Tindak pidana aduan bersifat absolut, adalah pengaduan korban merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi agar tindak pidana ini dapat dilakukan penuntutan, misalnya
perzinahan pasal 284 KUHP. Tindak pidana aduan yang bersifat relatif, yang artinya tindak pidana yang
sebenarnya termasuk di dalam tindak pidana bukan aduan, karena adanya hubungan khusus antara pelaku dengan korban, misalnya pencurian di kalangan keluarga pasal 367
KUHP. Sedangkan tindak pidana bukan aduan adalah semua tindak pidana yang
penuntutannya tidak perlu adanya pengaduan dari korban yang dirugikan seperti dalam tindak pidana pembunuhan.
B. Tindak Pidana Menurut Hukum Pidana Islam.
1. Pengertian Tindak Pidana Jarimah.
Asal kata ﺔ ﺮ
jarimah berakar dari kata مﺮ
yang maknanya ialah و
آ mendapatkan atau mengerjakan dan memutuskan sesuatu. Menurut Imam Muhammad
Abu Zahra, kata jarimah dahulu dikhususkan untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan yang dibenci keji selain perbuatan-perbuatan yang baik. Oleh karena itu kata
مﺮ , jarama
mempunyai makna pekerjaan yang memikul dosa.
28
Sebagaimana dalam Firman Allah:
ﻮه مﻮ وأ حﻮ مﻮ بﺎ أ ﺎ ﻜ نأ ﺎ ﻜ ﺮ مﻮ ﺎ و
طﻮ مﻮ ﺎ و ﺎ مﻮ وأ د ﻜ
دﻮﻬ ا ﺪ :
Artinya: “Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku dengan kamu menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang
28
Imam Abu Zahra, Al-Jarimah Wal ‘Uqubah Fil Fiqh Islamiy, Kairo, Daar Al-Fikr Al-‘Araby, 1997, h. 19
menimpa kaum Nuh atau kaum Huud atau kaum Shaleh, sedang kamu Luth tidak pula jauh tempatnya dari kamu”.
Q.S: Al-Huud: 89. Kata jarimah
ﺔ ﺮ
dapat juga diartikan sebagai larangan-larangan syara’ yang diancamkan oleh Allah dengan hukuman had atau ta’zir.
29
Sedangkan menurut Imam Al-Mawardi memberikan definisi tentang jarimah ialah sebagai berikut.
ا ﺮ ﺰ وأ ﺪ ﺎﻬ ﻰ ﺎ ﷲا ﺮ ز تارﻮ
اﺮ
30
Artinya: Jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Syara’ yang
diancam oleh Allah dengan hukuman had atau ta’zir .
Para fuqaha sering memakai kata-kata jinayah ﺔ ﺎ
, jinayah untuk jarimah. Semula
jinayah pada awalnya bermakna hasil perbuatan seseorang, yakni perbuatan-perbuatan
yang dilarang. Dalam istilah lain jarimah disebut juga dengan jinayah. Menurut Abdul Qadir ‘Audah
pengertian jinayah sebagai berikut :
ﺎ ﺎ
ﺔ إ
ﺮ م
ﺮ ﺎ
, ﻮ
ءا و
ا ﻰ
أ و
لﺎ أ
و ﺮ
ذ ا
ﻚ
31
Artinya:
Jinayah adalah suatu istilah untuk perbuatan yang dilarang oleh syara’ baik perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta, atau lainnya
. Larangan-larangan tersebut adakalanya berupa mengerjakan perbuatan yang dilarang
atau meninggalkan perbuatan yang diperintahkan. Dengan kata-kata syara’ pada pengertian tersebut di atas, yang dimaksud ialah bahwa sesuatu perbuatan baru dianggap
29
ﺮ ﺰ وأ ﺪ ﺎﻬ ﷲاﺮ ز ﺔ ﺮ تارﻮ , lihat Ahmad Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam,
Jakarta, Bulan Bintang, 2005, cet VI, h. 3
30
Abu Hasan Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyah, Mesir, Musthafa Al-Baby Al-Halaby, 1975, cet ke III, h. 219
31
Abdul Qadir ‘Audah, At-Tasyri’ Al-Jinaiy Al-Islamiy, Beirut, Muassasah Risalah, 1992 M 1412 H, cet ke II, h. 67
jarimah apabila dilarang oleh syara’, juga berbuat atau tidak berbuat tidak dianggap
sebagai jarimah, kecuali apabila diancamkan hukuman kepadanya. Sebagaimana disebutkan di atas, pengertian jarimah ialah larangan-larangan syara’
yang diancamkan hukuman had atau hukuman ta’zir. Larangan tersebut adakalanya berupa perbuatan yang dicegah, atau meninggalkan yang disuruh. Juga bahwa dengan
penyebutan kata-kata syara’ dimaksudkan bahwa larangan-larangan harus datang dari ketentuan-ketentuan nash-nash syara’, dan berbuat atau tidak berbuat baru dianggap
sebagai jarimah apabila diancamkan hukuman terhadapnya.
2. Unsur-Unsur Tindak Pidana.