Fungsi Jaminan Dalam Perjanjian

Yosua A. Poerba : Fungsi Lembaga Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Dalam Meningkatkaan Perekonomian Masyarakat, 2008. USU Repository © 2009 i. Fiduciary Transfer of Ownership, Security Transfer of Title, Transfer of Ownership Lembaga ini merupakan perpindahan hak milik atas kepercayaan yang dipakai sebagai jaminan hutang. j. Leasing Leasing merupakan perjanjian sewa barang modal usaha tertentu dengan mengangsur untuk suatu jangka waktu tertentu dan jumlah angsuan tertentu. Selain penggolongan lembaga jaminan yang telah diuraikan di atas dalam tata hukum Indonesia juga dikenal hak-hak yang bersifat memberikan jaminan. Sehingga karena adanya hak-hak tersebut kreditur akan merasa terjamin dalam pemenuhan piutangnya. Hak-hak jaminan tersebut ada yang timbul dari dari undang-undang dan ada yang harus diperjanjikan terlebih dulu. Hak-hak yang timbul dari undang-undang adalah privilege dan retensi. Sedangkan hak-hak jaminan yang timbul dari perjanjian adalah perjanjian garansi perutangan tanggung-menanggung dan cessi sebagai jaminan.

B. Fungsi Jaminan Dalam Perjanjian

Dalam peraturan perundang-undangan, kata-kata jaminan terdapat dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUHPerdata, dan dalam Penjelasan Pasal 8 Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 dan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 UU yang Diubah Yosua A. Poerba : Fungsi Lembaga Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Dalam Meningkatkaan Perekonomian Masyarakat, 2008. USU Repository © 2009 Istilah jaminan, dikenal juga istilah atau kata-kata agunan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, tidak membedakan pengertian jaminan maupun agunan, yang sama-sama memilki arti yaitu tanggungan. Namun dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 dan UU No. 10 Tahun 1998, membedakan pengertian dua istilah tersebut. Dimana dalam UU No. 14 Tahun 1967 lebih cenderung menggunakan istilah jaminan dari pada agunan. Dalam hal pemberian jaminan hak tanggungan berhubungan dengan perjanjian, dimana kata-kata jaminan yang terdapat dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUHPerdata, dan dalam Penjelasan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 UU yang Diubah dan istilah jaminan dikenal juga dengan istilah atau kata-kata agunan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, tidak membedakan pengertian jaminan maupun agunan, yang sama-sama memilki arti yaitu tanggungan. Namun dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 dan UU No. 10 Tahun 1998, membedakan pengertian dua istilah tersebut. Dimana dalam UU No. 14 Tahun 1967 lebih cenderung menggunakan istilah jaminan dari pada agunan. Perjanjian amat berkaitan dengan jaminan, dimana dalam melakukan perjanjian utang piutang tentunya diperlukan suatu jaminan dari debitur kepada kreditur. Jaminan yang dituangkan dalam suatu perjanjian berungsi utama sebagai jaminan untuk meyakinkan bank atau kreditur, bahwa debitur mempunyai kemampuan untuk mengembalikan atau melunasi kredit yang diberikan kepadanya sesuai dengan persyaratan dan perjanjian kredit yang telah disepakati bersama. Yosua A. Poerba : Fungsi Lembaga Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Dalam Meningkatkaan Perekonomian Masyarakat, 2008. USU Repository © 2009 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 mengatur tentang jaminan kebendaan yang dikenal dengan hak tanggungan. Dalam penjelasan undang- undang tersebut dinyatakan, hak tanggungan adalah hak jaminan atas tanah untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lainnya. Dalam hal bank meminta jaminan berupa tanah, maka berlakulah ketentuan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 yaitu dibuat secara tertulis dihadapan notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT yang disebut dengan ”Akta Pemberian Hak Tanggungan” dan dikenal dengan sebutan APHT. Selanjutnya agar APHT tersebut mengikat pihak ketiga, maka harus didaftarkan pada Kantor Pertanahan setempat Pasal 13 dan selanjutnya akan diterbitkan ”Sertifikat Hak Tanggungan” yang diberi irah-irah ”Demi Keadilan Berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa” sehingga mempunyai kekuatan eksekutorial alas hak bagi eksekusi yang sama dengan putusan Pengadilan yang BHT. Sertifikat Hak Tanggungan tersebut berlaku sebagai pengganti Grosse Akta Hipotik sepanjang menyangkut hak atas tanah Pasal 14 ex Pasal 224 HIR258 Rbg Baca Peraturan Menteri AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1996 tentang Pendaftaran Hak Tanggungan. 7 Dalam Pasal 51 UU No. 5 tahun 1960 tentang UUPA sudah disediakan lembaga hak jaminan yang kuat, yaitu Hak Tanggungan yang dapat dibebankan pada hak atas tanah sebagai pengganti hypotheek dan credietverband. Selama 30 tiga puluh tahun lebih sejak mulai berlakunya UUPA, lembaga Hak Tanggungan 7 . Yusuf Buchori , Pengadilan Agama dalam Ekskusi Grosse Akta , Pengadilan Agama Kendal, 12 September 2008, http:pa- kendal. Hal.2. Yosua A. Poerba : Fungsi Lembaga Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Dalam Meningkatkaan Perekonomian Masyarakat, 2008. USU Repository © 2009 tersebut belum dapat berfungsi sebagaimana mestinya, karena belum adanya undang-undang yang mengatur secara lengkap. Selama kurun waktu tersebut berlangsung Ketentuan Peralihan yaitu Pasal 57 UUPA, masih diberlakukan ketentuan hypotheek sebagaimana diatur dalam buku II KUHperdata, dan ketentuan credietverband dalam Stb. 1908.542. yang telah diubah dengan Stb.1937.190. Ketentuan-ketentuan tersebut berasal dari zaman kolonial Belanda dan didasarkan pada hukum tanah adat yang berlaku sebelum adanya hukum tanah Nasional. Oleh karena itu yang dalam kenyataannya idak dapat menampung perkembangan yang terjadi dalam bidang perkreditan dan hak jaminan sebagai akibat dari kemajuan pembangunan ekonomi. 8 Praktek pemberian kredit perbankan sekarang ini sering menuntut adanya jaminan khususnya Hak Tanggungan dari debitor untuk menjamin pelunasan hutang. Dalam pembebanan Hak Tanggungan wajib dilakukan sendiri oleh pemberi Hak Tanggungan, hanya apabila benar-benar diperlukan dan apabila tidak dapat hadir di hadapan PPAT dapat menggunakan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan dan surat kuasa tersebut harus diberikan Tepatnya tanggal 9 April 1996 telah diundangkan UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah UUHT sebagai perwujudan dari ketentuan Pasal 51 UUPA tersebut di atas. Diberlakukannya undang-undang ini amat berarti dalam menciptakan unifikasi hukum Tanah Nasional, khususnya di bidang hak jaminan atas tanah. 8 . Sri Turatmiyah, Studi SKMHT Dalam Perjanjian KPR-BTN, dipresentasikan dalam seminar terbatas di Bagian Perdata Fakultas Hukum UGM tanggal 2 September 2004, Magister Hukum Universitas Gajah Mada, http:mhugm.wikidot.com. Yosua A. Poerba : Fungsi Lembaga Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Dalam Meningkatkaan Perekonomian Masyarakat, 2008. USU Repository © 2009 langsung oleh pemberi Hak Tanggungan dan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Kenyataannya terdapat kendala dalam menerapkan fungsi dan kedudukan SKMHT sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hak Tanggungan No.4 Tahun 1996. 9

C. Ketentuan Umum Hak Tanggungan