membentuk peradaban yang Islami demi terwujudnya masyarakat madani yaitu tatanan masyarakat Islam yang universal.
107
Masyarakat Islam memiliki lima fondasi, yaitu: Pertama Tauhid, yakni “lailaha ilallah” sebagai kalimat pembebasan dari penghambaan diri kepada sesame hamba
kepada penghambaan diri hanya kepada Allah swt semata. Aqidah ini sangat penting sekali karena masyarakat yang lemah aqidahnya akan rapuh dan tak bisa berumur
panjang. Kedua adalah sistem nilai moral yang benar berdasarkan wahyu Alah swt Ketiga adalah amal shaleh yang didasarkan pada aqidah keyakinan serta nilai-nilai
moral yang benar, sehingga amal tersebut tidak hampa, tujuan amal tersebut menjadi jelas. Keempat adalah keadilan, ini merupakan perintah yang pertama dalam al-
Qur’an. Keadilan yang berkesinambungan secara simetris. Semua orang mendapatkan apa yang terjadi haknya dan bagi semua orang diminta melaksanakan
apa yang menjadi kewajibannya. Fondasi kelima memiliki kecenderungan yang kuat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
108
Proses transformasi menuju masyarakat Islam dimulai dari individu muslim, keluarga, masyarakat, Negarapemerintahan dan peradaban Islam.
109
a. Individu
Pengembangan masyarakat Islam berawal dari konsep tentang manusia, menurut Ibn Khaldun Allah telah menciptakan dan menyusun manusia dalam satu bentuk
yang hanya dapat tumbuh dan mempertahankan hidupnya dengan bantuan makanan.
107
Samsir Salam, dalam Pengantar Paradigma Pengembangan Masyarakat Islam, Bandar Lampung: Matakata, 2007, hal. xviii.
108
Amn Rais, Langkah-Langkah Dasar Menuju Masyarakat Utama, dalam Masyarakat Utama Konsepsi dan Strategi, ed M. Yunan Yusuf, Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengembangan PP
Muhammadiyah, 1995, hal. 129
109
Wendy Melfa dan Solihin Siddiq berpendapat dalam bukunya Paradigma Pengembangan Masyarakat Islam Studi Epistimologis Pemikiran Ibn Khaldun, hal hal 205
Allah memberi petunjuk kepada manusia atas keperluan makanan menurut watak dan kodrat kesanggupan memperolehnya.
110
Konsep manusia yang dikembangkan Ibn Khaldun merupakan konsep sosiologis tentang manusia secara individu dalam teori sosiologi. Tingkah laku individu pada
akhirnya dapat dijelaskan menurut teori tentang kodrat manusia.
111
Secara kodrati manusia diberikan karunia kehidupan di muka bumi oleh Allah dan manusia dalam
konsep al-Qur’an terdiri dari jasmani dan ruhani.
112
Secara kodrati manusia membawa potensi dasar manusiawi, yaitu membutuhkan makanan dan keamanan untuk melangsungkan hidup.
113
Manusia diciptakan Allah dari debu, tanah dan ruh Ilahi, apabila daya tarik tanah mengalahkan daya tarik ruh
Ilahi, ia akan jatuh hingga mencapai tingkat serendah-rendahnya bahkan leih rendah dari binatang.
114
Sebaliknya bila ruh Ilahi lebih dominan, manusia akan menjadi makhluk yang mulia. Untuk mencapai kualitas yang diharapkan manusia harus
mengembangkan empat potensi dasar yang Dianugerahkan Allah, yaitu; 1
Daya tubuh yang mengantarkan manusia berkelakuan fisik, berfungsi organ tubuh dan panca inderanya.
2 Daya hidup, yang menjadikannya memiliki kemampuan mengembangkan dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan serta mempertahankan hidupnya dalam menghadapi tantangan.
110
Ibnu Khaldun, Muqaddimah, Kairo: Dar al-Fikr, tt. Hal 71
111
Tom compbell, Tujuh Teori Sosial, Sketsa Penilaian Perbandingan ter, London: Oxford University Press, 1980 hal 45
112
Deliar noer, islam dan masyarakat, Jakarta: Yayasan Risalah, 2003, hal. 69
113
QS. Abasa: 24-28 ِﮫِﻣﺎَﻌَﻃ َﻰﻟِإ ُنﺎَﺴﻧِﻹْا ِﺮُﻈﻨَﯿْﻠَﻓ
} 24
{ ﺎﱠﺒَﺻ َءﺂَﻤْﻟا ﺎَﻨْﺒَﺒَﺻ ﺎﱠﻧَأ
} 25
{ ﺎﱠﻘَﺷ َضْرَﻷْا ﺎَﻨْﻘَﻘَﺷ ﱠﻢُﺛ
} 26
{ ﺎﺒَﺣ ﺎَﮭﯿِﻓ ﺎَﻨْﺘَﺒﻧَﺄَﻓ
} 27
{ ﺎًﺒْﻀَﻗَو ﺎًﺒَﻨِﻋَو
} 28
{ Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan
air dari langit,Kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,Anggur dan sayur-sayuran,
114
QS. Al-Tin: 4-5: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik- baiknya.Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya neraka
3 Daya akal yang berfungsi untuk memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi.
4 Daya kalbu, yang memungkinkan mengembangkan moral, merasakan
keindahan, kelazatan iman. Dari daya inilah yang melahirkan intuisi dan indra keenam.
115
Apabila keempat daya ini digunakan dan dikembangkan secara baik, maka kualitas pribadi akan mencapai puncaknya, yaitu pribadi yang beriman, berbudi
pekerti luhur memiliki kecerdasan, ilmu pengetahuan dan keterampilan, keuletan serta wawasan masa depan yang baik. Al-Qur’an menanamkan kualitas hidup
semacam ini dengan istilah “al-Hayat al-Thayyibat” dan cara untuk mencapainya ditunjukkan dengan “amal shaleh”.
116
Pengembangan daya pikir, fisik dan kalbu serta daya hidup yang merupakan potensi dasar manusia perlu dijelaskan dengan teori sosiologi dengan istilah
pemberdayaan.
117
Yaitu pemberdayaan potensi manusiawi untuk mencapai tingkat manusia sebagai individu yang berkualitas tinggi menuju taraf kesempurnaan insan
kamil.
b. Kekeluargaan ‘Ashabiyat