Mewujudkan Sistem Islam Membangun Masyarakat Islam.

muslimun di Mesir, Jama’ah Islamiyah di Pakistan gerakan Nuriah atau Nurculuk di Turki serta Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama di Indonesia juga dapat diidentifikasi sebagai dakwah pergerakandakwat harakat. Dakwah pergerakanda’wat harakat menghendaki perubahan yang lebih bermakna bagi kehidupan umat manusia, tradisi dakwah oral tabligh yang berlangsung selama ini kelihatannya kurang mendorong terjadinya perubahan social seperti yang diharapkan. Bahkan tradisi dakwah semacam ini tampaknya hanya menyentuh “wilayah pinggiran” dari kesadaran kaum muslimin. 42 Secara umum orientasi gerakan dakwah Islam yang dilakukan Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya adalah mendorong terciptanya kebebasan sehingga terbuka peluang bagi umat manusia untuk mendapatkan petunjuk Tuhan dan melakukan kebajikan serta meninggalkan yang munkar. Iktiyar gerakan dakwah Nabi ini diimplementasikan dalam bentuk:

a. Mewujudkan Sistem Islam

Gerakan dakwah dilaksanakan dalam rangka membangun dan mewujudkan system Islam, hal ini didasarkan pada prinsip pemikiran bahwa Islam adalah system hidup. Sebagai sister hidup, Islam bersifat komprehensip dan sempurna. Dalam Islam terdapat seperangkat tata nilai atau system ajaran baik yang menyangkut aqidah maupun sistam kepercayaan, ibadah system peribadatan atau ritualisme, akhlak system moral dan spiritual, syari’ah system hukum dan perundang-undangan, dan mu’amalah system sosial yang meliputi bidang ekonomi, politik dan hubungan antar negara. Islam mengatur semua aspek tersebut 42 Azyumardi Azra dalam Pengantar Paradigma Dakwah Sayyid Quthub,hal. Xxviii. serta tidak mengenal pemisahan satu dengan yang lain. 43 Dengan demikian dakwah bukan hanya kegiatan yang mengurusi soal iman danibadah semata-mata, melainkan membangun segi kehidupan sesuai dengan prinsip dan asas Islam, karena itu dakwah harus dilakukan secara bertahap dimulai dari satu titik ke titik yang lain,dilaksanakan secara berkesinambungan hingga tercapai tujuan terakhir. Sistem Islam hanya akan dapat terwujud dengan lahirnya jama’ah dan masyarakat Islam sehingga system Islam itu menjadi realistis dan empiris dalam arti memiliki wujud yang konkrit, bisa diamati dan ditelaah. Dalam prespektifini tidak dapat dibayangkan jika ada system Islam tanpa adanya jama’ah dan komunitas Islam. Oleh karena itu dakwah Islam dengan sendirinya bermakna ikhtiyar membangun dan mewujudkan komunitas dan masyarakat Islam yang berlaku di dalamnya system kemasyarakatan Islam.

b. Membangun Masyarakat Islam.

