan, melakukan koordinasi, serta mengendalikan jalannya
operasi transaksi klien. Dalam konteks auditing, manajemen menunjuk pada para pejabat perusahaan, pengawas, dan personel kunci sebagai
penyelia supervisor. Pergantian manajemen perusahaan terjadi jika perusahaan mengubah jajaran dewan direksinya. Pergantian manajemen
disebabkan karena pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri atau keputusan rapat umum pemegang saham, sehingga pemegang saham harus
melakukan pergantian manajemen yang baru yaitu direktur utama atau Chief Executive Officer CEO. Dengan adanya CEO yang baru
mengakibatkan perubahan pada kebijakan di dalam perusahaan seperti
19 dalam bidang akuntansi,keuangan dan pemilihan sebuah KAP Pratini dan
Astika, 2013. Pergantian manajemen dapat menyebabkan adanya pergantian KAP
oleh pihak manajemen yang baru. Hal ini disebabkan karena adanya pergantian manajemen dalam perusahaan tentunya akan diikuti dengan
adanya perubahan kebijakan. Pihak manajemen yang baru akan membuat kebijakan yang sesuai dengan keinginan dan tujuan mereka Pelu dan
Kuswanto, 2012. Menurut kajian pustaka, manajemen perusahaan ingin mempengaruhi pilihan keputusan auditor dan memiliki motivasi
mengganti auditor untuk mengejar kepentingan diri mereka sendiri. Dengan perubahan dalam pengelola perusahaan dan Direktur, manajer
baru dapat memilih untuk beralih auditor karena mereka memiliki hubungan kerja yang lebih disukai dengan auditor tertentu Williams, 1988
dalam Chadegani, et al 2011 atau mereka mencari auditor yang lebih akomodatif dengan pilihan mereka dan penerapan kebijakan Akuntansi
Schwartz Menon, 1985 dalam Chadegani, et al, 2011. Wibowo 2012 dalam Dwiyanti dan Sabeni 2014 menyatakan bahwa masuknya orang
baru, CEO atau manajer, dapat dipakai sebagai tanda bahwa cara lama perlu berubah. Dengan adanya pergantian pada manajemen, dapat terjadi
perubahan akibat penerbitan kebijakan-kebijakan, salah satunya pergantian
KAP.
Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya. Manajemen akan memerlukan auditor yang lebih
20 berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan perusahaan yang cepat. Jika
hal ini tidak terpenuhi, maka kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditornya Joher et al., 2000 dalam Susan dan Trisnawati,
2011.
4. Ukuran KAP
Salah satu peran Kantor Akuntan Publik KAP pada perusahaan adalah untuk memberikan jasa atestasi atas laporan keuangan perusahaan.
Pemberian opini oleh auditor atas laporan keuangan perusahaan meliputi kewajaran penyajian laporan keuangan berdasarkan Prinsip Akuntansi
yang berlaku umum. Opini yang dikeluarkan oleh auditor akan menambah keyakinan pihak yang berkepentingan atas informasi yang disajikan oleh
perusahaan. Kualitas audit yang dilaksanakan oleh akuntan publik dapat dinilai dari ukuran KAP yang melaksanakan proses audit. KAP besar atau
KAP Big Four dipandang akan melaksanakan proses audit dengan lebih berkualitas jika dibandingkan dengan KAP kecil atau KAP Non-Big Four
Ginting dan Fransisca, 2014.
Ukuran KAP juga mempengaruhi kualitas audit yang berdampak pada terjadinya pergantian auditor. Ukuran dari KAP digolongkan dalam Big
Four dan Non Big Four. KAP Big Four dianggap lebih mampu meningkatkan indepedensi dibandingkan KAP yang kecil dan KAP Non
Big Four diaggap memiliki tingkat independensi lebih rendah daripada KAP Big Four. Klien cenderung berpindah KAP ke Big Four untuk
mencari audit yang lebih baik Pratini dan Astika, 2013.
