Investasi TI dan SDM, penciptaan nilai dan kinerja keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Investasi TI dan SDM, penciptaan nilai dan kinerja keuangan.

Keuntungan adalah muara dari penciptaan nilai dalam bisnis. Perusahaan dalam aktivitas investasi memiliki tujuan. Tujuan investasi adalah peningkatan kinerja keuangan atau profitabilitas dan penciptaan nilai dalam meningkatkan pertumbuhan. Prioritas pertama dalam alokasi modal dan sumber daya harus diberikan untuk kegiatan usaha yang signifikan terhadap laba dan memiliki peluang pertumbuhan yang besar. Kegiatan ini memegang potensi terbesar untuk penciptaan nilai Fuller, 2001. Aktivitas investasi membutuhkan analisis penciptaan nilai yang merupakan instrumen dalam menilai manfaat dari strategi perusahaan yang ada dan membentuk strategi optimal untuk masa depan. Analisis penciptaan nilai adalah komponen penting tetapi sering diabaikan dalam pengelolaan keuangan dari setiap perusahaan. Proses penciptaan nilai tergambar dari peningkatan volume dan kualitas produksi pada bisnis manufaktur; pekerja yang cerdas dan terampil pada bisnis jasa; penciptaan ide-ide baru dan desain baru dan menciptakan cetak biru yang efisien dan efektif pada bisnis teknik, yang semuanya mengarahkan bisnis kepada peningkatan nilai dan keuntungan. Investasi yang memberikan keuntungan ekonomi dan menciptakan nilai adalah investasi yang ditetapkan oleh manajemen yang bebas dari hambatan kemudian dapat ditempuh berdasarkan manfaat masa depan mereka dan kepentingan strategis Fuller, 2001. Universitas Sumatera Utara Teori atau pandangan berbasis sumber daya resource-based view theory - RBV menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang mampu mengumpulkan dan menyebarkan nilai value , langka, sulit ditiru, dan tidak disubstitusikan, sumber daya diposisikan untuk menghasilkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif dan kinerja superior Barney, 1986, 1991. Resource based view menyarankan sebuah perusahaan untuk menerapkan manajemen SDM-nya, sehingga secara signifikan dapat meningkatkan keunggulan bersaing dengan menciptakan pengetahuan yang khusus, keterampilan, dan budaya yang ada di dalam perusahaan yang sulit untuk ditiru. Dengan kata lain mengembangkan nilai unik yang ada di dalam perusahaan sebagai sumber daya akan dapat mengembangkan inovasi yang sukar ditiru oleh para pesaing dan pada akhirnya memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan. Poin-poin penting dari teori ini adalah: 1 Mengidentifikasi potensi kunci sumber daya perusahaan ; 2 Mengevaluasi apakah sumber daya tersebut memenuhi kriteria valuable berharga, sumber daya harus memungkinkan perusahaan untuk menggunakan strategi penciptaan nilai, baik dengan mengalahkan pesaingnya atau mengurangi kelemahan sendiri. Rare langka, untuk menjadi nilai, sumber daya harus langka menurut definisinya. In-imitable tidak dapat ditiru, jika sumber daya berharga dikendalikan oleh hanya satu perusahaan itu bisa menjadi sumber keunggulan kompetitif. Keuntungan ini bisa berkelanjutan jika pesaing tidak dapat menduplikasi aset strategis ini dengan sempurna. Non-substitutable tidak tergantikan, bahkan jika sumber daya langka, berpotensi menciptakan nilai imitable dan tidak sempurna, suatu aspek yang sama Universitas Sumatera Utara pentingnya adalah kurangnya substitusi. Jika pesaing mampu menandingi menciptakan nilai strategi perusahaan dengan pengganti, harga didorong ke titik bahwa harga sama dengan rente yang didiskontokan di masa depan yang mengakibatkan nol keuntungan ekonomi. 