Profil Kabupaten Simeulue TINJAUAN PUSTAKA

Riko Mirad Sinarta : Upaya Pengembangan Objek Wisata Di Kabupaten Simeulue Pasca Tsunami, 2009. USU Repository © 2009 ini sangat penting untuk bergaul dengan bangsa-bangsa lain di dunia dan berupaya menjadi tuan rumah yang baik melalui kegiatan pariwisata. BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMEULUE

3.1 Profil Kabupaten Simeulue

Kabupaten Kepulauan Simeulue berbatasan dengan Samudra Hindia di sebelah Utara, Samudra Hindia di sebelah selatan, Kabupaten Aceh Barat di sebelah Timur dan Samudra Hindia di sebelah barat. Kabupaten Simeulue dengan ibukotanya Sinabang merupakan gugus kepulauan yang terdiri dari 41 buah pulau besar dan kecil di sekitarnya. Transportasi yang menghubungkan Simeulue dengan daratan Sumatera adalah transportasi laut dan udara, baik yang bersifat reguler maupun carteran. Kepulauan Simeulue terletak di sebelah Barat Daya Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan jarak.  105 mil laut dari Meulaboh Kabupaten Aceh Barat  85 mil laut dari Labuhan Haji Kabupaten Aceh Barat Daya Riko Mirad Sinarta : Upaya Pengembangan Objek Wisata Di Kabupaten Simeulue Pasca Tsunami, 2009. USU Repository © 2009  315 mil dari Sibolga SumateraUtara  96 mil dari Singkil Aceh Selatan Secara geografis kepulauan ini berada pada posisi antara 20°15’ - 20°55’ Lintang Utara dan 95° 40’ - 96° 30’ Bujur Timur. Membentang dari Barat ke Timur sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh Samudera Hindia dan berbatasan dengan perairan internasional. dalam Kabupaten Simeulue dengan jumlah penduduk 82.323 jiwa dengan Luas 2.125 Km² terdiri dari Pulau Simeulue dan 41 buah Pulau-pulau kecil disekitarnya beriklim tropika basah dengan curah hujan rata-rata 2.824 mmtahun dan merata disetiap pulau. Pada setiap hujan turun terlebih dahulu diawali dan diselingi dengan panas terik matahari. Keadaan cuaca ini ditentukan oleh penyebaran 2 dua musim, yaitu musim Timur dan Musim Barat berlangsung sejak bulan September sampai dengan bulan Februari. Pada musim Barat ditandai dengan terjadinya musim hujan yang disertai badai dan gelombang besar yang berasal dari Samudera Indonesia dan Lautan Hindia. Temperatur udara tertinggi terjadi pada bulan Mei dan terendah terjadi pada bulan Agustus, Nopember dan Desember. Kisaran kelembaban udara berkisar antara 88,8 sampai 91,0 dengan kelembaban tertinggi terjadi pada bulan September dan Desember dan terendah pada bulan Januari. Keadaan geologi Kepulauan Simeulue bukan merupakan pulau-pulau vulkanik, dengan jenis tanah yang dominan adalah jenis tanah dengan tingkat keasaman yang tinggi, yaitu : Podsorit, Merah Kuning, Podsorit Merah Coklat, Alluvial, Organosol dan Batu Kapur. Berdasarkan Peta Rupa Bumi Bakosurtanal keadaan topografi pulau Simeulue titik rendah terletak pada 0 m dari permukaan laut dan titik tertinggi 600 m. Riko Mirad Sinarta : Upaya Pengembangan Objek Wisata Di Kabupaten Simeulue Pasca Tsunami, 2009. USU Repository © 2009 Hasil Interpolasi garis Kuntur Interval 50 m dari Peta Rupa Bumi skala 1:250.000 menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah pulau Simeulue pada ketinggian antara 0 - 300 m dari permukaan laut. Menurut letak geografisnya Kabupaten Kepulauan Simeulue terdapat salah satu potensi yaitu kekayaan hutan yang mendominasi luas lahan daratan Kabupaten Kepulauan Simeulue. Kabupaten ini memiliki 100.000 hektar lebih luas hutan atau 50 persen dari total luas wilayahnya. Potensi kayu dari hutan disini tentu sangat menjanjikan. Terlebih dari luas hutan tersebut, mayoritas adalah hutan produksi baik terbatas maupun tetap. Banyak peluang yang bisa diambil untuk memanfaatkan hutan dan hasil-hasilnya itu asalkan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem. Perkembangan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Simeulue lebih mengarah kepada sektor pertanian dan peternakan dan sedangkan hutan yang ada di sana sepertinya kurang dapat tempat dihati masyarakat disana karena kurangnya tenaga SDM yang handal untuk mengembangkan hasil-hasil hutan seperti damar, rotan dan hasil hutan lainnya. posisi geografis kabupaten yang cukup jauh dari pusat pemerintahan provinsi maupun kabupaten dan kota lain di dalam maupun luar provinsi, cukup menyulitkan pengembangan ekonomi kabupaten kepulauan ini. Apalagi, wilayah ini juga belum mengembangkan agroindustri yang mampu mengolah kekayaan alam menjadi komoditas dengan nilai tambah. Komoditas pertanian, perikanan, hutan, perkebunan, dan peternakan dipasarkan dalam bentuk bahan baku non-olahan. Salah satu andalan Kabupaten Simeulue yang menjadi ciri khas kerbau Simeulue yang meski ukurannya kecil, namun rasa dagingnya lebih manis daripada kerbau di Riko Mirad Sinarta : Upaya Pengembangan Objek Wisata Di Kabupaten Simeulue Pasca Tsunami, 2009. USU Repository © 2009 daratan. Kerbau ini banyak dijual ke luar Pulau Simeulue dan, karena kualitasnya prima, harganya pun menjadi tinggi. Disamping itu dalam satu dasawarsa terakhir hasil pulau Simeulue yang sangat terkenal adalah udang Lobster udang lautyang cukup besar ukurannya dan telah diekspor ke luar daerah seperti Medan, Jakarta dan bahkan ke luar negeri Singapura Malaysia. Hasil perkebunan rakyat lainnya adalah kopra yang berasal dari pohon kelapa yang tumbuh subur di sepanjang pantai pulau Simeulue.

3.2 Sejarah Terbentuknya Kabupaten Simeulue