1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di  era  globalisasi  saat  ini,  perkembangan  usaha  khususnya  di  Indonesia mengalami  perkembangan  yang  sangat  pesat.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  semakin
banyaknya  bermunculan  perusahaan-perusahaan  di  Indonesia,  antara  lain: perusahaan  dagang,  perusahaan  jasa,  dan  perusahaan  manufaktur  sehingga
membuat  persaingan  usaha  semakin  ketat  dan  kompetitif.  Oleh  karena  itu, masing-masing  perusahaan  harus  membuat  berbagai  inovasi  serta  strategi  agar
terhindar  dari  kebangkrutan  yaitu  dengan  cara  pemanfaatan  sumber  daya perusahaan  secara  optimal,  mendorong  perusahaan  untuk  lebih  efisien  dan  lebih
selektif  dalam  beroperasi  sehingga  perusahaan  dapat  bersaing  baik  bersaing dengan  perusahaan  dalam  negeri  maupun  dengan  perusahaan luar  negeri.  Hal ini
dilakukan  perusahaan  agar  dapat  bertahan  dan  menjadi  yang  terbaik  serta  dapat mewujudkan pencapaian tujuan perusahaan.
Menurut Harjito dan Martono 2005 dalam Mahenra 2011:6, berdirinya sebuah  perusahaan  harus  memiliki  tujuan  yang  jelas.  Ada  beberapa  hal  yang
mengemukakan  tujuan  dari  berdirinya  sebuah  perusahaan.  Tujuan  yang  pertama adalah  untuk  mencapai  keuntungan  maksimal.  Tujuan  yang  kedua  adalah  ingin
memakmurkan  pemilik  perusahaan  atau  para  pemilik  saham.  Sedangkan  tujuan perusahaan  yang  ketiga  adalah  memaksimalkan  nilai  perusahaan  yang  tercermin
pada  harga  sahamnya.  Ketiga  tujuan  perusahaan  tersebut  sebenarnya  secara
Universitas Sumatera Utara
2 substansial  tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan  yang ingin dicapai oleh
masing-masing  perusahaan  berbeda  antara  yang  satu  dengan  yang  lainnya. Menurut  Van Horne 2005,  profit  maximization  ditawarkan  sebagai tujuan  yang
tepat  untuk  perusahaan.  Seorang  manajer  dapat  terus  menunjukan  peningkatan laba  dengan  hanya  menerbitkan  saham  dan  menggunakan  hasilnya  untuk
berinvestasi. Nilai  perusahaan  mencerminkan aset yang dimiliki oleh  perusahaan Prapaska, 2012. Nilai perusahaan dapat dinilai dari harga saham yang stabil dan
mengalami  kenaikan  dalam  jangka  panjang.  Nilai  perusahaan  diartikan  sebagai nilai  pasar  dalam  penelitian  ini,  seperti  yang  diungkapkan  oleh  Fama  1978,
karena  apabila  harga  saham  perusahaan  meningkat,  maka  perusahaan  dapat memberikan  kemakmuran  kepada  para  shareholder.  Peningkatan  kemakmuran
membuat  para  pemilik  saham  yakin  akan  menginvestasikan  modalnya  kepada perusahaan  tersebut.  Enterprise  Value  EV atau  dikenal juga  sebagai  firm  value
nilai  perusahaan  merupakan  konsep  penting  bagi  investor,  karena  merupakan indikator  bagi  pasar  menilai  perusahaan  secara  keseluruhan  Nurlela  dan
Ishaluddin,  2008  dalam  Kusumadilaga,  2010.  Wahyudi,  Nurlela  dan  Ishaluddin 2008  dalam  Kusumadilaga  2010  menyebutkan  bahwa  nilai  perusahaan
merupakan  harga  yang  bersedia  dibayar  oleh  calon  pembeli  jika  perusahaan tersebut dijual.
