Pertimbangan dan Putusan Majelis Hakim
Berdasarkan penelitian dalam petitum dari gugatan penggugat, putusan No: 630Pdt.G2009PA.JT, maka pertimbangan hukum majelis hakim yang mencakup
hal-hal pokok tersebut, diantaranya yaitu: Pertimbangan pertama, bahwa penggugat telah mengajukan surat gugatannya
yang didaftarkannya di Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Timur tanggal 1 April 2009 dan telah dibacakan di depan persidangan dengan dihadiri oleh pihak
penggugat dan tergugugat yang kemudian isinya tetap dipertahankan oleh penggugat.
6
Pertimbangan kedua, berdasarkan bukti-bukti yang diajukan oleh penggugat untuk menguatkan gugatannya diantarantya bukti P-1 berupa Kutipan Akta Nikah
Nomor 139629X2008 dan berdasarkan pengakuan tergugat maka terbukti bahwa keduanya telah terikat dalam hubungan suami istri yang sah.
7
Pertimbangan ketiga, bahwa pihak penggugat dalam usaha menguatkan gugatannya selain mengajukan bukti tertulis, penggugat juga memberikan bukti-bukti
lain yakni mengajukan beberapa orang saksi. Saksi pertama yang diajukan penggugat adalah Haryati binti Harun Sebagai sepupu dari penggugat, dimuka persidangan
saksi tersebut mengungkapkan bahwa saksi mengetahui rencana penggugat akan mengajukan gugatan cerai kepada penggugat. Saksi tersebut mengungkapkan pula
bahwa mengetahui bahwa antara penggugat dan tergugat sering terlibat cekcok yang penyebabnya adalah karena penggugat sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan
6
Ibid.
7
Ibid.
biologis penggugat yang berlebihan, saksi pun telah berupaya menasehati keduanya, akan tetapi usaha tersebut tidak berhasil. Saksi kedua yang dihadirkan adalah Ahmad
Nawawi bin H. Idrus Umman Sopir pribadi tergugat, dimuka persidangan saksi tersebut mengungkapkannya seputar pengetahuannya tentang alasan kenapa
penggugat mengajukan gugatan perceraian yang inti dari keterangannya sama dengan yang diungkapkan oleh saksi pertama.
Pertimbangan keempat, tergugat menyatakan menerima dan membenarkan apa yang telah disampaikan oleh penggugat dan para saksi yang di hadirkan oleh
penggugat, dan dalam hal ini tergugat tidak akan mengajukan saksi-saksi. Berdasarkan hal tersebut, majelis hakim menggunakan Pasal 174 HIR yang
menerangkan bahwa pengakuan merupakan bukti sempurna terhadap yang melakukannya, maka sengketa diantara para pihak dianggap terbukti.
8
Pertimbangan kelima, bahwa penggugat dan tergugat masing-masing menyampaikan kesimpulannya secara lisan. Penggugat dalam hal ini tetap teguh
untuk bercerai dengan tergugat, dan tergugat pun bersedia untuk bercerai dengan tergugat.
9
Pertimbangan keenam, majelis hakim menilai bahwa secara yuridis alasan- alasan yang diajukan penggugat tersebut mengacu kepada Pasal 19 huruf f
Peraturan pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam, yakni pertengkaran terus-menerus yang sulit untuk dapat dirukunkan. Majelis
8
Ibid.
9
Ibid.
hakim menambahkan bahwa pertengkaran tersebut dapat saja bersifat aktif yakni berbentuk percekcokan mulut dengan suara keras dan kasar antara keduanya, namun
dapat pula pertengkaran pasif yang berbentuk saling diam tidak menegur sapa antara suami istri, atau perpisahan tempat tinggal yang cukup lama antara keduanya.
10