Selanjutnya Sri, menjelaskan bahwa dokter merupakan tokoh sentaral di antara tujuh kategori tenaga kdokteran. Konsekuensinya, dalam upaya kesehatan dokter mempunyai
hubungan langsung dengan pasien. Hubungan antara dokter dengan pasien ini berawal dari pola hubungan vertical paternalistic seperti bapak dengan anak yang bertolak dari
prinsip Father Know Best yang melahirkan hubungan yang bersifat paternalistik.
62
Dalam hubungan ini kedudukan dokter dengan pasien tidak sederajat, yaitu kedudukan dokter lebih tinggi daripada pasien karena dokter dianggap mengetahui
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penyakit dan penyembuhannya. Sedangkan pasien tidak tahu apa-apa tentang hal itu sehingga pasien menyerahkan
nasibnya sepenuhnya di tangan dokter. Sedangkan perawat, dan juga tenaga kedokteran lainnya menjalankan tugasnya sesuai
dengan perannya, karena perawat dan juga tenaga kedoktean lain adalah bagian dari pegawai rumah sakit. Hubungan hukum antara dokter dengan tenaga keperawatan dan
tenaga kedokteran lainnya dapat terjadi karena rujukan atau pendelegasian yang diberikan oleh dokter kepada para tenaga kedokteran. Dalam hubungan rujukan, tenaga kesehatan
selain dokter dapat melakukan tindakan sesuai dengan keputusannya sendiri.
63
B. Hak Dan Kewajiban Profesi Kedokteran.
Dengan memperhatikan ciri-ciri khusus dari profesi seperti yang telah dikemukan diatas, maka konsekuensinya menimbulkan hak dan kewajiban yang diembannya. Hak,
61
Sri Praptianingsih, Kedudukan Hukum Perawat Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2006, h 15
62
Legality, Jurnal Ilmiah Hukum, Malang, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, 2005, vol 13, h 142
63
Y.A. Triana Ohoiwutun, Bunga Rampai Hukum Kedokteran, Malang, Banyu Media, 2007, cet pertama, h 84
artinya di sini masyarakat memberikan kekuasaan, kebebasan, dan status. Sedangkan kewajiban, maksudnya adalah dokter wajib memberikan pelayanan kepada masyarakat
dengan tidak menyalahgunakan wewenang yang dimilikinya dan menjaga citra dan mutu yang dimilikinya terhadap sesama anggotanya.
Dengan berlakunya undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, mengenai hak dan kewajiban profesi kedokteran semakin diperjelas di dalam
pasal 50 dan 51 yang berbunyi: Pasal 50
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak: a.
Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;
b. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur
operasianal; c.
Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan d.
Menerima imbalan jasa.
Sedangkan menurut Triana Ohoiwutun, bahwa hak-hak dokter yang timbul karena adanya perjanjian terapeutik
64
adalah sebagai berikut: a
Hak untuk mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
b Hak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan
perundangan, profesi, dan etika. c
Hak atas informasi yang lengkap dan jujur dari pasien tentang keluhan yang dideritanya.
d Hak atas imbalan jasa dari pelayanan kesehatan yang telah diberikan.
64
Perjanjian Terapeutik adalah perjanjian antara dokter dengan pasien, berupa hubungan hukum yang melahirkan hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak. Lihat bahder Johan Nasution, Hukum
Kesehatan, Pertanggung jawaban Dokter , Jakarta, PT Rineka Cipta, 2005, cet pertama, h 11
e Hak untuk mengakhiri hubungan dengan pasien, jika tidak mau menuruti nasihat
yang diberikannya atau berkembangnya hubungan yang tidak baik dengan pasien. f
Hak atas itikad baik dari pasien dalam pelaksanaan perjajian terapeutik. g
Hak untuk diperlakukan adil dan jujur. h
Hak atas privacy dokter. Pasal 51
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban: a.
Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
c. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien, bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia; d.
Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusian, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan
e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau
kedokteran gigi. Disamping kewajiban-kewajiban yang tertuang dalam Undang-undang Praktik
Kedokteran tersebut, jika diperhatikan Kode Etik Kedokteran Indonesia yang tertuang dalam surat keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 34 tahun 1983. Di dalam surat
keputusan MenKes tersebut terkandung beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan oleh dokter Indonesia. Kewajiban-kewajiban tersebut meliputi
65
: a
Kewajiban umum; b
Kewajiban terhadap penderita; c
Kewajiban terhadap teman sejawatnya; dan d
Kewajiban terhadap diri sendiri.
65
Bahder Johan Nasution, Hukum Kesehatan, Pertanggung Jawaban Dokter, h 35
Berpedoman pada isi rumusan kode etik tersebut, secara pokok kewajiban profesi kedokteran dapat dirumuskan sebagai berikut:
a Bahwa ia wajib merawat pasiennya dengan cara keilmuan yang ia miliki secara
akurat b
Tenaga kedokteran wajib menjalankan tugasnya sendiri dalam arti secara pribadi dan bukan oleh orang lain sesuai dengan yang telah diperjanjikan, kecuali apabila
pasien menyetujui perlu adanya seseorang yang mewakilinya karena dokter dalam lafal sumpahnya juga wajib menjaga kesehatannya sendiri.
c Dokter wajib memberikan informasi kepada pasiennya mengenai segala sesuatu
yang berhubungan dengan penyakit atau penderitaannya. Menurut ajaran Islam, seorang dokter dan para tenaga kedokteran muslim harus
mempunyai tujuan hidup yaitu ketentaraman di dunia dan kebahagian di akhirat .
