Riko Mirad Sinarta : Upaya Pengembangan Objek Wisata Di Kabupaten Simeulue Pasca Tsunami, 2009. USU Repository © 2009
Tari Angguk
Tari Angguk merupakan salah satu kesenian tradisional Simeulue dan sering ditampilkan pada acara-acara ceremonial. Tari angguk menggunakan
keterampilan dalam menggerakkan kepala, tangan atau badan secara bergantian. Kesenian ini berisikan nilai-nilai keagamaan, sebab inti dari kegiatan ini adalah
mengagungkan serta memuji atas kebesara Allah SWT.
Tari Andalas
Tari Andalas adalah jenis tarian yang berasal dari daerah barus, Sumatera Utara. Kesenian ini sering ditampilkan pada acara-acara resmi, seperti penyambutan
tamu, acara perkawinan dan acara lain yang dianggap perlu ditampilkan
Nandong
Nandong atau senandung juga merupakan jenis kesenian di simeulue yang bermula dari Nanga-nanga. Kesenian ini berisikan syair-syair yang dilantunkan
dengan suara yang indah dan merdu dengan diiringi gendang.
Rafa’i Debus
Rafa’I debus merupakan kesenian yang membutuhkan kekebalan anggota tubuh. Jenis kesenian ini dalam menampilkan nya menggunakan sejumlah senjata tajam
seperti pisau, parang, rantai, kayu atau bamboo yang ditajamkan.
4.2 Upaya Pelestarian dan Pengembangan Kepariwisataan
Riko Mirad Sinarta : Upaya Pengembangan Objek Wisata Di Kabupaten Simeulue Pasca Tsunami, 2009. USU Repository © 2009
4.2.1 Upaya Pelestarian
Berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan hidup, maka dengan adanya UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UU No.5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya, diharapkan akan dapat membawa hasil bila dibarengi dengan adanya ketertiban masyarakat dalam berperilaku
yang dapat menunjang upaya pelestarian lingkungan hidup tersebut khususnya lingkungan hidup yang berada disekitar wilayah objek wisata
Dalam upaya pelestarian objek-objek wisata di daerah Kabupaten Simeulue maka perlu adanya bantuan dari pihak masyarakat setempat maupun pihak-pihak
pengembangan dan pelestarian objek-objek wisata tersebut. Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pelestarian suatu objek wisata
adalah sebagai berikut : 1.
Memberi pengarahan kepada masyarakat tentang mamfaat daripada kunjungan para wisatawan yang berkunjung ke daerah mereka dengan cara lebih terbuka dan
memberi sedikit kelonggaran kepada pengunjung untuk melihat–lihat ke objek tersebut.
2. Senantiasa meningkatkan perhatian maksimum terhadap objek-objek wisata
tersebut, seperti kegiatan renovasi apabila terdapat kerusakan maupun desain yang belum oktimal wisata tampa menghilangkan nilai-nilai sejarah yang terdapat
pada objek wisata tersebut 3.
Membentuk kerjasama dengan masyarakat setempat untuk turut berpartisipasi dalam meningkatkan kepedulian dan melestarikan objek-objek tersebut serta terus
Riko Mirad Sinarta : Upaya Pengembangan Objek Wisata Di Kabupaten Simeulue Pasca Tsunami, 2009. USU Repository © 2009
melanjutkan kegiatan-kegiatan yang bersifat menghibur dan menarik wisatawan, seperti.
4. Mengadakan kegiatan yang bersifat alam, seperti berkemah Camping, maupun
kegiatan lainnya dengan tujuan agar wisatawan tertarik untuk berkunjung kedaerah tersebut.
Uapaya pelestarian ini tentunya bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang bersifat privasi akan tetapai bertujuan agar potensi objek-objek wisata
di Kabupaten Simeulue tidak punah dan hilang begitu saja. Dengan adanya kegiatan pelestarian ini juga bertujuan menjaga keseimbangan alam disekitar objek wisata
tersebut.
4.2.2 Upaya Pengembangan
Dengan di berlakukanya UU NO 22 Tahun1999 dan UU NO 25 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah dan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. Daerah di
tuntut untuk selalu berupaya semaksimal mungkin dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Hal ini bisa di lakukan dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada, salah
satunya adalah potensi pariwisata. Dengan otonomi daerah tesebut pemerintah pusat memberikan wewenang kepada pemerintah daerah secara penuh dalam mengelola dan
memanfaatkan potensi pariwisata yang ada di daerahnya. Serta menetapkan dan mengusahakan sendiri dalam melaksanakan pengembangannya. Wewenang diberikan
kepada daerah karena pemerintah daerah lebih mengerti dan memungkinkan untuk dapat mendayagunakan potensi pariwisata yang dimiliki dengan lebih berdayaguna dan berhasil
guna.
