Perjanjian Kredit Perjanjian Kredit

Yosua A. Poerba : Fungsi Lembaga Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Dalam Meningkatkaan Perekonomian Masyarakat, 2008. USU Repository © 2009 berlaku, maka disebut orang disebut melakukan wanprestasi, atau apabila debitur tidak melaksanakan kewajibannya maka ia telah dikatakan wanprestasi. Kata wanprestasi dalam bahasa Indonesia berarti lalai, alpa, atau ingkar janji. Wanprestasi dapat berupa : 1 Tidak melaksanakan apa yang disanggupi akan dilakukan 2 Melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan 3 Melakukan apa yang dijanjikan, tetapi terlambat 4 Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya

2. Perjanjian Kredit

a. Pengertian Kredit Kata kredit berasal dari bahasa Romawi yaitu credere yang artinya percaya. Artinya pemberi pinjaman percaya bahwa penerima pinjaman mampu memnuhi perikatannya. Di dalam kepustakaan Hukum Perdata terdapat beberapa pendirian mengenai arti kredit. 30 1. Salberg mengatakan bahwa kredit mempunyai arti antara lain : a. Sebagai dasar perikatan verbintenis dimana seseorang berhak menuntut sesuatu dari orang lain b. Sebagai jaminan, dimana seseorang menyerahkan sesuatu kepada orang lain dengan tujuan untuk memperoleh kembali apa yang telah diserahkannya. 30 . Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Alumni, Bandung, 1991, Hal.24. Yosua A. Poerba : Fungsi Lembaga Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Dalam Meningkatkaan Perekonomian Masyarakat, 2008. USU Repository © 2009 2. Levy merumuskan arti kredit yaitu menyerahkan secara sukarela sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit. Pengertian kredit dalam Undang-Undang UU Nomro 10 Tahun 1998 yang merupakan Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan disingkat UU Perbankan 1998 berbeda dengan pengertian kredit dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 Tentang Perbankan disingkat UU Perbankan 1992 Pasal 1 angka 12 UU Perbankan 1992 mengartikan kredit adalah penyediaan yang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Sedangkan pengertian kredit dalam Pasal 1 angka 11 UU Perbankan 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka panjang waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dari pengertian kredit diatas ternyata pengertian kredit pada UU Perbankan 1992 lebih luas bila dibandingkan pengertian kredit dalam UU Perbankan 1998. karena dalam UU Perbankan 1998 hanya diisyaratkan adanya bunga, sedangkan UU Perbankan 1992 selain mengisyaratkan adanya bunga, juga ada mengisyaratkan adanya imbalan atau pembagian hasil keuntungan. b. Perjanjian Kredit Yosua A. Poerba : Fungsi Lembaga Jaminan Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Dalam Meningkatkaan Perekonomian Masyarakat, 2008. USU Repository © 2009 Perjanjian kredit pada lembaga keuangan bank dapat disebut juga perjanjian kredit bank. Pengaturan perjanjian kredit bank tidak ditemukan dalam KUH Perdata tetapi dalam UU Perbankan 1992 maupun UU Perbankan 1998. Perjanjian kredit bank berasaskan konsensualisme, artinya mengikat setelah ada kesepakatan dari pihak yang melakukan perjanjian. Dengan demikian, perjanjian kredit ini tunduk pada buku III KUH Perdata juga ketentuan UU Perbankan 1992 dan UU PERbankan 1998. Volmar mengemukakan bahwa Undang-Undang membedakan perjanjian menajdi dua, yaitu perjanjian bernama tertentu, dan perjanjian yang tidak mempunyai nama tertentu. Perjanjian bernama adalah perjanjian yang ditentukan Undang-undang secara khusus, terdapat antara lain dalam BAB V sampai BAB XVIII buku III KUH Perdata. 31

3. Tujuan dan Fungsi Kredit