و ﺎ ﺪ ا ﻰ ﺔ ةﺮ ا ﻰ ﺔ
Ia semata-mata mengabdi kepada Allah dengan cara menjauhi semua larangan. Sebagaimana firman Allah:
ﺮ ا ﺔ ا ﺮ آ وﺮ ﺎ نوﺮ ﺄ سﺎ
و ف ﷲﺎ نﻮ ﺆ و ﺮﻜ ا نﻮﻬ
, ...
لأ ناﺮ
:
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah ...,”
Q.S. Ali ‘Imran: 110 Dan mematuhi semua perintah Allah, Rasulnya dan Ulil Amri, selain itu ia juga harus
mampu mengobati penyakit jasmani, penyakit rohani, penyakit sosial serta gangguan pada Iman dan Islam paseinnya.
Para tenaga kedokteran muslim juga harus memiliki pengetahuan yang luas tentang ilmu kedokteran, sekaligus juga tentang ajaran Islam agar dapat menerapkan ajaran Islam
tersebut dalam tugasnya sehari-hari.
Menurut ajaran Islam secara garis besar kewajiban-kewajiban tenaga kedokteran muslim adalah:
1 Kewajiban dokter muslim yang terberat adalah beribadah dan beramal sebanyak-
banyaknya, sesuai dengan firman Allah tentang tujuan hidup dan tantangan hidup:
ﺎ و تﺎ راﺬ ا نوﺪ إ ﻹاو ا
:
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah kepada-Ku.” Q.S. Adz-Dzariyaat: 56.
Dengan jalan merawat dan mengobati segala macam ganguan dan penyakit pasienya, agar si muslim dapat kembali berada dalam keadaan sehat walafiat
untuk melakukan tugas hidupnya, beribadah dan beramal
66
. 2
Senantiasa mempelajari dan menerapkan pengetahuan kedokteran serta pengetahuan agama secara berimbang dalam kehidupanya sehari-hari. Islam tidak
membenarkan seseorang yang tidak mengkaji ilmu kedokteran turun mengobati pasien, sehingga jika terjadi bahaya ia harus bertanggungjawab sepenuhnya.
67
Sebagaimana hadits Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Bukhari, Nabi bersabda “Jika suatu perkara diserahkan bukan pada ahalinya, tunggulah
kehancurannya”. 3
Pendekatan kepada pasiennya selalu bersifat holistik, yang memandang pasiennya sebagai bagian dari diri pasien itu sendiri, bagian dari manusia lain,
dari lingkungan hidupnya serta sebagai hamba Allah Swt.
66
Ali Akbar, Etika Kedokteran Dalam Islam, Jakarta, Pustaka Antara, 1988, cet I, h 62
67
Ja’far Khadem Yamani, Mukhtashar Tarikh Tharikat Ath-Thibb, h 45
4 Menghormati dan memulyakan orang sakit, sebagaiman Allah menghormati dan
memulyakan manusia.
مد ﻰ ﺎ ﺮآ ﺪ و ...
ءاﺮ ﻹا :
Artinya: “Dan sesungguhnya telah kami mulyakan anak cucu Adam ...” Q.S. Al- Isra: 70.
5 Senantiasa menunjukan kasih sayang kepada orang sakit, seperti perintah nabi
Muhammad Saw:
ﻷا ﻰ اﻮ رإ ءﺎ ا ﻰ ﻜ ﺮ ضر
ىﺬ ﺮ ا اور
Artinya: “Kasihanilah orang yang di bumi, niscaya kamu akan dikasihani oleh yang di langit.”
H.R. Tirmidzi.
6 Senantiasa menggembirakan dan memberikan harapan hidup, guna
menumbuhkan kekuatan dan harapan dalam hati penderita, karena setiap orang yang sakit, pasti jiwanya akan gelisah karena adanya perasaan takut mati. Seperti
sabda nabi Muhammad Saw:
هو ﺄ دﺮ ﻚ اذ نﺈ أ ﻰ اﻮ ﺮ ﻰ
د اذإ ﻮ
. اور
ىﺬ ﺮ ا
Artinya: “Bila kamu mengunjungi orang sakit, hilangkanlah kecemasan
hatinya tentang ajalnya. Sesungguhnya yang demikian itu tidak akan merobah sesuatu tetapi akan dapat menenangkan jiwanya.”
H.R. Tirmidzi.
ذإ لﺎ دﻮ ﻰ د ا
: ﷲا ﺄ نإ رﻮﻬ
. ىﺬ ﺮ ا اور
Artinya: “Adalah nabi Muhammad Saw, di kala mengunjungi orang sakit
berkata, “Tidak apa-apa, Suci, Insya Allah” . H.R. Tirmidzi.
C. Tanggung Jawab Profesi Kedokteran.