Psikotropika Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya NAPZA

Pada penelitian lain yang dilakukan terhadap kaum homoseksual diketahui bahwa pengguna NAPZA merupakan multi drugs user lebih dari tiga jenis NAPZA dalam jangka waktu 3 bulan secara bersamaan, keterlibatan dalam aktivitas di guy club dan perilaku seksual berisiko sangat berpengaruh terhadap status HIV orang tersebut. Penggunaan nitrat inhalan dan alkohol diprediksi menjadi 2 substansi yang berpengaruh terhadap perilaku oral seks dan anal seks yang tidak terproteksi. 16 Beberapa substansi yang digunakan secara bersamaan akan melemahkan penilaian seseorang, hilangnya memori jangka pendek dan turunnya fungsi kognitif, semua ini dapat meningkatkan kejadian perilaku berisiko terhadap HIV positif. 16

2.4. Teori Health Belief Model

Teori Health Belief Model, termasuk dalam pendekatan intrapersonal. Pendekatan yang dilakukan menekankan pada aspek kognitif atau model kognitif. Digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. Perilaku kesehatan ditentukan secara langsung oleh dua keyakinan: 17  Ancaman yang dirasakan perceived threat of injury or illness.  Pertimbangan keuntungan dan kerugian benefits and costs. Penilaian tentang ancaman ditentukan oleh:  Ketidakkebalan yang dirasakan perceived vulnerability.  Keseriusan yang dirasakan perceived of severity.  Petunjuk untuk berperilaku clues to action seperti: media masa, kampanye, nasihat orang lain, penyakit dari anggota keluarga yang lain, dll. Ancaman, keseriusan, ketidakkebalan dan pertimbangan keuntungan dan kerugian, dipengaruhi oleh:  Variabel demografis: usia, jenis kelamin, latar belakang budaya.  Variabel struktural: pengetahuan dan pengalaman tentang masalah. Pengetahuan seseorang tentang cara penularan HIV akan mempengaruhi persepsinya terhadap kerentanannya tertular oleh HIV. 9 Demikian juga pemahamannya terhadap gejala dan dampak HIV akan mempengaruhi persepsinya terhadap keparahan penyakit. Kedua hal tersebut akan mendorong seseorang untuk memikirkan suatu perilaku pencegahan terhadap HIV. Namun faktor –faktor manfaat ataupun hambatan dalam melaksanakan perilaku pencegahan tersebut akan sangat mempengaruhi, misalnya kesulitan dalam mengakses jarum suntik, mahalnya kondom, perilaku petugas kesehatan akan menghambat perilaku pencegahan seseorang terhadap HIV. 9

2.4.1. Kerangka Teori

Berdasarkan teori HBM mengenai perilaku seseorang didapatkan kerangka konsep sebagai berikut: 17 Faktor penguat:  Keluarga  Teman Faktor predisposisi:  Pengetahuan HIVAIDS  Pemakaian jarum untik bergantian Perilaku Pengetahuan Transfusi darah Berisiko HIVAIDS Seks tanpa pengaman