3 Peduli dan melindungi sumber daya yang memiliki evaluasi tersebut, karena hal itu dapat meningkatkan kinerja organisasi. TI dan SDM sangat erat kaitannya dengan competitive advantage theory Porter, 1985. Keunggulan kompetitif terjadi ketika sebuah organisasi memperoleh atau mengembangkan suatu atribut atau kombinasi beberapa ciri yang memungkinkan untuk mengungguli pesaingnya. Atribut tersebut dapat mencakup akses ke sumber daya alam, atau akses ke sumber daya manusia yang sangat terlatih dan tenaga terampil. Teknologi baru seperti robotika dan teknologi informasi dapat memberikan keunggulan kompetitif, baik sebagai bagian dari produk itu sendiri, sebagai keuntungan untuk pembuatan produk, atau sebagai alat bantu kompetitif dalam proses bisnis misalnya, identifikasi yang lebih baik dan pemahaman tentang pelanggan. Keunggulan kompetitif menandakan kemampuan untuk tetap di depan pesaing sekarang atau pesaing yang potensial, sehingga kinerja yang unggul dicapai melalui keunggulan kompetitif akan memastikan kepemimpinan pasar. Juga memberikan pemahaman bahwa sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan strategi bisnis akan memiliki dampak yang mendalam pada peningkatan keunggulan kompetitif. Ada beberapa strategi dalam competitive advantage theory yaitu : strategi kepemimpinan biaya cost leadership strategy yang bertujuan untuk menawarkan Universitas Sumatera Utara produk atau jasa pada biaya terendah dalam industri. Strategi perbedaan differentiation strategy bertujuan untuk menyediakan berbagai produk, layanan, atau fitur untuk konsumen bahwa pesaing belum menawarkan atau tidak dapat menawarkan. Hal ini memberikan keuntungan langsung kepada perusahaan yang mampu menyediakan produk yang unik atau jasa yang pesaingnya tidak mampu menawarkan. Strategi inovasi innovation strategy bertujuan untuk melompati pelaku pasar lainnya dengan memperkenalkan produk atau jasa yang sama sekali baru atau terutama lebih baik. Aset fisik dan aset tak terlihat invisible assets menjadi perbedaan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan Itami, 1987. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Barney dan Arikan 2001 yang membedakan aset fisik yang terlihat visible dengan aset tak terlihat invisible assets , aset fisik dihadirkan untuk operasi bisnis yang akan berlangsung tetapi aset tak terlihat diperlukan untuk keunggulan kompetitif. Aset tak terlihat merupakan sumber daya berbasis pengetahuan yang diproduksi oleh pekerja perusahaan berbasis pengetahuan Grant, 1996. Indrajit 2000 mengemukakan bahwa TI adalah suatu teknologi yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran datainformasi tersebut dalam batas-batas ruang dan waktu. TI meliputi komponen-komponen perangkat keras komputer, infrastruktur, alat komunikasi, dan lain-lain dan perangkat lunak aplikasi, sistem operasi, database , dan lain- lain yang harus tersedia untuk menghasilkan sistem informasi yang telah didefinisikan. Universitas Sumatera Utara Manfaat pendayagunaan TI dibagi menjadi dua, tangible dan intangible Remenyi et.al., 1995. Manfaat tangible secara langsung berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, baik pengurangan atau penghematan biaya cost maupun peningkatan pendapatan revenue . Manfaat intangible didefinisikan sebagai manfaat positif yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan pemanfaatan TI, namun tidak memiliki korelasi secara langsung dengan profitabilitas perusahaan. Manfaat TI sebagai intangible assets sangat berperan dalam proses penciptaan nilai, sehingga perusahaan semakin bergantung pada TI di era knowledge-based dan innovation-driven Arvidsson, 2011. Lin 2007 menemukan hubungan positif antara kemampuan TI dan kinerja perusahaan konsisten dengan studi Chatterjee et al., 2002. Hasil temuan Lin 2007 membantu memperkuat pandangan bahwa kemampuan TI suatu perusahaan sangat penting untuk keunggulan kompetitif. Disamping TI, perusahaan sangat bergantung pada potensi SDM Bontis et al. 1999, human capital SDM didefinisikan sebagai seperangkat sumber daya tidak berwujud intangible resources yang tertanam dalam individu-individu dari organisasi. Produktivitas SDM tergantung pada faktor kombinasi kompleks yang berhubungan dengan bakat karyawan, motivasi, penghargaan, keterampilan, pengalaman, kesehatan dan faktor emosional. Pentingnya intangible asset terletak pada nilai potensialnya dalam keterampilan dan keahlian dari para pekerjanya berupa SDM yang terwujud dalam proses produksi dari layanan produk melalui kegiatan perusahaan. Investasi dalam SDM mempunyai pengaruh yang besar Universitas Sumatera Utara terhadap peningkatan produktivitas yang dapat didorong melalui pendidikan dan pelatihan Becker, 1964. Pendapat Mhedhbi 2013 