Hidayatullah, Jakarta, yang lulus pada tahun 2011 dengan judul, “ANALISIS WACANA VAN DIJK TERHADAP BERITA “SEBUAH KEGILAAN
DI SIMPANG KRAFT” DI MAJALAH PANTAU”.
Penelitian ini juga menggunakan analisis wacana kritisCDA dengan model Teun A. van Dijk. Skripsi ini sangat bermanfaat bagi penulis karena
sulit menemukan penelitian yang menganalisis kasus dengan menggunakan model analisis wacana kritis, salah satunya model Teun A. van Dijk. Itulah
sebabnya penulis mengabil tinjauan pustaka milik peneliti tersebut meskipun masalahnya berbeda.
Skripsi ini memiliki pandangan bahwa dalam pemilihan kata atau leksikon, penulis majalah tersebut menggunakan kata-kata yang berkonotasi
negatif terhadap pihak militer Indonesia maupun orang Jawa. Seperti penggunaan kata: militer Indonesia, rezim Soeharto, pemerintahan di Jakarta,
dan sebagainya. Penelitian ini juga melihat skripsi yang ditulis oleh Adjri Septiani
Sudrajat, Jurusan Jurnalistik Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 201
3. dengan judul: “ANALISIS WACANA TEUN A. VAN DIJK PADA PEMBERITAAN “DODOL DOLLY, MAS…” DI RUBRIK
TERAJU HARIAN UMUM REPUBLIKA
”. Peneliti melihat skripsi ini sebagai salah satu pedoman dalam penelitian ini. Tidak hanya melihat
bagaimana mengambil kesimpulan masalah dengan kacamata Teun A. van Dijk , tetapi juga melihat bagaimana sistematika yang dibuat oleh penulis.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan, maka sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan penyusunan
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
. Membahas tentang Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi
Penelitian, Tinjauan Pustaka, serta Sistematika Penulisan.
BAB II Landasan Teori dan Kerangka Konseptual. Membahas tentang teori
analisis waacana kritisCDA, membahas tentang teori kecurigaan, serta membahas tentang definisi berita dan struktur dari sebuah berita.
BAB III Gambaran Umum . Membahas Sejarah Perusahaan serta Visi dan Misi.
Pada bab ini juga menjelaskan bagaimana Islam menyikapi pemberitaan yang datang dengan mencari tahu kebenarannya.
BAB IV Hasil Penelitian . Membahas tentang analisis klarifikasi kasus
tertangkapnya Ketua PWNU sekaligus Kepala DPPKD Banten dengan teori yang digunakan oleh peneliti.
BAB V Penutup. Bab terakhir membahas tentang kesimpulan dan saran.
15
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teori
1. Teori Kecurigaan
Tradisi kritis lebih menekankan pada suatu hubungan kekuasaan dan ideolgi yang muncul sebagai akibat interaksi dalam organisasi. Di luar tradisi
kritis, arus utama penelitian atau riset mengenai komunikasi organisasi pada umumnya lebih banyak menyoroti fungsi dan struktur organisasi dengan
mengutamakan kepentingan pihak manajemen danatau pemilik. Dalam pembahasan mengenai komunikasi organisasi, Dennis Mumby
mengawalinya dengan menjelaskan mengenai makna. Ia mengatakan: “
Salah satu prinsip penting pendekatan studi kritis adalah bahwa organisasi tidak saja dipandang sebagai tempat pembentukan makna yang netral, tetapi juga
tempat untuk menghasilkan dan menghasilkan kembali makna dalam konteks pertarungan antara kelompok-kelompok kepentingan yang bersaing dan pertarungan
dari berbagai sistem representasi.”
1
Mumby menyebut gagasannya “wacana kecurigaan” discourse of suspicion. Yaitu suatu pengamatan dan sikap yang mempertanyakan
mengenai struktur ideolgi, kekuasaan dan pengawasan secara mendalam pada organisasi. Ia menggunakan istilah wacana kecurigaan untuk menjelaskan
bagaimana makna dan perilaku yang terlihat dipermukaan telah mengaburkan atau membuat tidak jelas keberadaan konflik struktural dan adanya hambatan
mendalam yang membatasi atau menghambat kemungkinan terwujudnya
1
Morisan, Teori Komunikasi Individu Hingga Sekarang, Jakarta: Kencana, 2013, h. 449.
suatu masyarakat demokratis. Dengan kata lain, wacana kecurigaan mempertanyakan atau mencurigai berbagai aturan yang tampak normal atau
biasa dalam organisasi, dan berupaya memahami struktur yang ada. Khususnya aspek hubungan kekuasaan dalam pekerjaan.
2
Menurut Mumby, hegemoni dalam komunikasi organisasi melibatkan “hubungan dominasi dimana kelompok-kelompok yang terpinggirkan atau
dinilai kurang penting secara aktif setuju dan mendukung system kepercayaan dan struktur hubungan kekuasaan yang tidak mendukung atau bahkan
mungkin bertentangan, dengan kepentingan mereka yang terpinggirkan itu. ”
3
Hegemoni diperkuat melalui berbagai cerita atau seperangkat pengertian yang mendukung dan mempromosikan kepentingan satu kelompok terhadap
kelompok lainnya. Hegemoni jarang merupakan gerakan kekuasaan yang dilakukan secara
kasar tetapi sebaliknya hegemoni berlaku melalui seperangkat aturan dimana para pihak berkepentingan memberikan kontribusi terhadap munculnya
dominasi. Kekuasaan dibangun dalam organisasi karena adanya dominasi satu ideologi terhadap ideologi lainnya yang terjadi melalui berbagai ritual, cerita,
dan hal-hal semacam itu, dan Mumby menunjukkan bagaimana budaya suatu organisasi melibatkan suatu proses politik di dalamnya. Melalui penyampaian
cerita storytelling, misalnya, penuturan cerita membentuk jenis teks tertentu yang menciptakan dan menghidupkan ideologi.
2
Morisan, Teori Komunikasi Individu Hingga Sekarang, Jakarta: Kencana, 2013, h. 448- 454.
3
Dennis K Mumby, The problem of Hegemony: Rereading Gramsci for Organizational Communication Studies, Western Journal of Communication, 1997, h.61 .