mengambil dari sumber-sumber media cetak maupun elektronik yang dapat dijadikan acuan pembahasan masalah.
Pada metode pengumpulan data ini, penulis juga mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam
penulisan skripsi ini. Adapun data-data buku yang digunakan dalam penulisan skripsi ini terdapat dalam daftar pustaka. Pencarian melalui
media elektronik seperti internet juga dilakukan dalam memperoleh data- data tambahan yang pada media cetak tidak ditemukan. Daftar buku dan
situs web yang terkait dapat dilihat dalam daftar pustaka penulisan tugas akhir
ini.
3.3.2 Studi Lapangan
Studi lapangan adalah salah satu proses kegiatan observasi pengungkapan fakta–fakta dalam proses memperoleh keterangan atau data
dengan cara terjun langsung ke lapangan. Studi lapangan berguna untuk berbagai penelitian dan merupakan sejumlah cara ilmiah yang dilakukan
dengan rancangan operasional dan dapat memberikan hasil yang lebih akurat untuk menghindari kesalahan penelitian serta dapat menambah
pengalaman. Pada metode ini, penulis mengumpulkan data dan informasi yaitu
dengan cara meninjau dan melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan terhadap suatu kegiatan yang sedang dilakukan atau berjalan,
untuk memperoleh semua data yang dibutuhkan.
a. Observasi
Observasi merupakan metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku
dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, penulis mengumpulkan
informasi mengenai: 1.
Sejarah singkat Balai Besar Teknologi Energi B2TE Puspiptek. Memuat penjelasan singkat tentang Balai Besar
Teknologi Energi B2TE, mulai dari sejarah, struktur, visi misi dan program Balai Besar Teknologi Energi B2TE.
2. Memuat tentang sistem dan prosedur yang sedang berjalan
pada saat ini dan permasalahan-permasalahan yang sering muncul berkaitan dengan pengelolaan perpustakaan dengan
menggunakan sistem yang telah berjalan.
b. Wawancara
Wawancara ialah tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancara untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai suatu
hal. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pengelolaan Sistem Informasi Perpustakaan Balai Besar
Teknologi Energi B2TE. Wawancara yang dilakukan secara langsung ini dilakukan dua tahap, yaitu wawancara terkait Sistem Informasi
perpustakaan yang sedang berjalan dan wawancara Sistem Informasi perpustakaan yang dikembangkan oleh penulis. Wawancara ini
menggunakan metode tanya jawab mengenai pertanyaan terkait pengelolan Sistem Informasi perpustakaan yang sedang berjalan.
c. Kuesioner
Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Responden dapat memberikan jawaban dengan
memberi tanda pada salah satu atau beberapa jawaban yang telah disediakan, atau dengan menuliskan jawabannya Ronny Kountur, 2007.
Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 80 responden di sekitar perpustakaan B2TE dan mahasiswa kampus
Universitas
3.3.3 Studi Literatur
Studi literatur adalah metode pengumpulan data dengan cara membaca, memahami, mengkritik, dan mereview literatur dari berbagai
macam sumber. Sumber-sumber yang dapat dijadikan sumber literatur antara lain tugas akhir atau skripsi sejenis, prosiding dan jurnal-jurnal
yang terkait dengan penelitian yang akan di teliti. Tujuan dilaksanakan studi literatur adalah sebagai sumber informasi dan pembanding pada
penelitian yang akan dibuat. Dari skripsi tersebut diperoleh gambaran mengenai kekurangan dan kelebihannya.
3.4 Metodologi Pengembangan Sistem
Pada pembahasan ini, penulis menggunakan metodologi Rapid Application Development RAD
menggunakan pemodelan berorientasi objek
yang telah menjadi metode yang populer dalam mengakselerasi pengembangan sistem. Penulis menggunakan metode ini karena menurut penulis, metode ini
menekankan pada pembuatan aplikasi dengan melakukan pendekatan kepada user atau pengguna sistem dalam pencapaian solusi dari permasalahan yang ada.
Menurut Kendall 2003 tahapan RAD digambarkan seperti di bawah ini :
Gambar 3.1 Tahapan Rapid Application Development Sumber: Kendall, 2003
1. Requirement Planning
Dalam tahap ini akan diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan sistem yaitu dengan mengidentifikasi kebutuhan informasi dan masalah yang dihadapi
untuk menentukan tujuan, batasan-batasan sistem, kendala dan juga alternatif pemecahan masalah. Analisis digunakan untuk mengetahui perilaku sistem dan
juga untuk mengetahui aktivitas apa saja yang ada dalam sistem tersebut http:puslit.petra.ac.idjournalsinformatics..