21 Ukuran KAP bisa dilihat dari beberapa hal yang berkaitan dengan
KAP tersebut, misalnya number of client dan sales revenue dari KAP tersebut Beatty 1989 dalam Divianto, 2011. Namun banyak pula peneliti
yang menggunakan dikotomi brand name KAP yang sudah dikenal luas sebagai pembedaan ukuran KAP, sedangkan istilah ukuran KAP sering
diganti dengan klasifikasi KAP Divianto, 2011. Reputasi KAP Big Four signal kredibilitas dan menciptakan nilai lebih bagi perusahaan di mata
pemegang saham dan kredibilitas auditor mungkin mengambil alih pentingnya penemuan kecurangan perusahaan Weiner, 2012.
Beberapa penelitian yang menggunakan ukuran KAP sebagai proksi kualitas audit ternyata berhasil membuktikan secara empiris bahwa
terdapat perbedaan kualitas antara KAP berukuran besar Big four accounting firms dengan KAP berukuran kecil non big four accounting
firms. Hal ini mengindikasikan bahwa KAP Big Four lebih profesional dibandingkan dengan KAP Non Big Four.
Adapun KAP dan auditor yang termasuk dalam kelompok The Big
Four yaitu:
a Deloitte Touche Tohmatsu Deloitte yang berafiliasi dengan Hans Tuanakotta Mustofa Halim; Osman Ramli Satrio Rekan; Osman
Bing Satrio Rekan. b Ernst Young EY yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko
Sandjaja; Purwantono; Sarwoko Sandjaja.
22 c Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG yang berafiliasi dengan
Siddharta Siddharta Widjaja. d PricewaterhouseCoopers PwC yang berafiliasi dengan Haryanto
Sahari Rekan. KAP non big four adalah semua KAP selain big four.
5. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan adalah sebuah skala untuk mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam
industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan Ginting dan Suryana, 2014. Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan
diproksikan dengan tingkat penjualan perusahaan. Karena penjualan
merupakan aktivitas utama perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Tingkat pertumbuhan perusahaan menjadi salah satu hal yang
perlu dipertimbangan bagi investor untuk membuat keputusan terhadap investasinya. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa bisnis yang dijalankan
oleh perusahaan tidak mengalami stagnancy. Wijaya, 2013. Pada umumnya, ukuran yang menjadi sinyal bahwa perusahaan
mengalami pertumbuhan atau company growth adalah ukuran finansial seperti adanya peningkatan jumlah aset, jumlah pendapatan, dan jumlah
karyawan Gunady dan Mangoting, 2013. Menurut Ratnawati 2007 dalam Gunady dan Mangoting 2013, pertumbuhan perusahaan yang
berkelanjutan adalah tingkat dimana penjualan perusahaan dapat tumbuh
23 tergantung pada bagaimana dukungan aset terhadap peningkatan penjualan
dengan cara mengurangkan penjualan bersih sekarang dengan penjualan bersih tahun sebelumnya dibagi dengan total aset.
Ketika pertumbuhan perusahaan tinggi, maka auditor akan cenderung mempertahankan KAP daripada pertumbuhan perusahaan yang rendah.
Hal ini dikarenakan ketika bisnis terus bertumbuh, permintaan untuk independensi yang lebih tinggi dan perusahaan audit yang berkualitas
untuk mengurangi biaya keagenan serta memberikan layanan non-audit yang dibutuhkan untuk meningkatkan perluasan perusahaan. Altman
1968 dalam Dewi 2011 mengemukakan bahwa perusahaan dengan negative growth mengindikasikan kecendurungan yang lebih besar kearah
kebangkrutan sehingga perusahaan yang mengalami penurunan pada penjualan maka akan terjadi penurunan pula pada labanya.
Ketika sebuah perusahaan mengalami pertumbuhan yang baik, sangat dimungkinkan perusahaan memilih Kantor Akuntan Publik yang jauh
lebih baik dibanding sebelumnya demi menaikkan reputasi perusahaan di mata pihak eksternal. Perusahaan akan mengganti Kantor Akuntan Publik
jika perusahaan menganggap Kantor Akuntan Publik yang lama tidak dapat memenuhi tuntutan yang ada.