bahwa SDM merupakan bagian dari modal organisasional untuk menciptakan nilai, modal manusia adalah pemain yang akan menciptakan nilai dan pelanggan adalah si penerima penciptaan nilai. Orang-orang yang sangat baik menciptakan nilai yang unggul. Perusahaan modern tidak dapat menghasilkan nilai tanpa ide-ide, keterampilan, dan kepemimpinan pekerja pengetahuan. Perusahaan harus menghargai karyawan yang telah menunjukkan kemampuan superior untuk menciptakan nilai-nilai. Perekonomian di era globalisasi saat ini, sebagian besar nilai diperoleh dari TI dan pengetahuan SDM. TI dan SDM dipandang sebagai sumber keunggulan kompetitif dalam bisnis berbasis pengetahuan dan sebagai elemen penting dalam memastikan keberhasilan pengembangan dan menciptakan nilai dalam bisnis yang berkelanjutan. 2.1.2. Intellectual Capital sebagai penciptaan nilai value creation . Kondisi bisnis di era global diarahkan pada salah satu isu yang paling penting bagi manajemen strategis perusahaan adalah pendorong nilai value drivers sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi setiap nilai perusahaan. Kondisi ini mengarahkan pandangan dunia kepada basis pengetahuan. Fenomena pergeseran dari masyarakat industrialis dan jasa kepada masyarakat pengetahuan menyebabkan perusahaan menitik beratkan akan pentingnya knowledge asset aset pengetahuan sebagai salah satu bentuk intangible assets . Kemampuan suatu perusahaan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu faktor Universitas Sumatera Utara daya saing yang sangat penting. OECD 1996 menyatakan bahwa faktor-faktor penentu keberhasilan perusahaan, dan ekonomi nasional secara keseluruhan, adalah semakin bergantung pada efektivitas mereka dalam mengumpulkan dan memanfaatkan pengetahuan. Aspek penentuan dan klasifikasi value drivers paling sering berhubungan dengan konsep manajemen berbasis nilai. Prahalad dan Hamel 1990 menyatakan bahwa IC dipandang sebagai pendorong utama value driver dari penciptaan nilai value-creation dan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bukti adanya hubungan empiris antara IC dan penciptaan nilai value-creation organisasi Marr dan Roos, 2005. Link ini tertanam dalam kemampuan perusahaan untuk terus membangun basis IC -nya dengan menghasilkan pengetahuan baru Cabrita et al., 2007. IC hampir menjadi satu- satunya keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam ekonomi baru Grant, 1991; Hysom, 2001; Wade Hulland, 2004. Istilah penciptaan nilai value creation , biasanya dihadapkan dengan konsep keuntungan ekonomi. Keuntungan ekonomi mengungkapkan sisa pendapatan, keuntungan di atas normal rate of return. IC sebagai pencipta nilai value creation dapat berhubungan dan berpengaruh langsung terhadap keuntungan atau profitabilitas perusahaan. IC sangat berperan dalam penciptaan nilai value creation dan kinerja organisasi serta sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Banyak peneliti memberikan definisi dan pandangan yang beragam tentang IC . Mavridis 2005 menyatakan bahwa IC adalah suatu aktiva tidak berwujud yang memiliki potensi untuk menciptakan nilai bagi perusahaan. Martinez dan Garcia-Meca 2005 menyatakan IC adalah pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual dan Universitas Sumatera Utara pengalaman yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan kekayaan. Edvinsson et al., 1997 mendefinisikan IC sebagai perbedaan antara nilai pasar perusahaan dan nilai buku. Riahi-Belkaoui 2003, IC sebagai pengetahuan khusus dan berharga yang dimiliki organisasi sebagai aset strategis yang terletak pada hubungan potensial antara IC dan kinerja perusahaan. IC sangat erat kaitannya dengan stakeholder theory . Freeman 2008 dan Harrison et al. 2010 menyatakan bahwa perusahaan harus dikelola tidak hanya bagi para pemegang saham, tetapi lebih umum, bagi para pemangku kepentingan stakeholder . Post et al. 2002 mengatakan bahwa mereka harus menciptakan nilai bagi semua pemangku kepentingan. Dalam konteks hubungan IC dengan kinerja keuangan, stakeholder theory lebih tepat digunakan sebagai landasan untuk menjelaskan hubungan IC dengan kinerja keuangan. Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull . Dalam pandangan teori stakeholder , perusahaan memiliki stakeholders , bukan sekedar shareholder Belkaoui, 2003 yang meliputi pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor, pemerintah, dan masyarakat. Meek Gray, 1988 menyatakan konteks teori stakeholder adalah laba akuntansi hanyalah merupakan ukuran return bagi pemegang saham shareholder , sementara value added adalah ukuran yang lebih akurat yang diciptakan oleh stakeholders dan kemudian didistribusikan kepada stakeholders yang sama. Value added dan return dapat menjelaskan kekuatan teori stakeholder dalam kaitannya dengan pengukuran kinerja organisasi. Jika IC merupakan sumber daya yang terukur untuk peningkatan competitive advantage , maka IC akan memberikan kontribusi Universitas Sumatera Utara terhadap kinerja keuangan perusahaan Chen et al ., 2005; Abdolmohammadi, 2005; Ulum, 2009. Untuk mengukur kinerja IC perusahaan, Pulic 1998 mengembangkan metode value added intellectual coefficient VAIC TM yang didesain untuk memberikan informasi tentang efiseinsi penciptaan nilai value creation efficiency dari aset berwujud tangible asset dan aset tidak berwujud intangible asset yang dimiliki perusahaan. 2.1.3. Return on Investment ROI Return on Investment sebagai ukuran profitabilitas, dinotasikan sebagai ROI dalam persamaan dan dihitung sebagai rasio setelah pajak dibagi dengan total aset. ROI adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas digunakan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan total dana yang ditanamkan pada aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan net operating income dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut net operating assets . Sebutan lain untuk ratio ini adalah net operating profit rate of return atau operating earning power Munawir, 2004. Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi dijelaskan oleh Horne dan Wachowicz, 2005 bahwa rasio profitabilitas profitability ratio menghubungkan laba dengan investasi. Rasio ini akan menunjukkan efektivitas operasional keseluruhan perusahaan. Salah satu pengukurannya adalah dengan tingkat pengembalian atas investasi Return on Investment - ROI . Universitas Sumatera Utara Formulasi ROI dapat digambarkan sebagai berikut : Laba bersih setelah pajak ROI = --------------------------------- Total aktiva ROI mengukur tingkat pengembalian atas aset oleh bank. Rasio ini membantu untuk menilai kinerja manajerial, mengukur efektivitas aset yang digunakan dan mengevaluasi proyek-proyek belanja modal yang diusulkan. Seperti yang dikutip dari Dandago 2012 menyebutkan, Arma dan Vainu 2002, berpendapat ROI ROA adalah salah satu rasio keuangan yang paling sering digunakan oleh para analis keuangan.

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Studi Penerapan Metode Return on Investment Dalam Pengukuran Human Capital di Pabrik Gula Sei Semayang

3 132 89

Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 59 82

Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1 33 127

Penerapan Metode Groos margin Return On Investment Dalam Menentukan Nilai Balik Persediaan Barang Pada PT. Prima Indah Santon Medan

4 89 49

Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Return on Investment (ROI) Melalui Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia (BEI)

0 0 16

Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Return on Investment (ROI) Melalui Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia (BEI)

0 0 2

Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Return on Investment (ROI) Melalui Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia (BEI)

0 0 12

Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Return on Investment (ROI) Melalui Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia (BEI)

0 0 14

Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Return on Investment (ROI) Melalui Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia (BEI)

0 2 7

Pengaruh Investasi Teknologi Informasi Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Return on Investment (ROI) Melalui Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia (BEI)

0 1 12