Dalam pengambilan keputusan berinvestasi, para calon investor pasti akan melihat rasio keuangan karena rasio keuangan suatu perusahaan  menggambarkan
tinggi  rendahnya  nilai  perusahaan.  Jika  investor  ingin  melihat  seberapa  banyak perusahaan menghasilkan return atas investasi yang mereka tanamkan, maka yang
Universitas Sumatera Utara
3 akan  dilihat  adalah  rasio  profitabilitas  terutama  ROE.  Semakin  tinggi  ROE
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian terhadap investasi yang dilakukan  dan  sebaliknya  semakin  rendah  ROE  suatu  perusahaan  maka  tingkat
pengembaliannya akan semakin rendah pula. Optimalisasi  nilai  perusahaan  yang  merupakan  tujuan  perusahaan  juga
dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dalam hal ini satu keputusan  keuangan  yang  diambil  akan  mempengaruhi  keputusan  keuangan
lainnya  dan  berdampak  pada  nilai  perusahaan  Fama  dan  French,  1998. Diperkirakan  berdasarkan  penelitian  terdahulu,  ada  beberapa  faktor  yang  dapat
mempengaruhi  nilai  perusahaan,  diantaranya:  keputusan  pendanaan,  kebijakan deviden,  keputusan  investasi,  struktur  modal,  pertumbuhan  perusahaan,  ukuran
perusahaan.  Dimana,  beberapa  faktor  tersebut  memiliki  hubungan  dan  pengaruh terhadap  nilai  perusahaan  yang  tidak  konsisten  Safrida,  2008.  Menurut
Hasnawati 2005, manajemen keuangan menyangkut penyelesaian atas keputusan penting  yang  diambil  perusahaan,  antara  lain  keputusan  investasi,  keputusan
pendanaan,  dan  kebijakan  dividen.  Hasnawati  2005  menemukan  bahwa keputusan  investasi,  keputusan  pendanaan,  dan  kebijakan  dividen  secara  parsial
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sudana  2011:6  dalam  Dimas  Prasetyo  2013  menyatakan  bahwa
“keputusan investasi berkaitan dengan proses pemilihan satu atau lebih alternatif investasi  yang  dinilai  menguntungkan  dari  sejumlah  alternatif  investasi  yang
tersedia bagi perusahaan”. Oleh karena itu keputusan investasi yang dipilih dapat mempengaruhi  nilai  perusahaan,  komposisi  keputusan  investasi  yang  baik  akan
Universitas Sumatera Utara
4 dapat  menarik  perhatian  para  investor  untuk  berinvestasi  pada  perusahaan.  Oleh
karena  itu  keputusan  investasi  merupakan  faktor  yang  penting  dalam  fungsi keuangan  perusahaan.  Investasi  modal  merupakan  salah  satu  aspek  utama  dalam
keputusan investasi selain  penentuan komposisi aktiva.  Keputusan pengalokasian modal ke dalam usulan investasi harus dievaluasi dan dihubungkan dengan risiko
dan  hasil  yang  diharapkan  Hasnawati,  2005a.  Dengan  demikian  dapat disimpulkan  bahwa  apabila  perusahaan  mampu  mendapatkan  keuntungan
berinvestasi  dari  penggunaan  sumber  daya  secara  efisien  maka  akan  didapat kepercayaan  dari  calon  investor  akan  perusahaan  tersebut.  Dengan  demikian,
apabila  keputusan  investasi  diproyeksikan  akan  meningkatkan  keuntungan perusahaan  maka  dengan  kata  lain  nilai  perusahaan  juga  akan  meningkat  yang
berarti semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik saham karena nilai  perusahaan yang meningkat akan  membuat investor  bereaksi positif  dengan
membeli saham sehingga harga saham akan naik dan akhirnya meningkatkan nilai perusahaan.
Permasalahan Corporate Governance muncul dan menjadi perhatian dunia setelah terungkapnya skandal dan bentuk korupsi korporasi terbesar dalam sejarah
Amerika Serikat  yang  melibatkan  perusahaan Enron.  Di Indonesia, isu  mengenai good  corpora te  governa nce
mengemuka  setelah  Indonesia  mengalami  krisis ekonomi yang melanda Asia. Pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2001 tercatat
telah  terjadi  banyak  skandal  keuangan  di  perusahaan-perusahaan  publik  dengan melibatkan  persoalan  laporan  keuangan  yang  pernah  diterbitkannya.  Beberapa
kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk
Universitas Sumatera Utara
5 juga  melibatkan  pelaporan  keuangan  financial  reporting  yang  berawal  dari
terdeteksi  adanya  manipulasi.  Sementara  menurut  beberapa  media  massa,  lebih banyak  lagi  perusahaan-perusahaan  non  public  melakukan  pelanggaran  yang
melibatkan  persoalan  laporan  keuangan  Boediono,  2005.    Hal  tersebut membuktikan  bahwa  praktik  manipulasi  laporan  keuangan  tetap  dilakukan  oleh
pihak  korporat  meskipun  sudah  menjauhi  periode  krisis  tahun  1997-1998.  Salah satu  penyebab  kondisi  ini  adalah  kurangnya  penerapan  corporate  governance.
Bukti  menunjukkan  lemahnya  praktik  corporate  governance  di  Indonesia mengarah  pada  defisiensi  pembuatan  keputusan  dalam  perusahaan  dan  tindakan
perusahaan Alijoyo et al., 2004 dalam Sam’ani 2008.