6. Fee Audit
Fee audit adalah imbalan berupa sejumlah uang tertentu yang diperoleh akuntan ataupun KAP dari kliennya atas jasa audit yang
diberikan dengan dasar pembebanan, waktu dan biaya yang digunakan
24 akuntan dalam menjalankan keahliannya. Fee audit merupakan hal yang
tak kalah pentingnya dalam penerimaan penugasan. Selain itu bagaimana proses penentuan fee audit juga penting bagi auditor yang bekerja di KAP,
terutama dalam menangani klien. Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung oleh risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan,
tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan, dan pertimbangan profesional
lainnya. Auditor tidak diperkenankan untuk mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee audit yang dapat berdampak merusak citra profesi
auditor. Ada beberapa cara dalam penentuan atau penetapan fee audit Halim
2008 dalam Amilin dan Desfiandi 2009, antara lain: 1 per diem basis, 2 flat atau kontrak basis dan 3 maksimum fee basis. Penjelasannya
adalah sebagai berikut: a.
Per diem basis Pada cara ini fee audit ditentukan dengan dasar waktu yang digunakan
oleh tim auditor. Pertama kali audit fee per jam ditentukan, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu audit yang dihabiskan oleh tim. Tarif
fee audit per jam untuk tiap tingkatan staf tertentu dapat berbeda-beda. b. Flat atau kontrak basis
Pada cara ini audit fee dihitung sekaligus secara borongan tanpa memperhatikan waktu audit yang dihabiskan. Yang penting pekerjaan
terselelesaikan sesuai dengan aturan atau perjanjian.
25 c.
Maksimum fee basis Cara ini menggunakan gabungan dari kedua cara di atas. Pertama kali
tentukan tarif per jam, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu tertentu tetapi dengan batasan maksimum. Hal ini dilakukan agar
auditor tidak mengulur-ngulur waktu sehingga menambah jam atau waktu kerja.
Seorang auditor tentunya bekerja untuk memperoleh penghasilan yang memadai sesuai dengan tugas audit yang dijalankannya. Oleh karena
itu, penentuan fee audit harus disepakati bersama terlebih dahulu oleh klien dan auditor tersebut. Pengurangan fee audit telah diidentifikasi
dalam penelitian sebelumnya sebagai alasan utama dalam pergantian KAP. Eichenseher dan Shields 1983 dalam Chadegani et.al 2011
menemukan bahwa fee audit dan hubungan kerja yang baik merupakan dua faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan pemilihan
auditor yang dilakukan perusahaan. Perusahaan tentunya dihadapkan dengan hal-hal yang dapat memicu terjadinya kenaikan fee audit.
Ketika fee audit melampaui batas tolerasni yang ditetapkan perusahaan, perusahaan akan mencari auditor dengan penawaran fee
audit yang lebih rendah meskipun mereka harus melepas auditor yang biasa mereka gunakan untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan.
Saat manajer merasa tidak nyaman dengan fee audit yang mereka bayarkan, mereka akan mencoba untuk melakukan pergantian KAP,
26 sehingga dapat menemukan penawaran yang lebih baik dengan fee
audit yang mereka tawarkan.
B. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Pergantian Manajemen Terhadap Pergantian KAP
Pergantian manajemen terjadi apabila perusahaan mengubah jajaran dewan direksinya. Pergantian manajemen perusahaan dapat diikuti oleh
perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP. Selain itu pergantian manajemen juga disebabkan karena keputusan
rapat umum pemegang saham atau pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri sehingga pemegang saham harus mengontrak atau
mengganti manajemen baru yaitu direktur utama atau CEO Chief Executive Officer. Berubahnya struktur manajemen merupakan hal yang
biasa terjadi, terutama untuk perusahaan-perusahaan go public. Perubahan manajemen ini seperti perubahan dewan direksi, financial controller dan
direktur manajemen, serta perubahan pada struktur komite audit Ismail et al., 2008 dalam Wijaya 2013. Dengan adanya perubahan dalam struktur
jajaran dewan direksi, baik direktur maupun komisaris tidak menutup kemungkinan perusahaan akan melakukan pergantian KAP karena setiap
manajemen memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing. Oleh sebab itu, perusahaan akan cenderung untuk mencari KAP yang sesuai dengan
kebijakan-kebijakan manajemennya.
