mengarahkan kepada kebenaran. Keluarga dalam pemikiran Ibn Khaldun lebih didasarkan pada rasa kekeluargaan, hal ini menimbulkan adanya sikap saling
membutuhkan dan saling tolong menolong. Dengan sikap solodaritas dan ikatan kekeluargaan ‘ashabiyat, maka diarahkan pada pembinaan dan orientasi kea rah
pembinaan yang lebih baik yang berpijak pada ajaran agama, dan sebaliknya. Pembinaan agama tanpa adanya solidaritas sosial tidak akan berjalan dengan baik.
122
Sikap keagamaan dapat meredam pertentangan dan iri hati serta dengki. Pembinaan keagamaan yang diarahkan pada pembinaan sikap kekeluargaan akan dapat
berlangsung dengan baik.
c. Masyarakat
Manusia merupakan makhluk sosial, ketidak mandirian manusia itu dapat dilihat dari dua kenyataan, pertama dari segi pemenuhan kebutuhan pokok dan yang kedua
dari segi mempertahankan diri.
123
Dalam kedua hal ini tidak ada seorangpun dapat mempertahankan diri secara pribadi dan tidak ada seorangpun yang dapat memenuhi
kebutuhan pokoknya secara sendirian, karena itu manusia memerlukan kerjasama untuk memperoleh makanan dan senjata untuk mempertahankan diri mereka.
Sifat manusia secara alami adalah saling tolong menolng dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Kerjasama dan saling membantu
antara sesama manusia merupakan bentuk aktivitas yang menyatukan.
124
Dari sikap alami manusia yang saling membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hhidup, baik
122
Fuad Ba’ali, Society State and Urbanism Ibn Khalduns Sociological Though, hal. 153. Dalam hal ini Ibn Khaldun melihat adanya sikap kaum Nomad yang meninggalkan Islam dan mengikuti ajaran
Nabi-nai palsu setelah wafatnya Nabi, pengikut nabi-nai palsu ini karena nabi-nabi palsu ini berasal dari suku mereka, semangat kesukuan inilah yang merupakan factor utama dalam mendasari pemberontakan kaum nomad
terhadap Islam.
123
Deliar Noer, Islam dan Masyarakat Islam, Jakarta: yayasan risalah, 2003, hal. 109
124
Karl Manheim, Sosiologi Sistematis, Suatu Pengantar Studi Tentang Masyarakat, terj Jakarta: Bina Aksara, 1987, hal. 103
kebutuhan makanan, keamanan maupun kebutuhan lainnya mengharuskan manusia hidup bermasyarakat. Masyarakat merupakan golongan besar atau kecil dari
beberapa manusia yang saling pengaruh mempengaruhhi antara yang satu dengan yang lain. Ibn Khaldun mengartikan masyarakat dengan “Ijtima’ al-Basyari”, karena
hal ini merupakan keharusan maka Ibn Khaldun meberikan istilah dengan “Ijtama’ al-Basyari al-Dlaruryyat”.
125
Perkembangan manusia secara individu dan kebutuhan untuk saling memenuhi kebutuhan melahirkan rasa kebersamaan dan saling tolong
menolong, tahap perkembangan inlah yang menjadi acuan teoritis pengembangan masyarakat.
d. Negara