seseorang dapat mengubah perilaku seksualnya kearah yang lebih bertanggung jawab, Sedangkan Sarwono 2000 mendefenisikan
pendidikan seks sebagai suatu informasi mengenai seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan,
kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual, aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan. Pendidikan seks yang diberikan seharusnya
berkaitan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat, apa yang dilarang, apa yang dilazimkan, dan bagaimana melakukannya tanpa
melanggar aturan-aturan yang berlaku dimasyarakat.
4.1. Tujuan Pendidikan Seks
Tujuan pendidikan seks adalah membentuk sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual dalam membimbing anak dan remaja
kearah hidup dewasa yang sehat dan bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya.
Mu’tadin 2002 mengemukan beberapa tujuan pendidikan seksual, antara lain :
a. Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik,
mental, dan proses kematangan emosional yng berkaitan dengan masalah seksual remaja.
b. Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan
perkembangan dan penyesuaian seksual peran, tuntutan dan tanggung jawab.
c. Membentuk sikap dan pengertian terhadap seks dalam manifestasi
yang bervariasi.
Universitas Sumatera Utara
d. Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat
membawa kepuasan pada kedua individu dan keluarga. e.
Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk memberikan dasar yang rasional dalam membuat
keputusan berhubungan dengan hubungan seksual. f.
Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual, agar individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi
yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya. g.
Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional dan eksploitasi seks yang berlebihan.
h. Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu
melakukan aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dengan berbagai peran, misalnya sebagai suami atau istri, orang tua, dan
masyarakat.
4.2. Isi Pendidikan Seks
Pendidikan seks mencakup pengajaran pengetahuan-pengetahuan yang berguna dan keterampilan yang berkaitan dengan masalah-masalah
yang penting berhubungan dengan seksualitas, termasuk keintiman, hubungan manusia, idensitas seksual dan peran gender, anatomi
reproduksi dan citra tubuh, pubertas dan proses reproduksi, aspek emosional dan pendewasaan, nilai-nilai dari meningkatnya kesadaran
remaja yang belum aktif secara seksual, kontrasepsi dan pencegahan penyakit menular seksualHIV, akibat dari seks bebas dan pencegahan di
Universitas Sumatera Utara
antara remaja-remaja yang aktif secara seksual. http:situs.kesrepro.infokrrmei2002krr01.html
. Peran gender dan identitas seksual. Menurut Kozie, Erb, Blais,dan
Wilkinson 1995 peran gender merupakan cara seseorang berperilaku sebagai laki-laki atau perempuan sesuai jenis kelaminnya. Sedangkan
identitas seksual merupakan kecenderungan seseorang pada satu jenis kelamin atau yang lainnya: 1 Heteroseksual: Seseorang yang tertarik
secara seksual kepada orang lain dari jenis kelamin yang berbeda. 2 Biseksual: Seseorang yang tertarik secara seksual pada orang lain dari
kedua macam jenis kelamin.3 Homoseksual: Seseorang yang tertarik secara seksual pada orang lain dari jenis kelamin yang sama. 4
Transeksual: Kepercayaan seseorang bahwa jenis kelaminnya tidak sesuai dengan keadaan fisik tubuhnya.
Organ reproduksi. Organ reproduksi merupakan organ tubuh yang
berfungsi dalam reproduksi manusia untuk meneruskan keturunan. Organ reproduksi antara perempuan dan laki-laki berbeda. Pada perempuan
terdapat klitoris, vagina rahim, ovarium, tuba fallopi dan serviks. Klitoris yaitu bagian yang penuh dengan ujung-ujung saraf sehingga peka terhadap
rangsangan dan merupakan sumber sensitivitas seksual dan kenikmatan seksual. Vagina atau liang senggama yang pada anak gadis yang belum
menikah biasanya tertutup oleh selaput dara hymen. Vagina berfungsi sebagai lubang untuk hubungan intim, saluran pengeluaran menstruasi dan
tempat jalan lahir rahim uterus merupakan tempat tumbuhnya janin dan pada keadaan tidak hamil, dinding rahim akan meluruh sebagian dan
Universitas Sumatera Utara
keluar bersama sel telur yang tidak dibuahi dan terjadilah haid. Ovarium indung telur menghasilkan hormon estrogen, progesterone, dan sel-sel
telur. Tuba fallopi saluran telur terdapat disebelah kanan dan kiri rahim yang ujungnya mirip tangan yang terbuka yang memungkinkannya
menangkap sel telur yang lepas dari ovarium, yang kemudian didorong masuk kedalam rahim, disinilah biasanya terjadi pertemuan sel telur dan
