31
perkotaan, percepatan pembangunan kawasan pesisir dan percepatan pembangunan kawasan tertinggal.
Selain merumuskan RP JMN dan RKP, Pemerintahan SBY-Kalla juga menetapkan tiga sasaran pembangunan ekonomi, yaitu 1 mengurangi pengangguran
dari 9,5 persen pada tahun 2003 menjadi 6,7 persen ditahun 2009; 2 menurunkan tingkat kemiskinan dari 16,6 persen pada tahun 2004 menjadi 8,2 persen di tahun
2009; dan 3 meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari 4,5 persen pada tahun 2003 menjadi 7,2 persen di tahun 2009. Untuk mewujudkan ketiga sasaran tersebut,
Presiden SBY telah mencanangkan program Revitalisasi Pembangunan Pedesaan dan Pertanian. Salah satu dokumen strategis yang dihasilkan adalah Revitalisasi
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan RPPK. Esensi RPPK adalah pengembalian hak-hak petani dan nelayan untuk dapat hidup dengan lebih layak.
Dari adanya perkembangan di bidang produk hukum terkait dengan hak asasi kita bisa menilai bahwa secara normatif ada kemajuan di bidang hak ekosob
sepanjang 10 tahun reformasi.
3. Penegakan HAM Pada Pelanggaran Berat HAM
Bila kita mencari makna ungkapan ‘pelanggaran hak asasi manusia’, anda akan segera dihantar melihat sederet daftar mengenai kasus-kasus pelanggaran berat
hak asasi manusia seperti kasus penculikan aktivis 1997-1998, kasus pembantaian di Tanjung Priok 1994, kasus bumi hangus di Timor-Timur 1999 dan beberapa kasus
pelanggaran berat yang lain. Aparat penegak hukum diminta oleh negara untuk
32
mengusut perkara dan menyeret ke penjara para pelaku kejahatan berat hak asasi manusia.
Namun sayangnya, hingga saat ini para pelaku kejahatan berat hak asasi manusia itu tidak dapat diadili oleh negara, mereka terus berkeliaran. Meskipun
pemerintah telah membuat UU 262000 tentang Pengadilan HAM, tetap saja dalang asli tidak dapat dijerat hukum. Para pelaku masih dengan bebas menikmati hawa
segar dan hidup di atas mayat-mayat korban yang mereka bunuh. Oleh karena itu, kelahiran UU 262000 dianggap sebagai salah satu wajah
kongkrit pemerintah Indonesia dalam menegakkan hukum dan keadilan. Namun, harapan dan cita-cita dari masyarakat terutama dari korban kekerasan dan
pelanggaran HAM pupuslah sudah. Mengapa? Karena, satu demi satu kasus pelanggaran HAM berat tidak dapat lagi diproses sebagaimana mestinya. Komnas
HAM sulit untuk menunjukkan kekuatannya sampai para dalang kejahatan tidak dapat dihukum. Hanya para petugas pelaksana yang dihukum.
Melalui lokakarya nasional hak asasi manusia yang diadakan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada 8-11 Juli 2008 lahirlah sebuah kerangka keadilan
transisi untuk membangun masa depan yang lebih demokratis. Secara sederhana, pendekatan keadilan transisi dapat digambarkan melalui mekanisme yaitu
33
pengungkapan kebenaran, mengadili pelaku yang paling bertanggung jawab, reformasi kelembagaan dan reparasi bagi korban.
26
26
Ibid., h. 287.