33
pengungkapan kebenaran, mengadili pelaku yang paling bertanggung jawab, reformasi kelembagaan dan reparasi bagi korban.
26
26
Ibid., h. 287.
34
BAB III PROFIL PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
A. Sejarah Berdirinya Partai Keadilan Sejahtera PKS
Partai Keadilan Sejahtera yang disingkat menjadi PK Sejahtera merupakan partai berasaskan Islam yang pendiriannya terkait dengan pertumbuhan dakwah Islam
semenjak awal tahun delapan puluhan. Partai ini menjunjung tinggi perlindungan, pemenuhan dan penegakan hak asasi manusia.
1
Partai Keadilan Sejahtera PKS didirikan di Jakarta pada hari sabtu tanggal 20 April 2002 atau bertepatan dengan 7 Shafar 1423 H. PKS didirikan oleh
sekelompok anak bangsa yang memiliki cita-cita luhur, yaitu menegakkan keadilan dan mensejahterakan masyarakat.
PKS merupakan kelanjutan dari Partai Keadilan PK karena memiliki kesamaan tujuan dan cita-cita.
2
Dalam menjalankan roda organisasi dan aktifitasnya, partai dibingkai dengan Piagam Deklarasi, visi dan misi, anggaran dasar AD,
Anggaran Ruamah Tangga ART, kebijakan dasar partai sertai peraturan-peraturan lainnya yang mengikat seluruh anggota partai.
1
Daniel Dhakidae, Ph.D, Partai-partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2004, h. 301.
2
ADART Partai Keadilan Sejahtera
35
Partai Keadilan sendiri lahir dari perjalanan panjang politik Islam di Indonesia sejak masa awal kemerdekaan di Indonesia sampai dengan mengganasnya kekuasaan
Orde Baru yang kemmudian menjadi berantakan karena perlawanan rakyat. Bagi komunitas PKS, hubungan antara Islam dan negara dalam lembaran sejarah bangsa
hampir selalu diwarnai saling mencurigai bahkan permusuhan. Dalam catatan mereka, keterpurukan umat Islam karena dipermainkan oleh
negara bermula di awal kemerdekaan RI. Pada waktu itu, Presiden Soekarno, dalam pidato-pidatonya telah membuka peluang demokratis bagi pejuang Islam di
Indonesia. Kaum Muslimin menaggapinya dengan suka cita dan menampilkannya dalam berbagai bentuk Parpol Islam. Mereka membayangkan jika demokrasi yang
dijanjikan oleh Soekarno benar-benar dilaksanakan, maka peran politik umat Islam. Secara signifikan dalam kehidupan bernegara akan menjadi kenyataan.
Namun perkiraan pemuka Islam kata itu meleset, parpol Islam mengalami kekalahan, sehingga Islam tidak dapat menggeser Pancasila sebagai dasar negara
melalui perjuangan konstitusional di arena konstituante. Perdebatan-perdebatan di konstituante yang berkepanjangan, menjadi salah satu kunci politik Soekarno untuk
menutup kembali peluang demokrasi yang pernah diajukannya. Pada tahun 1959, ia mengeluarkan Dekrit Prsiden yang menghentikan perdebatan sengit wakil-wakil
rakyat lewat pembubaran parlemen, dan bangsa Indonesia harus kembali kepada UUD 1945. Lebih penting lagi tahun itu merupakan starting point bergulirnya
Demokrasi Terpimpin yang pada hakikatnya sebuah perwujudan dari diktatorisme.
36
Pada periode inilah parpol-parpol Islam mengalami ketidakberdayaan vis-à-vis keperkasaan politik Soekarno, yang berambisi untuk mengubur parpol termasuk
parpol Islam, seperti Masyumi yang merupakan partai Islam terbesar saat itu. Pada tahun 1965, PKI yang menjadi salah satu mitra kekuasaan Soekarno
selain tentara, melakukan pemberontakan dan makar yang menumpahkan darah banyak anak bangsa. Dalam situasi tersebut, umat Islam mengambil peran yang
sangat signifikan. Namun ironisnya negara Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto yang muncul setelah pemberontakan PKI tidak menghargai peran historis
kaum Muslimin yang telah ikut andil dalam memutuskan rezim baru itu. Proyek pengerdilan politik yang digalakkan oleh Orba, di satu sisi
mengokokhkan kekuasaan Orba, di sisi lain rakyat pada umumnya dan kaum Muslimin pada khususnya semakin terkekang dalam mengeluarkan aspirasi
politiknya. Hal yang sama juga dialami oleh kalangan mahasiswa di berbagai perguruan tinggi. Negara memantau kegiatan politik dan suara moral mahasiswa
melalui pembekalan konsep Normalisasi Kehidupan KampusBadan Koordinasi Kemahasiswaan NKKBKK. Tentu saja konsep ini di tentang habis-habisan oleh
seluruh segmen mahasiswa. Para intelektual muda Muslim meresponnya dengan merancang strategi perjuangan umat Islam yang sangat fenomenal, yaitu dengan
menggalakkan dakwah menyebarkan kebenaran dan kebaikan di Indonesia. Gerakan ini merebak dengan cepat dan mewarnai suasana keislaman di kampus-kampus dan
masyarakat umum.