spermatozoa sehingga terjadi pembuahan, Dan serviks merupakan jalan masuk dan keluar dari uterus, yang memanjang kebawah menuju bagian
atas dari vagina menghubungkan vagina dan rahim Pada laki-laki terdapat organ reproduksi seperti testis, penis, vas
deferens dan kelenjar prostat. Testis merupakan kelenjar seks laki-laki yang menghasilkan sperma untuk pembuahan. Penis terletak di dasar
daerah perut yang memiliki fungsi yang berbeda yakni sebagai saluran pembuangan urin keluar tubuh, juga sebagai saluran yang mengalirkan
semen suatu cairan yang mengandung sperma pada saat ejakulasi. Vasdeferens yaitu yang menghubungkan testis dengan kelenjar prostat
untuk disimpan sementara Sarwono, 2000;nugraha,2000
Proses reproduksi. Perkembangan biologis pada manusia dimulai
pada saat konsepsi pembuahan antara sel telur ovum dan spermatozoa. Terjadinya pembuahan tersebut telah ditentukan secara alamiah. Sekitar
pertengahan siklus menstruasi pada wanita, sebuah sel telur dalam salah satu kandung telur ovarium menjadi masak dan bergerak pelan masuk
kedalam rahim. Jika dalam perjalanan ke rahim, sel telur bertemu dengan spermatozoa pada saat setelah melakukan hubungan seksual maka
Universitas Sumatera Utara
terjadilah pembuahan. Selanjutnya hasil pembuahan tersebut akan tumbuh dan berkembang dalam rahim sebagai janin yang sehat atau cukup bulan
selama 38-42 minggu hingga bayi lahir monks,1998
Pubertas. Pubertas merupakan periode dalam rentang perkembangan
ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual Hurlock,1999 dan dianggap sebagai masa perkembangan seksual yaitu
pada usia 11-16 tahun Monks,1998, Hurlock 1999 mengklasifikasikan masa pubertas kedalam tiga tahap yaitu tahap prapuber, puber, dan pasca
puber. Pada tahap prapuber, individu bukan lagi seorang anak-anak tapi belum juga sebagai seorang remaja. Pada tahap ini, ciri-ciri seks sekunder
mulai tampak tapi organ-organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang. Pada saat puber, kriteria pematangan seksual muncul yaitu haid
pertamamenarche pada anak perempuan dan mimpi basah pertama kali dimalam hari pada anak laki-laki, cirri-ciri seks sekunder terus
berkembang. Pada tahap pascapuber, cirri-ciri sekunder telah berkembang dengan baik dan organ seks mulai berfungsi secara matang.
Penyakit menular seksual. Penyakit menular seksual PMS
merupakan satu kelompok penyakit yang penularannya terutama mulai hubungan seksual. Orang-orang yang beresiko tinggi tertular penyakit
menular seksual adalah orang-orang yang mempunyai perilaku seksual, suka berganti-ganti pasangan dan pemakai narkoba yang menggunakan
jarum suntik bersama. Penyakit menular seksual dapat dikelompokan menjadi 4 kelompok
sesuai gejala yang ditimbulkannya yaitu penyakit menular seksual dengan
Universitas Sumatera Utara
gejala berupa keluarnya cairan dari alat kelamin misalnya penyakit kencing nanah, berupa luka di alat kelamin misalnya penyakit sifilisraja
singa, berupa benjolan misalnya jengger ayamCondiloma acuminate dan penyakit menular seksual yang tidak member gejala pada tahap
permulaan misalnya HIVAIDS. Penyakit menular seksual dapat menimbulkan peradangan, kerusakan
kulit dan selaput lendir alat kelamin. Di samping itu, penyakit menular seksual dapat menyebabkan komplikasi dikemudian hari berupa
kemandulan, kehamilan di luar kandungan, kematian janin, keguguran, kebutaan, kerusakan otak, dan kanker leher rahim.
AIDS merupakan salah satu penyakit menular seksual yang banyak terjadi sekarang ini. Cara penularannya sama dengan cara penularan
penyakit menular seksual yang lain. Penyakit AIDS menyebabkan penurunan kekebalan tubuh sehungga mudah mendapatkan penyakit-
penyakit yang lain. Belum ada obat untuk mengobati penyakit ini dan penderita penyakit ini berakhir dengan kematian. Daili, F.S dkk, 1999
Resiko dari seks bebas. Ada beberapa konsekuensi dari seks bebas
yaitu dampak terhadap pelakunya sendiri dan dampak terhadap lingkungan. Terhadap pelakunya sendiri terjadi perubahan secara fisik
maupun mental. Secara fisik, pelakunya dapat terkena beberapa jenis penyakit yang berhubungan dengan kegiatan seksual seperti HIVAIDS.
Pada remaja putrid terjadi kehamilan yang tidak dikehendaki dan akhirnya aborsi. Secara mental, pelaku sering dibayangi perasaaan bersalah, malu
dan rendah diri.
Universitas Sumatera Utara
Selain berpengaruh pada pelaku, seks bebas juga dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan tempat tinggalnya. Lingkungan pertama
adalah orang tua dan keluarga, mereka akan malu mempunyai anak yang kurang bermoral dan merasa bersalah tidak berhasil mendidik anak.
Lingkungan lain adalah teman atau tetangga yang mungkin mencemooh bahkan menjauhinya. Thera, 2000.
4.3. Bimbingan dalam memberikan Pendidikan seks