Narkotika Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya NAPZA

Inhalasi gas yang dihirup dan solven zat pelarut yang mudah menguap merupakan senyawa organik yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin. Zat yang sering disalah gunakan, antara lain: lem, thiner, penghapus cat kuku, dan bensin. 13

2.3. NAPZA dan Perilaku Berisiko.

NAPZA yang merupakan bahan kimia bekerja di otak dengan memanfaatkan sistem komunikasi otak dan mengganggu kerja sel –sel saraf yang mengirim, menerima, memproses informasi. Beberapa obat, seperti ganja heroin mampu mengaktifkan neuron karena memiliki struktrur kimia yang sifatnya menyerupai neurotransmiter alami. Kesamaan dalam struktur reseptornya dan memungkinkan NAPZA untuk mengunci dan mengaktifkan sel saraf. Walaupun partikel NAPZA jenis ini menyerupai neurotransmiter alami, namun partikel dari obat tersebut menyebabkan pesan abnormal dikirim. 14 Sebagian besar NAPZA akan bekerja secara langsung maupun tidak langsung pada system reward dengan membuat dopamin berlebih. Dopamin adalah neurotransmiter yang bekerja dalam pengaturan emosi, kognitif, motivasi, dan perasaan senang. Stimulasi yang berlebihan dari dopamin, akan mengubah perilaku kita menjadi euphoria sehingga menyebabkan seseorang mengalami kecanduan. 15 NAPZA dan perilaku berisiko HIVAIDS memiliki keterkaitan yang erat. Sehingga dapat meningkatkan seseorang untuk lebih dini dalam berhubungan seksual. Lebih dari sepertiga orang dengan seksual aktif menganggap alkohol dan NAPZA dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk berhubungan seksual. Selain itu alkohol dan NAPZA dapat membuat seseorang melakukan aktivitas seksual tanpa kondom dan berganti –ganti pasangan. Sekitar 20 dewasa muda usia 18 –24 tahun melakukan hubungan seksual tanpa kondom karena mereka menggunakan NAPZA dan 12 pada remaja usia 12 –17 tahun. 16 Pada penelitian lain yang dilakukan terhadap kaum homoseksual diketahui bahwa pengguna NAPZA merupakan multi drugs user lebih dari tiga jenis NAPZA dalam jangka waktu 3 bulan secara bersamaan, keterlibatan dalam aktivitas di guy club dan perilaku seksual berisiko sangat berpengaruh terhadap status HIV orang tersebut. Penggunaan nitrat inhalan dan alkohol diprediksi menjadi 2 substansi yang berpengaruh terhadap perilaku oral seks dan anal seks yang tidak terproteksi. 16 Beberapa substansi yang digunakan secara bersamaan akan melemahkan penilaian seseorang, hilangnya memori jangka pendek dan turunnya fungsi kognitif, semua ini dapat meningkatkan kejadian perilaku berisiko terhadap HIV positif. 16

2.4. Teori Health Belief Model

Teori Health Belief Model, termasuk dalam pendekatan intrapersonal. Pendekatan yang dilakukan menekankan pada aspek kognitif atau model kognitif. Digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. Perilaku kesehatan ditentukan secara langsung oleh dua keyakinan: 17  Ancaman yang dirasakan perceived threat of injury or illness.  Pertimbangan keuntungan dan kerugian benefits and costs. Penilaian tentang ancaman ditentukan oleh:  Ketidakkebalan yang dirasakan perceived vulnerability.  Keseriusan yang dirasakan perceived of severity.  Petunjuk untuk berperilaku clues to action seperti: media masa, kampanye, nasihat orang lain, penyakit dari anggota keluarga yang lain, dll. Ancaman, keseriusan, ketidakkebalan dan pertimbangan keuntungan dan kerugian, dipengaruhi oleh:  Variabel demografis: usia, jenis kelamin, latar belakang budaya.  Variabel struktural: pengetahuan dan pengalaman tentang masalah. Pengetahuan seseorang tentang cara penularan HIV akan mempengaruhi persepsinya terhadap kerentanannya tertular oleh HIV. 9 Demikian juga pemahamannya terhadap gejala dan dampak HIV akan mempengaruhi