Perkembangan dan Pemajuan Hak Sipil Politik

28 8. UU Otonomi Daerah, 9. UU ratifikasi Konvensi PBB menentang Penyiksaan, atau perlakuan atau hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat, 10. UU ratifikasi Konvensi Anti Diskriminasi Rasial, 11. Pada tahun 2000, ketika memasuki amandemen ke II UUD 1945, suatu daftar panjang HAM dimasukkan ke dalam konstitusi, yaitu pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J UUD 1945. Dengan demikian HAM tidak lagi semata-mata hak moral dan hak atas dasar UU. Tapi HAM sudah merupakan bagian dari hak-hak Konstitusi yang mesti dipatuhi oleh pembuat UU pemerintah dan DPR dan jajaran aparat yudisial. Selain kemajuan-kemajuan pada tataran normatif sebagaimana diuraikan di atas, pemerintah dengan dukungan DPR telah pula mendirikan lembaga-lembaga independen, yang dimaksudkan untuk pemajuan dan perlindungan HAM, termasuk HSP, seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Komisi Nasional Perlindungan Hak-Hak Perempuan dari Tindakan Kekerasan, Komisi Perlindungan Hak Anak, Komisi Ombudsman Nasional, Pengadilan Hak Asasi Manusia, Pengadilan Hubungan Industrial dan Mahkamah Konstitusi, yang antara lain mempunyai kewenangan untuk menguji suatu produk Undang-Undang yang diduga melanggar HAM sebagai Hak Konstitusional. Baik pada tataran norma hukum maupun kehadiran lembaga-lembaga independen tersebut di atas. Sesungguhnya negara 29 Indonesia telah mempunyai perangkat hukum dan kelembagaan yang memadai sebagai dasar untuk menghormati dan melindungi HAM. Termasuk Hak Sipil Politik. Di lapangan Politik, hampir sepuluh tahun terakhir ini, kita bersama telah menyaksikan rakyat Indonesia telah menikmati kebebasan politik yang luas. Empat kebebasan dasar, yaitu: 1. Hak atas kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, 2. Hak atas kebebasan berkumpul, 3. Hak atas kebebasan berorganisasi, dan 4. Hak untuk turut serta dalam pemerintahan, yang vital bagi bekerjanya Sistem Politik dan Pemerintahan demokratis telah dinikmati oleh sebagian besar rakyat Indonesia. 24

2. Perkembangan dan Pemajuan Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya EKOSOB

Jatuhnya Soeharto dan semangat reformasi telah membuka peluang bagi perubahan kondisi hak asasi di Indonesia. Dengan membaca situasi hak asasi manusia, khususnya hak ekosob pasca jatuhnya Soeharto kita bisa mencatat adanya sebuah langkah konsisten dan berkesinambungan yang berlangsung sejak pemerintahan Habibie sampai pemerintahan SBY-Kalla. 24 Ibid.,h. 169-171. 30 Selain amandemen UUD’45 dan ratifikasi Kovenan Hak Ekosob, beberapa undang-undang terkait dengan hak ekosob juga diproduksi di era reformasi, di antaranya: 1 UU 392004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri; 2 UU 212007 tentang Pemberantasan Tindak Perdagangan Orang; 3 UU 262007 tentang Penataan Ruang. Undang-undang tata ruang yang baru ini diharapkan dapat mengatasi konflik pertanahan dan sekaligus meredam panggusuran. 25 Harapan besar akan adanya kemajuan kondisi hak asasi di era reformasi muncul ketika pemerintahan SBY-Kalla menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RP JMN tahun 2004-2009 dan Rencana Kerja Pemerintah RKP tahun 2006. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RP JMN disebutkan bahwa kemiskinan tidak lagi dipahami sebatas ketidakmampuan ekonomi tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan adanya perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Salah satu hak dasar yang dimaksud adalah jaminan rasa aman serta partisipasi masyarakat miskin dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan. Sebagai salah salah satu implementasinya, kebijakan penaggulangan kemiskinan difokuskan pada perwujudan keadilan dan kesetaraan gender serta pengembangan wilayah melalui percepatan pembangunan pedesaan, pembangunan 25 Ibid., h. 93. 31 perkotaan, percepatan pembangunan kawasan pesisir dan percepatan pembangunan kawasan tertinggal. Selain merumuskan RP JMN dan RKP, Pemerintahan SBY-Kalla juga menetapkan tiga sasaran pembangunan ekonomi, yaitu 1 mengurangi pengangguran dari 9,5 persen pada tahun 2003 menjadi 6,7 persen ditahun 2009; 2 menurunkan tingkat kemiskinan dari 16,6 persen pada tahun 2004 menjadi 8,2 persen di tahun 2009; dan 3 meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari 4,5 persen pada tahun 2003 menjadi 7,2 persen di tahun 2009. Untuk mewujudkan ketiga sasaran tersebut, Presiden SBY telah mencanangkan program Revitalisasi Pembangunan Pedesaan dan Pertanian. Salah satu dokumen strategis yang dihasilkan adalah Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan RPPK. Esensi RPPK adalah pengembalian hak-hak petani dan nelayan untuk dapat hidup dengan lebih layak. Dari adanya perkembangan di bidang produk hukum terkait dengan hak asasi kita bisa menilai bahwa secara normatif ada kemajuan di bidang hak ekosob sepanjang 10 tahun reformasi.

3. Penegakan HAM Pada Pelanggaran Berat HAM

Bila kita mencari makna ungkapan ‘pelanggaran hak asasi manusia’, anda akan segera dihantar melihat sederet daftar mengenai kasus-kasus pelanggaran berat hak asasi manusia seperti kasus penculikan aktivis 1997-1998, kasus pembantaian di Tanjung Priok 1994, kasus bumi hangus di Timor-Timur 1999 dan beberapa kasus pelanggaran berat yang lain. Aparat penegak hukum diminta oleh negara untuk