Adapun metodologi yang digunakan adalah Analisis berorientasi objek Object-oriented analysis
OOA. Penulis menggunakan UML Unified Modelling Language
sebagai tools untuk analisis sistem ini. Pada tahap ini penulis menggambarkan tentang keadaan system yang sedang berjalan di Perpustakaan
B2TE dengan suatu diagram. Adapun tabel ataupun diagram UML yang digunakan oleh penulis pada tahap analisis ini yaitu sebagai berikut:
Requirement Planning Identified
Objectives and Informations
Requirement Work with
users to Design system
Build the system
Introduced the new
system Implementation
Design Workshop
1. Use Case Diagram
2. Activity Diagram
2. Workshop design
Pada tahap ini adalah melakukan proses desain dan melakukan perbaikan- perbaikan apabila masih terdapat ketidaksesuaian desain antara user dan analyst.
Untuk tahap ini maka keaktifan user yang terlibat sangat menentukan untuk mencapai tujuan, karena user bisa langsung memberikan komentar apabila
terdapat ketidaksesuaianpada desain http:puslit.petra.ac.idjournalsinformatics. Tahap ini merupakan suatu langkah yang ideal, karena user dan analyst
dapat menyetujui desain yang dibuat untuk kemudian dilanjutkan oleh programmer
dalam pembuatan prototype dari aplikasi yang dimaksud dengan langsung menampilkan kepada user hasilnya dengan cepat.
Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik. Kemudian membuat desain proses bisnis dan desain pemrograman untuk data-
data yang telah didapatkan dan dimodelkan dalam arsitektur sistem informasi. Tools
yang akan digunakan dalam pemodelan sistem adalah UML Unified Modeling Language
.
Adapun metodologi yang digunakan adalah Desain berorientasi objek
Object-oriented design OOD. Penulis menggunakan UML Unified Modelling
Language sebagai tools untuk perancangan dan pengembangan aplikasinya.
Namun tidak semua diagram yang disediakan oleh UML, digunakan oleh penulis dalam desain perancangan sistem ini. Hanya beberapa diagram UML saja
yang digunakan oleh penulis, yaitu diagram-diagram yang menurut penulis dapat
mendukung perancangan aplikasi ini. Adapun beberapa diagram berikut ini merupakan lanjutan dari diagram pada tahap analisis, diagram atau tabel tersebut
diantaranya: a.
Use Case Diagram UCD : merupakan diagram yang menjelaskan
aktifitas apa saja yang dilakukan oleh sistem yang akan dibangun dan siapa yang berinteraksi dengan sistem tersebut.
b. Activity Diagram
: merupakan diagram yang menggambarkan berbagai alir aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang,
bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity Diagram juga
dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
c. Class Diagram
: merupakan diagram yang selalu ada pada pemodelan sistem yang berorientasi objek. Class diagram
menunjukkan hubungan antar class dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk
mencapai suatu tujuan.
3. Implementation
Setelah desain dari sistem yang akan dibuat sudah disetujui baik itu oleh user dan analyst, maka pada tahap ini programmer mengembangkan desain
menjadi suatu program. Setelah program selesai baik itu sebagian maupun secara keseluruhan, maka dilakukan proses pengujian terhadap program tersebut apakah
terdapat kesalahan atau tidak sebelum diaplikasikan pada suatu instansi atau organisasi http:puslit.petra.ac.idjournalsinformatics.
Pada tahap ini juga dilakukan pengujian masing-masing model unit program apakah sesuai dengan tugasnya. Kemudian dilakukan uji coba terhadap
integrasi keseluruhan unit program untuk mengetahui apakah sistem yang ada telah dibuat sudah memenuhi kriteria yang diinginkan.
Setiap program menjalani pengujian secara pribadi untuk memastikan bahwa program yang telah kita buat bisa bebas dari kesalahan bug, walaupun
tidak menutup kemungkinan masih terjadi sedikit bug atau tidak 100 bebas dari bug, namun pengujian ini setidaknya bisa meminimalisasi kesalahan yang akan
terjadi. Pada tahap ini, penulis menggunakan pengujian perangkat lunak dengan
pendekatan black-box testing, yaitu suatu pendekatan untuk menguji apakah setiap fungsi di dalam program dapat berjalan dengan benar.
3.5 Justifikasi Pemilihan Metodologi