Sejarah Kelahiran Pengadilan Agama Jakarta Timur

gugatan untuk mendapat pembiayaan yang timbul dari keputusan dari para “pendeta” itu harus diajukan kepada pengadilan-pengadilan biasa ”. 2 Penjelasan ini dilatarbelakangi pula oleh adanya kehendak dari pemerintah Hindia Belanda untuk memberlakukan politik konkordansi dalam bidang hukum, karena beranggapan bahwa hukum Eropa jauh lebih baik dari hukum yang telah ada di Indonesia. Seperti diketahui bahwa pada tahun 1838 di Belanda diberlakukan Burgerlijk Wetboek BW. Akan tetapi dalam rangka pelaksanaan politik konkordansi itu, Mr. Scholten van Oud Haarlem yang menjadi Ketua Komisi penyesuaian undang-undang Belanda dengan keadaan istimewa di Hindia Belanda membuat sebuah nota kepada pemerintahnya, dalam nota itu dikatakan bahwa : “Untukmencegah timbulnya keadaan yang tidak menyenangkan mungkin juga perlawanan jika diadakan pelanggaran terhadap agama orang Bumi Putera, maka harus diikhtiarkan sedapat-dapatnya agar mereka itu dapat tinggal tetap dalam lingkungan hukumagama serta adat istiadat mereka ” Secara khusus, sejarah lahirnya Pengadilan Agama kelas 1A Jakarta Timur di pimpin oleh menteri Agama RI yang tersebut dalam keputusan Menteri Agama RI Nomor 67 Tahun 1963 jo Nomor 4 Tahun 1967. 3 Adapun kronologis Pengadilan Agama Jakarta Timur adalah Sebagai Berikut: 2 Staatsblad 1820 Nomor 22 Tentang Pengadilan Agama Di Jawa dan Madura. 3 Laporan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2009, h. 21 1. Pada saat itu, Pengadilan agama di tanah Betawi hanya memiliki satu Pengadilan Agama yaitu “Penghadilan Agama Istimewa Jakarta Raya” yang dibantu oleh dua 2 kantor cabang Pengadilan Agama Jakarta Tengah. Kemudian warga ibukota ini kian bertambah, sehingga terbitlah Keputusan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 1963 jo Nomor 4 Tahun 1967 yang berbunyi antara lain: “Membubarkan kantor-kantor cabang Pengadilan Agama bentuk lama dalam daerah khusus Ibukota Jakarta Raya”. Keputusan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 1963 jo Nomor 4 Tahun 1967 4 2. Pada tahun 1966 Gubernur kepala daerah khusus Ibukota jakarta melalui keputusan beliau Nomor Ib.3111966 tanggal 12 Agustus 1966 membentuk Ibukota Negara ini menjadi 5 wilayah dengan sebutan Kota Administratif. Membentuk kantor-kantor Cabang Pengadilan Agama yang baru sederajat atau setara dengan Kantor Agama tingkat II, yaitu : a. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Pusat b. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Timur c. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat d. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan, dan e. Kantor Cabang Pengadilan Agam Jakarta Utara. 4 Ibid, h. 32 3. Pengadilan Agama istimewa daerah khusus ibukota jakarta raya yang daerah hukumnya meliputi wilayah kekuasaan daerah ibukota Jakarta Raya, adalah kantor induk pengadilan agama jakarta raya,ditetapkan berkedudukan di kota jakarta pusat dan secara khusus bertugas pula sebagai pengadilan agama sehari-hari bagi eilayah kekuasaan jakarta pusat. 5 Berdasarkan pertimbangan tersebut, melalui keputusan gubernur kepala daerah khusus ibukota jakarta Nomor Ib.3II1966 tanggal 12 Agustus 1966, maka pada tanggal 18 Pebruari 1967 diresmikan sebutan maupun operasional pengadilan agama di lima wilayah daerah khusus ibukota, terutama pengadilan agama jakarta timur menjadi berikut: a. Pengadilan Agama Jakarta Pusat b. Pengadilan Agama Jakarta Utara c. Pengadilan Agama Jakarta Barat d. Pengadilan Agama Jakarta Selatan, dan e. Pengadilan Agama Jakarta Timur Pengadilan Agama Jakarta Timur, terbentuk dan berdiri berdasarkan keputusan menteri agama RI Nomor 4 tahun 1967 tanggal 17 Januari 1967. Pendirian pengadilan agama diwilayah hukum daerah ibukotaDKI Jakarta. 6 5 Ibid, h. 33 6 Ibid, h. 35

B. Kedudukan Pengadilan Agama

Gedung Pengadilan Agama Jakarta Timur telah 2 kali mengalami perpindahan, yaitu: 1. Gedung lama Pengadilan Agama Jakarta Timur terletak di Jakarta Timur, dengan alamat Jl. Raya Bekasi KM 18 Kel. Jatinegara, Kec. Pulogadung Timur dibangun diatas tanah negara milik Pemda DKI dengan luas tanah 360 M2, luas bangunan 360 M2, terdiri dari 2 lantai, dibangun tahun 1979 di bawah APBN Depag RI, dengan keadaan yang demikian kecil dan volume pekerjaan yang relatif padat, begitu pula dengan karyawan yang berjumlah 59 orang ditambah dengan pegawai honorer 4 orang, maka gedung tersebut tidak memadai lagi. Oleh karena itu, pada tahun anggaran 19971998, melalui anggaran APBNABBD DKI Jakarta Pemerintah telah membangun tambahan gedung 1 lantai di lokasi yang sama seluas 360 m2, sehingga menjadi 2 lantai dan 14 ruangan. 2. Gedung Baru Pengadilan Agama Jakarta Timur, berkedudukan di Kelapa Dua Wetan alamat Jl. Raya PKP No. 24 Kel. Kelapa Dua Wetan Kec. Ciracas Kodya Jakarta Timur, Telp 021 87717549 kode pos 13750 Gedung Pengadilan Agama Jakarta Timur dibangun di atas nama hak pakai No. 28 Kodya Jakarta Timur dengan luas tanah 2.760 m2, luas bangunan 1400 m2 terdiri dari 3 lantai yang dibangun tahun 2003 dengan Dana Pemda DKI Jakarta. Gedung baru kantor Pengadilan Agama Jakarta Timur yang demikian besar dan volume pekerjaan yang cukup padat begitu pula dengan karyawan yang berjumlah 70 orang PNS, ditambah dengan pegawai honorer 13 orang, pada tanggal 1 Maret 2004 seluruh karyawani dan member pindah ke kantor tersebut sampai dengan sekarang. 7

C. Wewenang Pengadilan Agama Jakarta Timur

Wilayah hukumyuridikasi yang dimaksud pada pembahasan ini bermuara pada istilah kewenangan memeriksa, memutuskan, dan menyelesaikan suatu perkara bagi pengadilan. Dalam istilah”Kewenangan”sama dengan sinonim dari kata “kekuasaan”. Adapun yang bermaksud denagn kewenangan dan kekuasaan itu terdapat dalam HIR yang dikenal denagn istilah kompetensi. 8 Adapun pembahasan kompetensi ini terbagi pada dua aspek, yaitu : 1. Kompetensi Absolut, yaitu kewenangan atau kekuasaan untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara bagi pengadilan yang menyangkut pokok perkara itu sendiri.dalam Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradildan Agama pada pasal 49 yang menyatakan bahwa Pengadilan Agama bertugas dan berwenang dalam bidang : a. perkawinan b. waris c. wasiat 7 Pengadilan Agama Jakarta Barat, artikel diakses pada 21 September 2010 dari http:pajt.net. 8 R. Soeroso, Praktik Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, h. 42