27 Schwartz dan Menon 1985 dalam Chadegani et.al. 2011 serta
Pratini dan Astika 2013 menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan pergantian manajemen akan mengganti KAP nya karena manajemen akan
mencari KAP yang sesuai dengan keinginan perusahaan. Berdasarkan penelitian tersebut bahwa jika terjadi pergantian CEO di
dalam perusahaan, maka pihak CEO akan memilih KAP yang sesuai dengan kebijakannya. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
Aprilia 2013, Susan dan Trisnawati 2011, Wijayani dan Juniarti 2011 serta Sinarwati 2010 berhasil membuktikan bahwa pergantian
manajemen berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma 2007,
Chadegani et.al. 2011 serta Suparlan dan Andayani 2010 tidak menemukan pengaruh yang signifikan antara pergantian manajemen
dengan pergantian KAP. Berdasarkan hasil berbeda tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha
1
: Pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP.
2. Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Pergantian KAP
Manajemen dan perusahaan akan mencari KAP yang bereputasi tinggi karena investor dan para pihak yang menggunakan laporan keuangan
lebih percaya pada hasil audit yang dikeluarkan oleh KAP yang mempunyai reputasi. Hal tersebut disebabkan karena pada dasarnya para
investor dan para pemakai laporan keuangan menjadikan reputasi auditor sebagai indikator kredibilitas laporan keuangan. Adanya faktor expertise
28 itu akan menentukan perubahan auditor oleh perusahaan sehingga
perusahaan lebih memilih KAP besar Mardiyah, 2002 dalam Divianto, 2011. Selain itu adanya persepsi bahwa semakin mahal biaya jasa
sebuah kantor akuntan publik maka akan semakin baik dan profesional pula pelayanannya, yang kemudian hal tersebut akan menentukan
kesuksesan perusahaan klien. KAP yang besar Big Four biasanya sudah memiliki reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis, dan cara mereka
mempertahankan reputasinya adalah dengan cara mempertahankan independensi, sehingga image mereka di mata para pemakai laporan
keuangan tetap terjaga baik. KAP yang lebih besar juga sering dipandang lebih dapat mempertahankan independensi dibandingkan KAP kecil,
karena KAP besar menyediakan layanan untuk klien dalam jumlah yang besar, sehingga dapat mengurangi ketergantungan mereka terhadap klien
tertentu sehingga jika perusaan sudah menggunakan KAP besar maka kecenderungan
untuk melakukan
penggantian KAP
kecil kemungkinannya. Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia 2013 serta
Damayanti dan Sudarma 2007 menemukan bukti bahwa ukuran KAP berpengaruh signifiikan terhadap pergantian KAP. Adanya faktor
expertise KAP akan menentukan perubahan audit sehingga perusahaan akan lebih memilih KAP Big Four untuk meningkatkan kredibilitas
perusahaan di mata pelaku pasar. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Susan dan Trisnawati 2011, yang menguji variabel ukuran KAP sebagai
29 faktor yang mepengaruhi pergantian KAP. Dan hasilnya ukuran KAP
berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP pada perusahaan- perusahaan di Indonesia. Perusahaan akan lebih memilih KAP yang
kredibilitasnya tinggi karena dianggap lebih profesional dalam penugasannya.
Penelitian Prastiwi dan Wilsya 2009 yang mengukur ukuran KAP dengan mengidentifikasikannya dengan variabel tipe KAP. Variabel tipe
KAP didefinisikan sebagai besar kecilnya KAP yang mengaudit perusahaan. KAP besar adalah KAP yang berafiliasi dengan KAP Big
Four, sedangkan KAP kecil adalah KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP Big Four. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi dan
Wilsya 2009 perusahaan yang bekerja sama dengan Big Four menurunkan kemungkinan perpindahan auditor dibandingkan perusahaan
yang bekerja sama dengan Non Big Four. Hasil penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Chadegani et al.,
2011, Wijayani dan Juniarti 2011 serta Juhantari dan Ramini 2013. Ukuran KAP dapat menentukan kualitas jasa yang diberikan. KAP besar
atau dalam penelitian ini disebut KAP Big Four cenderung lebih banyak pengalaman audit dibandingkan KAP kecil atau KAP Non Big Four.
KAP Big Four cenderung memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit dan menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi
dibandingkan KAP Non Big Four. Sehingga untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dan untuk menarik minat investor,
30 perusahaaan akan menggunakan jasa audit dari KAP besar. Hal inilah
yang menjadi dasar perusahaan yang sudah menggunakan KAP Big Four tidak berpindah ke KAP Non Big Four. Sebaliknya, penelitian yang
dilakukan oleh Pratini dan Astika 2013 tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh ukuran KAP terhadap pergantian KAP. Berdasarkan
peryataan beragam di atas, maka dirumuskan hipotesa sebagai berikut: Ha
2
: Ukuran KAP berpengaruh terhadap pergantian KAP.
3. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Pergantian
KAP
Tingkat pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kualitas baik industrinya maupun kualitas baik
kegiatan ekonominya secara keseluruhan Weston dan Copeland, 1992. Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan tingkat
penjualan perusahaan. Karena penjualan merupakan aktivitas utama perusahaan.
Ketika pertumbuhan perusahaan tinggi, maka auditor akan cenderung mempertahankan KAP daripada pertumbuhan perusahaan yang rendah.
Hal ini dikarenakan ketika bisnis terus bertumbuh, permintaan untuk independensi yang lebih tinggi dan perusahaan audit yang berkualitas
untuk mengurangi biaya keagenan serta memberikan layanan non-audit yang dibutuhkan untuk meningkatkan perluasan perusahaan. Altman
1968 dalam Dewi 2011 mengemukakan bahwa perusahaan dengan negative growth mengindikasikan kecendurungan yang lebih besar kearah
31 kebangkrutan sehingga perusahaan yang mengalami penurunan pada
penjualan maka akan terjadi penurunan pula pada labanya. Apabila manajemen tidak segera melakukan tindakan untuk memperbaikinya,
kemungkinan perusahaan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan klien yang memiliki rasio pertumbuhan pemjualan
yang negatif cenderung untuk melakukan pergantian KAP. Berdasarkan argumen diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan melakukan
pergantian KAP bagi klien yang pertumbuhannya besar lebih rendah dibandingkan dengan klien yang pertumbuhannya kecil. Berdasarkan dari
argumen tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha
3
: Tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP.
4. Pengaruh Fee Audit Terhadap Pergantian KAP
Pengurangan fee audit telah diidentifikasi dalam penelitian sebelumnya sebagai alasan utama dalam pergantian KAP. Menurut Eichenseher dan
Shields 1983 dalam Chadegani et.al 2011 menemukan bahwa fee audit dan hubungan kerja yang baik merupakan dua faktor penting yang dapat
mempengaruhi keputusan pemilihan auditor yang dilakukan perusahaan. Perusahaan tentunya dihadapkan dengan hal-hal yang dapat memicu
terjadinya kenaikan fee audit. Ketika fee audit melampaui batas toleransi yang ditetapkan perusahaan, perusahaan akan mencari auditor dengan
penawaran fee audit yang lebih rendah meskipun mereka harus melepas auditor yang biasa mereka gunakan untuk mengaudit laporan keuangan
32 perusahaan. Saat manajer merasa tidak nyaman dengan fee audit yang
mereka bayarkan, mereka akan mencoba untuk melakukan pergantian KAP, sehingga dapat menemukan penawaran yang lebih baik dengan fee
audit yang mereka tawarkan. Auditor menetapkan fee audit yang sesuai dan wajar dengan
mempertimbangkan tugas yang akan dikerjakan, apakah dalam pelaksanaannya membutuhkan biaya yang tinggi, tingkat kesulitan, serta
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses auditnya. Dorongan untuk berpindah KAP dapat disebabkan oleh fee audit yang relatif tinggi
yang ditawarkan oleh suatu KAP pada perusahaan sehingga tidak ada kesepakatan antara perusahaan dengan KAP tentang besarnya fee audit dan
dapat mendorong perusahaan untuk berpindah kepada KAP yang lain Schwartz dan Menon, 1985 dalam Damayanti dan Sudarma, 2007.
Penelitian yang dilakukan oleh Chadegani et al., 2011 menemukan bahwa fee audit tidak berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP di
Malaysia. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma 2007, Ginting dan Fransisca 2014 membuktikan bahwa fee
audit berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP. Berdasarakan penelitian-penelitian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha
4
: Fee audit berpengaruh terhadap pergantian KAP.
