Dalam pendidikan seks perlu ditanamkan nilai aganma dan moral karena seks merupakan anugerah Tuhan untuk meneruskan keturunan,
penjelasan ini penting diberikan agar anak-anak sadar dan bertanggung jawab dalam kehidupan seksualnya. Djiwandono, 2002
Menurut Gunarsah 1993 beberapa hal yang penting dalam memberikan pendidikan seksual yang perlu diperhatikan adalah, a cara
penyampaiannya wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu, b isi urain harus objektif, namun jangan nmenerangkan yang tidak benar
seolah-olah bertujuan agar anak tidak bertanya lagi, boleh mempergunakan contoh atau symbol, c dangkal atau mendalamnya uraian disesuaikan
dengan kebutuhan dan perkembangan anak, d pendidikan seks diberikan secara pribadi karena luas sempitnya pengetahuan dengan kecepatan tahap
perkembangan tidak sama pada setiap anak, e pendidikan sekssual perlu diulang-ulang dan perlu untuk mengetahui seberapa jauh pengertian baru
dapat diserap oleh anak dan perlu reinforcement apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari pengetahuannya.
4.4. Pendidikan Seks di Sekolah
Selain di rumah, remaja bisa mendapatkan pendidikan seks dari lingkungan sekolah. Pendidikan seks tersebut diberikan secara terintegrasi
dalam mata pelajaran seperti agama, olahraga, biologi, sosiologi, dan antropologi.. Infornmasi yang diberikan lebih kompleks dari yang diberikan
orang tua, sehingga bantuan sekolah untuk melengkapi dam menambah pengetahuan remaja tentang seks sangat bermanfaat dan lebih efektif
Rahmad dan Fachrudin, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Fale-Hobson Yeni,1996 menyatakan bahwa pendidikan seks di sekolah meliputi pengjaran kepada anak untuk berperan sesuai jenis
kelaminnya, mendiskusikan cara berhubungan dengan lawan jenis berdasarkan nilai kesopanan, memperkenalkan anak tentang perkembangan
peranan seks, menggunakan peralatan audio-visual untuk membantu mempelajari perkembangan peran seks dan memperkenalkan berbagai
macam peran seks antara laki-laki dan perempuan. Menurut Yeni 1996 dalam memberikan pendidikan seks di sekolah,
perlu diperhatikan peran dari guru dan isi dari pendidikan seks itu sendiri Tukan, 1993. Beberapa peran yang harus dilakukan guru tersebut adalah
membantu anak didik untuk menyeleksi lingkungan sosial dan orang-orang yang tepat untuk perkembangan mereka, membantu anak untuk memahami
bahwa lingkungan social dan orang-orang tersebut sesuai dengan mereka dan menerimanya sebagai bagian dari mereka serta membantu anak
memilih aktivitas dan pengelaman yang baik untuk kehidupan masa depannya.
Fokus pemberian material atau isi pendidikan seks perlu disesuaikan dengan jenjang pendidikan anak. Pada siswa SD Kelas 5 dan 6 dijelaskan
tentang ciri seksualitas primer dan sekunder pria, proses terjadinya mimpi basah, menjaga kebersihan kelamin, memakai bahasa yang baik dan benar
tentang seks, kepribadian seorang siswa. Sedangkan pada siswi Kelas 5 dan 6 dijelaskan tentang ciri seksualitas primer dan skunder seorang wanita,
proses terjadinya ovulasi dan menstruasi, keterbukaan pada orang tua, serta pendidikan dan kepribadian wanita.
Universitas Sumatera Utara
Pada siswa SMP Kelas 2 dan 3 informasi yang diberikan lebih diperlus yaitu meliputi identitas remaja, pergaulan, dari mana manusia
berasal, proses melahirkan, dan tanggung jawab moral dalam pergaulan. Khusus pada siswa SMA Kelas 1 dan 2 isi pendidikan seks mencakup
pendalaman materi yang telah diperoleh di SD dan SMP yakni secara psikologi bagi pria dan wanita, memahami keluarga secara sosiologi,
masalah pacaran dan tunangan, komunikasi, pilihan cara hidup menikah atau membujang, pergaulan pria dan wanita, tubuh manusia yang
berhubungan dengan reproduksi, penilaian etis yang bertanggung jawab sekitar masalah-masalah seksual perkawinan, kontrasepsi, akibat-akibat
dari seks bebas dan pencegahan penyakit seksual.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perilaku keluarga terhadap pendidikan seks pada remaja.
Tanggung jawab untuk memberikan pendidikan seks berada pada keluarga sebagai berikut :
Skema1. Kerangka Konseptual Penelitian
Pengetahuan keluarga - Baik
- Cukup - Kurang
Sikap keluarga
- Negatif
- Positif
Tindakan keluarga
- Baik
- Cukup
- Kurang
Pendidikan seks Bagi Remaja
Universitas Sumatera Utara