Sebagai system hidup yang sempurna, Islam todak bergerak pada tataran pemikiran teoritis semata, tetapi juga bekerja pada tataran praktis, mengatur semua segi kehidupan manusia secara realistis dan obyektif, ini berarti Islam harus diterjemahkan nyata dengan membangun komunitas dan masyarakat Islam. Kegiatan dakwah pada hakekatnya adalah usaha mendorong dan mewujudkan masyarakat Islam sebagai kumpulan orang-orang beriman yang melaksanakan amal shaleh. Proses pembentukan masyarakat Islam ini akan terbentuk sesuai dengan tahapan-tahapan sebagai berikut “Masyarakat Islam bermula dari adanya sekelompok orang yang memeluk Islam sebagai system hidup dan menjadikan Islam sebagai undang-undang yang mengatur 43 Sayyid Quthub, Al-Mustaqbal li Hadza al-Din, Kairo: Dar ar-Syuruq, 1979, hal. 3. seluruh kehidupan, baik ditingkat individu, keluarga maupun masyarakat. Degan semakin berkembangnya kelompok ini dengan sendirinya masyarakat Islam akan terbentuk”. Karena itu masyarakat Islam didefinisikan sebagai berikut “Masyarakat Islam adalah masyarakat yang menjadikan system Islam sebagai system hidupnya secara menyeluruh, dan Islam secara keseluruhan mengatur segalasegi kehidupan,mencarikan jalan keluar bagi setiap persoalan yang dihadapi dengan terlebih dahulu berserah diri kepada hukum-hukum Allah swt”. 44 Masyarakat Islam memiliki karakteristik saling kasih sayang, tolong menolong, sama-sama rukuk dan sujud dihadapan Allah, jauh dari kekerasan, intimidasi dan eksploitasi. Secara teknis pembentukan masyarakat Islam zaman Nabi dimulai dari pembentukan individu-individu Muslim, keluarga muslim dan selanjutnya masyarakat muslim. Individu-individu muslim dan keluarga muslim merupakan sel-inti yang membentuk masyarakat Islam. Bahkan keluarga muslim sesungguhnya merupakan minimatur masyarakat Islam. Oleh sebab itu Islam memberikan perhatian tinggi terhadap pembinaan keluarga muslim, bahkan Islam disebut sebaga agama keluarga. Nabi mula-mula mengarahkan dakwahnyakepada keluarga dan rumahnya sendiri, ia sekuat tenaga menyelamatkan rumah tangganya anggota keluarganya dari api neraka. Ini merupakan prioritas program dakwah periode awal, karena tanpa memperhatikan aspek pembinaan keluarga, maka cita-cita untuk membentuk komunitas dan masyarakat Islam akan tertunda dan bahkan tak akan pernah terwujud sama sekali. 45 Keluarga dan masyarakat Islam merupakan terjemah dari system Islam, ia merupakan manifestasi dari system Islam, masyarakat Islam dibentuk dan dibangun di atas landasan aqidah Islam. Kaidah teoritik yang menjadi landasanIslam dalam membangun 44 Sayyid Quthub, Manhaj al-Tarbiyat al-Islamiyat, Kairo: Dar al-Qolam, tt, hal. 236. 45 Sayyid Quthub, Manhaj al-Tarbiyat al-Islamiyat, Kairo: Dar al-Qolam, tt, hal. 265. masyarakat sepanjang sejarah adalah tauhid yang diekspresikan dalam dua kalimat syahadat “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah”. Berdasarkan prinsip semacam ini dapat diketahui bahwa dasar pembentukan masyarakat Islam adalah aqidah, bukan warna kulit, suku bangsa, atau yang lainnya. Dari prinsip dasar semacam inimasyarakat Islam memiliki beberapa karakter dan cirri yang berbeda dengan masyarakat manapun. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang bersifat terbuka, bernudaya Islami dan universalis. Prinsip lain dari masyarakat Islam adalah dasar pembentukannya, masyarakat Islam adalah syari’ah. Di atas naungan syari’ah ini masyarakat Islam tumbuh dan berkembang mencapai kesempurnaan. Syari’ah ini yang menetapkan cirri-ciri penguat, arah dan perkembangannya. Cirri lain dari masyarakat Islam adalah kesatuan dan dinamika yang kuat. Dinamika dan kesatuan ini tampak jelas sejak awal, karena eksistensi masyarakat Islam tidak dapat dibangun tanpa kesatuan. Kesatuan dapat melahirkan dinamika masyarakat dalam bentuk kerjasama dari setiap anggota kelompok sesuai dengan peran dan memperkuat eksistensi masyarakat Islam, menjagab dan mempertahankan dari ancaman dan gangguan dari masyarakat luar. 46

c. Membangun Pemerintahan Islam