33
C. Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.1
34
Tabel 2.1
No Peneliti
tahun
Judul Penelitian Metodologi penelitian
Hasil Penelitian Persamaan
Perbedaan
1 Kawijaya
dan Juniarti
2002 Faktor-faktor yang
Mendorong Perpindahan Auditor
Auditor Switch pada Perusahaan-perusahaan
di Surabaya dan Sidoarjo
Variabel pergantian manajemen, auditor
switch Variabel qualified audit
opinion, merger, ekspansi. Instrumen pengumpulan data
yang digunakan kuesioner, responden yang menjadi
subjek penelitian adalah perusahaan yang ada di Jawa
Timur, terutama yang berdomisili di Surabaya dan
Sidoarjo, sedangkan peneliti menggunakan objek
penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI. Penelitian ini tidak berhasil
membuktikan bahwa qualified opinion, merger, management
changes, dan ekspansi merupakan faktor yang
signifikan dalam memprediksi perpindahan KAP auditor
switch yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
menjadi objek penelitian.
2 Damayanti
dan Sudarma
2007 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perusahaan Berpindah
Kantor Akuntan Publik Variabel pergantian
manajemen, ukuran KAP, fee audit.
Variabel peneliti terdahulu menggunakan presentasi
perubahan ROA, kesulitan keuangan, dan opini audit.
Objek penelitian pada perusahaan go public di BEJ.
Variabel fee audit dan ukuran KAP yang mempunyai
pengaruh terhadap perusahaan publik di Indonesia berpindah
KAP.
Sumber: diolah dari berbagai referensi
35 Sumber: diolah dari berbagai referensi
No Peneliti
tahun
Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan
Perbedaan
3
Chadegani et, al
2011 The Determinant Factor
of Auditor Switch Among Companies
Listed on
Tehran Stock Exchange Variabel
pergantian manajemen, ukuran KAP,
audit fee Variabel peneliti terdahulu
menggunakan variabel opini audit Qualified, financial
distress, ukuran perusahaan klien.
Hanya ukuran KAP secara signifikan
berhubungan dengan auditor switch di
TSE.
4
Susan dan Trisnawati
2011 Faktor- faktor yang
Mempengaruhi Perusahaan Melakukan
Auditor Switch Variabel pergantian
manajemen dan ukuran KAP
Variabel pertumbuhan perusahaan dan fee audit
Pergantian manajemen dan ukuran KAP berpengaruh
terhadap auditor switch.
5
Suyono, et al,. 2013
Determinant Factors
Affecting the
Auditor Switching: An Indonesian
Case Variabel ukuran KAP
Variabel peneliti terdahulu menggunakan
variabel tingkat persaingan diantara
perusahaan audit, dan masa perikatan
audit, menggunakan
metode survey dengan menyebarkan
kuesioner. Kondisi keuangan klien,
tingkat persaingan diantara perusahaan audit dan masa
perikatan audit berpengaruh signifikan terhadap auditor
switching. Tabel 2.1 Lanjutan
36 Tabel 2.1 Lanjutan
No Peneliti
tahun
Judul Penelitian Metodologi penelitian
Hasil Penelitian Persamaan
Perbedaan
6
Putra 2014
Pengaruh Financial Distress, Rentabilitas,
Pertumbuhan Perusahaan, dan Opini
Audit pada Pergantian Auditor
Variabel pertumbuhan perusahaan, teknik
analisis data menggunakan regresi
logistik Peneliti terdahulu
menggunakan variabel financial distress,
perubahan rentabilitas dan opini audit.
Sedangkan peneliti menggunakan variabel
pergantian manajemen, ukuran KAP, dan fee
audit. Financial distress, Perubahan
rentabilitas, Tingkat pertumbuhan perusahaan klien tidak berpengaruh
pada pergantian auditor dan Opini audit berpengaruh signifikan pada
pergantian auditor.
7 Ginting
dan Fransisca
2014 Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pergantian Kantor
Akuntan Publik pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Malaysia Variabel ukuran KAP,
tingkat pertumbuhan perusahaan klien, fee
audit, sampel perusahaan maufaktur
Peneliti terdahulu menggunakan variabel
ukuran perusahaan klien, opini audit.
Secara parsial, hanya fee audit yang berpengaruh terhadap pergantian
KAP untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Malaysia
untuk periode
2008 sampai 2012. Sedangkan ukuran
KAP, ukuran
klien, tingkat
pertumbuhan klien, fee audit dan opini
audit tidak
berpengaruh terhadap pergantian KAP
Sumber: diolah dari berbagai referensi
37
D. Kerangka Berpikir