Hal  yang  dapat  dilakukan  untuk  mengatasi  masalah  lemahnya  praktik corpora te  governa nce
adalah  dengan  menerapkan  tata  kelola  perusahaan  yang baik  good  corporate  governance.  Corporate  Governance  Perception  Index
CGPI  adalah  program  riset  dan  pemeringkatan  penerapan  good  corporate governa nce
GCG pada
perusahaan-perusahaan di
Indonesia melalui
perancangan  riset  yang  mendorong  perusahaan  meningkatkan  kualitas  penerapan konsep  corporate  governance  CG  melalui  perbaikan  yang  berkesinambungan
continuous  improvement  dengan  melaksanakan  evaluasi  dan  benchmarking. Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan
yang  lebih  transparan  bagi  semua  pengguna  laporan  keuangan.  Bila  konsep  ini diterapkan  dengan  baik  maka  diharapkan  pertumbuhan  ekonomi  akan  terus
menanjak  seiring  dengan  transparansi  pengelolaan  perusahaan  yang  makin  baik dan nantinya menguntungkan banyak pihak.
Universitas Sumatera Utara
6 Sistem  corporate  governance  memberikan  perlindungan  efektif  bagi
pemegang  saham  dan  kreditor  sehingga  mereka  yakin  akan  memperoleh  return atas  investasinya  dengan  benar.  Corporate  governance  juga  membantu
menciptakan lingkungan kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien dan susta ina ble
di sektor korporat. Corporate governance dapat didefinisikan sebagai susunan  aturan  yang  menentukan  hubungan  antara  pemegang  saham,  manajer,
kreditor,  pemerintah,  karyawan,  dan  stakeholder  internal  dan  eksternal  yang  lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya FCGI, 2003.
Untuk  menjalankan    fungsi  keuangan  perusahaan  dengan  baik,  maka perusahaan  harus  memiliki  suatu  sistem  yang  mengharuskan  perusahaan  dikelola
dan  dikendalikan.  Tidak  dapat  dipungkiri  potensi  konflik  antara  pemilik  dengan pihak  manajemen  akan  selalu  ada,  karena  berdasarkan  teori  agensi,  pihak
manajemen  bertindak  untuk  kepentingannya  sendiri  daripada  kepentingan pemegang  saham.  Perbedaan  tersebut  terjadi  karena  manajer  mengutamakan
kepentingan  pribadi,  sebaliknya  pemegang  saham  tidak  menyukai  kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah
biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan  dividen  yang  akan  diterima  pemegang  saham  Haruman,  2008.  Sehingga
penerapan  corporate  governance  CG  sangat  dibutuhkan  untuk  mengawasi manajemen dalam memaksimumkan nilai pemegang saham.
Agar  penyelenggaraan  corporate  governance  dapat  berjalan  dengan  baik, pemerintah telah mengeluarkan beberapa peraturan, anatara lain Bapepam dengan
Surat Edaran No.  SE-03PM2000 mensyaratkan  bahwa  setiap  perusahaan  public
Universitas Sumatera Utara
7 di  Indonesia  wajib  membentuk  komite  audit  dengan  anggota  minimal  3  orang
yang diketuai oleh satu orang komisaris independen perusahaan dengan dua orang eksternal  yang  independen  terhadap  perusahaan  serta  menguasai  dan  memiliki
latar belakang akuntansi dan keuangan Wulandari, 2006. Penelitian  terdahulu  mengenai  kinerja  keuangan  maupun  keputusan
investasi  telah  banyak  dilakukan.  Dari  penelitian  pengaruh  kinerja  keuangan terhadap nilai perusahaan  mempunyai hasil yang tidak konsisten yang  mana oleh
Wicaksono  2014  profitabilitas  ROE  berpengaruh  terhadap  nilai  perusahaan sementara  hasil  penelitian  Rahayu  2010  dengan  analisis  regresi  linear
menunjukkan  bahwa  ROE  tidak  mempunyai  pengaruh  yang  signifikan  terhadap nilai  perusahaan.  Penelitian  lainnya  yang  dilakukan  oleh  Mahenra  2011  yang
menunjukkan  bahwa  hanya  profitabilitas  ROE  berpengaruh  positif  signifikan terhadap nilai perusahaan. Gustiandika 2014 yang menemukan bahwa keputusan
investasi  memiliki  pengaruh  positif  terhadap  nilai  perusahaan.  Penelitian  ini berusaha  memberikan  bukti  empiris  baru  mengenai  pengaruh  kinerja  keuangan
dan  keputusan  investasi  terhadap  nilai  perusahaan  dengan  menggunakan Corpora te  Governa nce
sebagai  variabel  moderatingnya  dan  menguji  lebih  lanjut hasil  penelitian  yang  diperoleh  oleh  Prapaskah  2012.  Penelitian  ini
menggunakan sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008- 2012.
Universitas Sumatera Utara
8 Berdasarkan  berbagai  hal  yang  telah  diuraikan,  maka  peneliti  tertarik
untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul:
“Pengaruh  kinerja  keuangan  dan  keputusan    investasi  terhadap  nilai perusahaan  dengan  Corporate  Governance  sebagai  variabel  moderating
Studi  Empiris  pada  perusahaan  yang  dinilai  Corporate  Governance Perception Index
tahun 2008-2012 ”
1.2 Perumusan Masalah