Tugas Perkembangan seks Remaja. Perkembangan Seks Remaja Perilaku Seksual Remaja

tua. Pada masa ini remaja memerlukan informasi tentang penularan penyakit kelamin dan resiko lain yang mungkin terjadi sebagai akibat hubungan seksual. Hamid, 1999

3.1.3. Remaja Akhir Late Adolescence

Masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu a minat yang makin mantap terhadap fungsi- fungsi intelektual, b egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru, c terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi, d egosentrisme diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain, e ada batas yang memisahkan diri pribadinya private self dan masyarakat umum the public.

3.2. Tugas Perkembangan seks Remaja.

Hurlock 1999 menyatakan bahwa tugas-tugas perkembangan remaja menurut Havighurst adalah mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, mencapai peran sosial sesuai dengan jenis kelamin masing-masing pria atau wanita dan mampu menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. Remaja diharapkan bisa menunjukkan perilaku sosial yang bertanggung jawab dan mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Pada tahap selanjutnya, remaja dituntut untuk mempersiapkan karir ekonomi, perkawinan, keluarga dan bisa Universitas Sumatera Utara memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku dan mengembangkan ideologi.

3.3. Perkembangan Seks Remaja

Seksualitas pada remaja dimulai dengan perubahan-perubahan tubuh dan fungsi fisiologi yang bertujuan untuk reproduksi. Menurut sarwono 2000 aktivitas hormon menyebabkan manifestasi pubertas yang biasa dikategorikan pada karakteristik seks remaja dan seks sekunder. Karakteristik seks primer adalah secara langsung berhubungan dengan organ reproduksi, kematangan kelenjar kelamin testis dan ovarium dan organ-organ genitalia eksterna. Karakteristik seks sekunder adalah termasuk pembesaran payudara dan panggul pada anak perempuan, pertumbuhan rambut pada alat kelamin serta kumis, jambang dan perubahan suara pada anak laki-laki, selain itu juga pertambahan tinggi dan berat badan. Bersamaan dengan pertumbuhan seks primer dan sekunder pada remaja kearah kematangan yang sempurna, muncul juga hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya. Hal tersebut merupakan hal yang wajar karena secara alamiah dorongan seksual memang harus terjadi sebagai fungsi mempertahankan keturunan.

3.4. Perilaku Seksual Remaja

Perilaku seksual menurut Sarwono 2000 adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Ada 2 jenis perilaku seks, yaitu perilaku yang dilakukan Universitas Sumatera Utara sendiri masturbasi, fantasi seksual, membaca atau melihat pornografi dan lain-lain. Serta perilaku sesual yang dilakukan dengan orang lain seperti berpegangan tangan, berciuman, pettingbercumbu berat hingga hubungan intim PKBI, 1999 Objek seksual dapat berupa orang, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian tingkah laku ini memang tidak memiliki dampak, terutama bila tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau lingkungan sosial. Namun sebagian perilaku seksual yang dilakukan sebelum waktunya justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti rasa bersalah, depresi, marah dan agresif. Sementara itu akibat psikososial yang timbul dari perilaku seksual antara lain adalah ketegangan mental dan kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah, misalnya pada kasus remaja putri yang hamil diluar nikah, ditambah lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut. Resiko lainnya adalah terganggunya kesehatan yang bersangkutan, resiko kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi. Menurut gunarsah 1993 berbagai perilaku sesual pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan seksual secara wajar, antara lain dikenal dengan masturbasi, berpacaran, dan pemuasan dorongan seksual. Masturbasi atau onani yaitu suatu kebiasaanburuk berupa maniovulasi terhadap alat genital dalam rangka menyalurkan hasrat seksual untuk Universitas Sumatera Utara pemenuhan kenikmatan yang sering sekali menimbulkan goncangan pribadi dan emosi. Berpacaran merupakan yang umum dilakukan oleh remaja dengan berbagai bentuk perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang sebebarnya adalah keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual pada dasarnya menunjukkan tidak berhasilya seseorang dalam mengendalikan atau kegagalan untuk dorongan tersebut kegiatan lain yang lebih positif. Pada dasarnya ada beberapa hal yang menjadi motif remaja melakukan hubungan seksual yaitu dorongan seksual, dorongan afeksi menyatakan, menerima ungkapan kasih saying melalui aktivitas seksual, dorongan agresif keinginan untul menyakitidiorang lain, terpaksa diperkosa, dipaksa pacar, takut kehilangan pacar, dan sebagainya, dan dorongan untuk mendapatkan fasilitasmaterial melalui aktivitas seksual PKBI,1999 Dorongan atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual selalu muncul pada remaja, oleh karena itu bila tidak ada penyaluran yang sesuai menikah, maka harus dilakukan usaha untuk memberi pengertian dan pengetahuan mengenai hal tersebut. Untuk itu diperlukan pendidikan seks bagi remaja baik secara formal maupun informal.

3.5. Lingkungan Tempat Remaja Mengungkapkan Tentang Masalah Seks dan Kesehatan Reproduksi.