Riko Mirad Sinarta : Upaya Pengembangan Objek Wisata Di Kabupaten Simeulue Pasca Tsunami, 2009. USU Repository © 2009
Kabupaten Simeulue memiliki potensi wisata yang begitu banyak, baik itu objek wisata alam, wisata sejarah, dan lain-lain. Hal ini tentu sangat membantu kepariwisataan
di daerah ini khususnya dalam hal perekonomian penduduk setempat. Untuk memberikan arahan yang lebih jelas tentang pengembangan pariwisata
perlu ditetapkan beberapa kriteria seperti yang diperkenalkan oleh Rev Ron O’Grady berikut ini:
Pembuatan keputusan tentang bentuk objek wisata di suatu daerah harus
dikonsultasikan dengan penduduk setempat.
Keuntungan yang diperoleh dari pariwisata selayaknya harus dibagi dengan masyarakat setempat.
Pengembangan pariwisata seharusnya disesuaikan dengan irama alam dan prinsip
ekologi, peka terhadap budaya lokal, agama dan seharusnya tidak menempatkan penduduk setempat pada posisi rendahan.
Jumlah kunjungan wisata suatu area seharusnya tidak melebihi penduduk
setempat
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengembangkan suatu objek wisata, baik dari pihak pemerintah maupun dari pihak masyarakat disekitar lokasi adalah sebagai
berikut :
1. Mengembangkan lebih jauh potensi objek-objek wisata yang dimiliki dalam
menunjang kepariwisataan di daerah Kabupaten Simeulue 2.
Mempromosikan objek-objek wisata tersebut melalui media elektronik, media cetak, ataupun dari individu ke individu lain.
Riko Mirad Sinarta : Upaya Pengembangan Objek Wisata Di Kabupaten Simeulue Pasca Tsunami, 2009. USU Repository © 2009
3. Membangun segalah fasilitas yang dibuhtukan oleh para wisatawan dalam
kegiatan liburannya agar wisatawan merasa aman dan nyaman dan ahirnya berkeinginan untuk berkunjung kembali.
4. Memberikan kemudahan bagi para investor baik para investor yang berasal dalam
negeri maupun luar negeri dalam menanamkan modalnya dalam faktor pariwisata. 5.
Meningkatkan kemampuan serta keahlian Sumberdaya Manusia SDM dalam hal memberikan pelayanan terhadap wisatawan seperti Pemandu Wisata guide, dan
lain sebagainya.
4.2.3 Kendala Dalam Melestarikan dan Mengembangkan Objek Wisata di Kabupaten Simeulue
Setiap kegiatan pasti ada kendala yang akan dihadapi begitu pun halnya dengan pengembangan objek wisata. Upaya pengembangan objek wisata merupakan suatu aspek
yang komplek dimana menyangkut segala hal. Mulai dengan pembangunan dan pengembangan fasilitas, meningkatkan kemampuan masyarakat setempat, dan menjaga
kelestarian lingkungan agar tetap seimbang serta hal lainnya.
Dalam upaya pengembangan objek wisata di daerah Kabupaten Simeulue pasca tsunami masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya, seperti :
1. Seringnya bencana alam seperti gempa yang disebabkan oleh letak Pulau
Simeulue diatas garis lempengan yang sering mengalami pergeseran, sehinggah kegiatan pembangunan terganggu
Riko Mirad Sinarta : Upaya Pengembangan Objek Wisata Di Kabupaten Simeulue Pasca Tsunami, 2009. USU Repository © 2009
2. Masih minimnya infrastruktur pendukung serta kondisi aksesibilitas yang kurang
bagus dibebrapa daerah. 3.
Kurangnya pihak investor yang menanamkam modalnya dan partisipasi pihak- pihak terkait lainnya.
4. Keamanan dan kenyamanan yang masih belum terjagah dengan baik dan
kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal menjaga keasrian dan kebersihan, serta pelayanan yang baik terhadap wisatawan.
4.3 Dampak Pengembangan Objek Wisata Terhadap Masyarakat Kabupaten Simeulue