kebutuhan makanan, keamanan maupun kebutuhan lainnya mengharuskan manusia hidup bermasyarakat. Masyarakat merupakan golongan besar atau kecil dari
beberapa manusia yang saling pengaruh mempengaruhhi antara yang satu dengan yang lain. Ibn Khaldun mengartikan masyarakat dengan “Ijtima’ al-Basyari”, karena
hal ini merupakan keharusan maka Ibn Khaldun meberikan istilah dengan “Ijtama’ al-Basyari al-Dlaruryyat”.
125
Perkembangan manusia secara individu dan kebutuhan untuk saling memenuhi kebutuhan melahirkan rasa kebersamaan dan saling tolong
menolong, tahap perkembangan inlah yang menjadi acuan teoritis pengembangan masyarakat.
d. Negara
Keharusan adanya organisasi kemasyarakatan dapat dijelaskan dengan skematis sebagaimana diatas, yaitu individu yang saling membutuhkan dan saling tolong
menolong dan kemudian terciptalah masyarakat. Eksistensi kemasyarakatan tidak aka nada jika tidak ada organi kemasyarakatan. Ketika umat manusia telah mencapai
organisasi kemasyarakatan dan ketika peradaban telah menjadi kenyataan, maka manusia memerlukan seseorang yang akan memelihara mereka, sesuai dengan
kehendak Tuhan, yaitu untuk memakmurkan dan menjadikan mereka khalifah, dengan sendirinya yang akan melaksanakan kewajiban ini haruslah dari kelompok
mereka sendiri.
126
Watak kepemimpinan ini sesuai dengan fenomena alam dan bahkan watak kepemimpinan juga dimiliki oleh binatang seperti lebah. Di kalangan
lebah ada ketaatan kepemimpinan hukum dan pemimpin yang berasal dari salah satu
125
Ibnu Khaldun, Muqaddimah, Kairo: Dar al-Fikr, tt. Hal. 37
126
Fuad Ba’ali, Society State and Urbanism Ibn Khalduns Sociological Thought, hal. 30
di antara mereka yang menonjol. Keharusan adanya pemimpin dalam kehidupan manusia inilah yang dinamakan al-Mulk atau kedaulatan.
127
Konsep al-Mulk kedaulatan ini merupakan konsep tentang kenegaraan. Kekuasaan terdapat dalam keseluruhan hidup manusia terlepas apakah manusia itu
beragama atau tidak. Dinamika Negara dalam artian wilayah dan rakyatnya, baik atau buruk ditentukan oleh komponen Negara serta budaya yang dikembangkan.
Dalam sistem khalifah Negara dijadikan sebagai tempat untuk membentuk tatanan masyarakat Islam. Menurut Ibn Khaldun negara dan kedaulatan tidak dapat
dipisahkan dengan peradaban. Pengembangan masyarakat Islam dalam konteks Negara adalah menciptakan
suatu peradaban sesuai dengan nilai-nilai moral agama, sehingga elemen-elemen peradaban yang meliputi organisasi sosial, kekuasaan, usaha hidup, ilmu
pengetahuan dan keahlian diatur dan dikembangan secara komprehensif melalui komponen kenegaraan baik sistem pemerintahan, perundang-undangan, sistem
kebudayaan. Negara sebagai wadah menciptakan masyarakat yang memiliki peradaban yang tinggi berdasarkan syari’at agama.
e. Peradaban Al-‘Umran