Stadium Klinis HIVAIDS HIVAIDS 1. Pengertian HIVAIDS

Gejala neurologis terus menerus dan tidak jelas penyebabnya Keadaan tersebut merupakan dugaan kuat terhadap infeksi HIV Sumber : WHO SEARO 2007. 10

2.1.6. Diagnosis Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui secara pasti apakah seseorang terinfeksi HIV sangatlah penting, karena pada infeki HIV gejala klinisnya dapat baru terlihat setelah bertahun –tahun lamanya. 3 Pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosis HIV secara garis besar dapat dibagi menjadi pemeriksaan serologik untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV dan pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan virus HIV. Deteksi adanya virus HIV dalam tubuh dapat dilakukan dengan isolasi dan biakan virus dan deteksi antigen. 3 Pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi antibodi yaitu tehnik Enzyme –Link Immunoabsorbent Assay ELISA yang biasa digunakan di Indonesia, aglutinasi atau Dot –Blot Immunobinding Assay. Adapun tes untuk mendeteksi keberadaan virus yang memberikan diagnosis dalam hitungan hari setelah infeksi dapat digunakan metode isolasi dan kultur virus. 3

2.2. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya NAPZA

Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain NAPZA adalah bahanzatobat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama susunan saraf pusat. Pengaruh yang ditimbulkan oleh konsumsi zat ini dapat berupa gangguan fisik, psikis, dan fungsi sosial akibat kebiasaan, ketagihan serta ketergantungan terhadap zat ini. Istilah NAPZA umumnya digunakan oleh sektor pelayanan kesehatan yang menitik beratkan pada upaya penanggulangan dari sudut kesehatan fisik, psikis, dan sosial. NAPZA sering disebut juga zat psikoaktif, yaitu yang bekerja pada otak sehingga menimbulkan perilaku, perasaan dan pikiran. 11

2.2.1. Narkotika

Zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi atau sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu: 11  Narkotika Golongan I Merupakan jenis narkotika yang dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dalam jumlah terbatas. Adapun Narkotika jenis ini adalah: 11 1. Opium mentah 2. Psilosina, psilotsin. 3. Psilobisin 4. Metamfetamin 5. Metakualon 6. Amfetamin  Narkotika Golongan II Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Dikelompokkan dalam narkotika golongan II yaitu: Metadon, morfin dan petidin adalah beberapa contoh Narkotika dari jenis ini. 11  Narkotika Golongan III Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Merupakan narkotika golongan III yaitu: kodein dan buprenorfin. 11

2.2.2. Psikotropika

Menurut Undang –undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika, pengertian psikotropika yaitu zat atau obat, baik alamiah maupun sinteis bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. 11 Psikotropika dibedakan dalam golongan –golongan sebagai berikut: 11  Psikotropika Golongan I Jenis psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan ketergantungan tertinggi, hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, tidak untuk pengobatan seluruhnya ada 14 jenis, antara lain: 11 a MDMA Ecstacy b LSD Lysergic Diethylamide. c Mescaline  Psikotropika Golongan II Kelompok psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan ketergantungan menengah, digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pengobatan seluruhnya ada 14 jenis contohnya adalah amphetamine shabu-shabu. 11  Psikotropika Golongan III Merupakan jenis psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan ketergantungan sedang, mempunyai khasiat, digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pengobatan seluruhnya ada 9 jenis, antara lain: 11 a Amobarbital b Flunitrazepam