BAB III PROFESI KEDOKTERAN DALAM PANDANGAN HUKUM INDONESIA DAN
HUKUM ISLAM
A. Pengertian, Sejarah dan Jenis Profesi Kedokteran.
1. Pengertian Profesi Kedokteran.
Di dalam peraturan perundang-undangan tentang kesehatan di Indonesia tidak terdapat dengan jelas perumusan mengenai profesi dokter. Secara bahasa etimologis
pengertian dokter dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai “Lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal penyakit dan pengobatannya”
39
Akan tetapi jika dilihat dari kedudukan dokter sebagai tenaga kesehatan yang merupakan salah satu
sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan untuk mendukung terselenggaranya upaya kesehatan, maka di dalam Bab I Ketentuan Umum pasal 1 butir 11 Undang-undang
Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran UU Praktik Kedokteran, memberikan rumusan tentang profesi kedokteran, yaitu:
“Profesi kedokteran atau kedokteran gigi adalah suatu pekerjaan kedokteran atau kedokteran gigi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat”.
40
Dapat disimpulkan bahwa dokter sebagai pengemban profesi adalah orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan
39
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2005, cet ke III, h 272
40
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004, Tentang Praktik Kedokteran, Surabaya, Kesindo Utama, 2007, h 3
melalui pendidikan di bidang kedokteran yang memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Dari rumusan yang tercantum di dalam Undang-undang Praktik Kedokteran tersebut, jelaslah bahwa dokter merupakan pengemban profesi kedokteran yang tentunya juga
memiliki ciri-ciri profesi sebagaimana pengemban profesi pada umumnya. Menurut Komalawati memberikan kesimpulan bahwa hakikat profesi adalah
panggilan hidup untuk mengabdikan diri pada kemanusiaan yang didasarkan pada pendidikan yang harus dilaksanakan dengan kesungguhan niat dan tanggung jawab
penuh. Beberapa ciri profesi antara lain:
41
a Merupakan suatu pekerjaan yang berkedudukan tinggi dari para ahli yang
terampil dalam menerapkan pengetahuan secara sistematis; b
Mempunyai kompetensi secara eksklusif terhadap pengetahuan dan keterampilan tertentu;
c Didasarkan pada pendidikan yang intensif dan disiplin tertentu;
d Mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan, serta mempertahankan kehormatan; e
Mempunyai etika tersendiri sebagai pedoman untuk menilai pekerjaan; f
Cenderung mengabaikan pengendalian dari masyarakat dan individu; dan g
Pelaksanaannya dipengaruhi oleh masyarakat, kelompok kepentingan tertentu, organisasi profesional lainnya, terutama dari segi pengakuan terhadap
kemandiriannya.
41
Anny Isfandyarie, Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi bagi Dokter Buku I, Jakarta, Prestasi Pustaka, 2006, cet pertama, h 23
Pendapat lain mengenai ciri-ciri profesi yang dikemukakn oleh Sidharta, ialah dimana dikatakan ada beberapa ciri khusus profesi yaitu
42
: a
Tidak mengacu pada pamrih; b
Rasionalitas, yaitu melakukan usaha mencari yang terbaik dengan bertumpu pada pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah;
c Spesivitas fungsional, maksudnya bahwa di dalamnya para profesional itu
menjalankan atau memiliki kewibawaan atau otoritas dan otoritas profesional ini memiliki sosiologikal yang khas;
d Universalitas, yaitu dalam pengambilan keputusan didasarkan pada “apa yang
menjadi masalahnya, dan tidak ada siapanya, atau pada keuntungan pribadi yang diperolehnya”.
Melihat kedua pendapat mengenai ciri-ciri profesi yang dikemukakan di atas, pada prinsipnya bahwa profesi menunjukan pada sifat-sifat tidak adanya pamrih untuk
kepentingan pribadi, rasional, berdasarkan kepada suatu keahlian tertentu yang diperoleh melalui pendidikan yang lama, sehingga setiap profesi memiliki hak monopoli atas
keahliannya, dan selalu dapat mengatur serta mengontrol diri sendiri melalui nilai etik dan moral.
Dalam berbagai literatur Islam tentang pengertian dari perofesi kedokteran, dijelaskan bahwa kata dokter
ا , berasal dari akar kata
- -
ﺎ -
و ﺎ
merupakan bentuk transitif yang maknanya mengobati. Yang bentuk jamaknya adalah
ءﺎ أ و ﺔ أ ,
dan bentuk muannasnya adalah
ﺔ . Kemudian asal kata
ا oleh Ibn al-Manzur
diartikan sebagai :
42
Hedrojono Soewono, Perlindungan Hak-hak Pasien Dalam Transaksi Terapeutik, Surabaya, Srikandi, 2006, cet pertama, h 18
ﻮه ﻷا ﻰ
ا رﻮ ﻷﺎ قدﺎ أ
, ﺎﻬ فرﺎ ا
, و
ﻰ ﺮ ا ﺎ ىﺬ ا ا
.
43
Artinya: “Asal kata dokter bermakna: orang yang cakap atau ahli dalam segala
permasalahan, dan mengethaui tentang segala sesuatu, dan dikatakan dokter ialah orang yang ahli dalam mengobati orang saki.”
Menurut Luwis Ma’luf, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan dokter ا
adalah:
آ وأ ا ﺎ
قدﺎ ﺮهﺎ .
44
Artinya: “Dokter adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang
pengobatan medis, dapat juga diartikan sebagai orang yang mahir dan cakap dalam pekerjaannya.”
Yusuf Syaikh Muhammad Al-Baqaiy, memberikan depinisi dari dokter ا
adalah sebagai berikut
45
:
ﻮه أ
قدﺎ ا ﺮهﺎ أ .
Artinya: “Dokter adalah orang yang mahir ahli dan cakap dalam pekerjaannya.”
2. Praktik Kedokteran Dalam Lintas Sejarah.