terdapat kesalahan atau tidak sebelum diaplikasikan pada suatu instansi atau organisasi http:puslit.petra.ac.idjournalsinformatics.
Pada tahap ini juga dilakukan pengujian masing-masing model unit program apakah sesuai dengan tugasnya. Kemudian dilakukan uji coba terhadap
integrasi keseluruhan unit program untuk mengetahui apakah sistem yang ada telah dibuat sudah memenuhi kriteria yang diinginkan.
Setiap program menjalani pengujian secara pribadi untuk memastikan bahwa program yang telah kita buat bisa bebas dari kesalahan bug, walaupun
tidak menutup kemungkinan masih terjadi sedikit bug atau tidak 100 bebas dari bug, namun pengujian ini setidaknya bisa meminimalisasi kesalahan yang akan
terjadi. Pada tahap ini, penulis menggunakan pengujian perangkat lunak dengan
pendekatan black-box testing, yaitu suatu pendekatan untuk menguji apakah setiap fungsi di dalam program dapat berjalan dengan benar.
3.5 Justifikasi Pemilihan Metodologi
Penulis menggunakan metodologi RAD dikarenakan metodologi ini sesuai jika diterapkan pada sistem yang akan dibangun yaitu pengembangan aplikasi
perpustakaan sehingga penggunaan RAD pada pengembangan sistem ini menguntungkan bagi penulis.
Beberapa keuntungan dalam menggunakan RAD adalah sebagai berikut: 1.
Mudah untuk diamati karena mengguna-kan model prototype, sehingga user
lebih mengerti akan sistem yang dikembangkan.
2. Lebih fleksibel karena pengembang dapat melakukan proses desain ulang
pada saat yang bersamaan. 3.
Keterlibatan user semakin meningkat karena merupakan bagian dari tim secara keseluruhan.
4. Mempercepat waktu pengembangan sistem secara keseluruhan karena
cenderung mengabaikan kualitas. 5.
Tampilan yang lebih standar dan nyaman dengan bantuan software- software
pendukung.
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1 Requirement Planning
Tahapan awal yang dilakukan pada pendekatan RAD adalah perencanaan kebutuhan.
4.1.1 Analisis Proses Bisnis Sistem Berjalan
Setelah penulis mengumpulkan semua data maupun informasi yang dibutuhkan dengan metodologi pengumpulan data dan studi lapangan
yang meliputi wawancara dan observasi yang pada bab sebelumnya telah dibahas, penulis pun dapat merumuskan suatu permasalahan yang
dirangkum dalam paparan berikut. Sistem yang sedang berjalan pada perpustakaan B2TE ini masih
memiliki kendala dalam hal pengolahan data buku maupun anggota, serta proses peminjaman dan pengembalian buku yang masih dilakukan secara
manual. Saat ini dalam manajemen data perpustakaan sudah terkomputerisasi dalam peng-inputan data buku dan anggota, namun hanya
bisa melakukan peng-inputan saja. Dan juga masih kurang lengkapnya fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan yang sedang berjalan saat ini,
diantaranya belum adanya informasi mengenai stok buku, belum terdapat pengkategorian buku, belum ada perhitungan denda secara otomatis, dan
belum memasukkan unsur multimedia yang bertujuan untuk menarik minat para pengguna. Oleh karenanya, diperlukan suatu konsep
pengolahan data secara terkomputerisasi lengkap dan saling terintegrasi