Gambaran Umum Kota Medan Penduduk dan Tenaga Kerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kota Medan

Secara geografis, wilayah Kota Medan berada antara 3”30’ – 3”43’ Lintang Utara dan 98”35’ – 98”44’ Bujur Timur. Kota Medan berada di Pantai Timur Sumatera Utara berbatasan dengan Selat Malaka dengan topografi cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka pada bagian Utara, sedangkan pada bagian Selatan, Timur dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Luas areal Kota Medan adalah 265,10 km 2 26.510 hektar dengan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli. Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia pada tahun 2007 berkisar antara 23,2ºC - 24,2ºC dan suhu maksimum berkisar antara 30,4ºC - 33,6ºC serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 20,2ºC – 23,6ºC dan suhu maksimum berkisar antara 31,6,1,0ºC – 35,8ºC. Letak Kota Medan yang strategis menjadikan Kota Medan sebagai pusat perdagangan regional maupun internasional dengan berbagai kegiatan bisnis disamping sebagai pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Tuntutan Irma Gusti Simamora : Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Kebutuhan Dunia UsahaDunia Industri Otomotif Di kota Medan, 2009. Kota Medan sebagai pusat perdagangan untuk kawasan Sumatera Utara akan semakin tinggi khususnya menghadapi pasar bebas.

4.2 Penduduk dan Tenaga Kerja

Penduduk Kota Medan pada tahun 2007 diproyeksikan mencapai 2.083.156 jiwa. Dibanding hasil Sensus Penduduk 2000, terjadi pertumbuhan penduduk selama tahun 2000 – 2007 sebesar 1,28 per tahun. Jumlah rumah tangga sebanyak 470.481 kepala keluarga dan tingkat kepadatan penduduk sebesar 7.858 jiwa per km 2 . Jumlah penduduk yang paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah di Kecamatan Medan Baru, disusul Medan Polonia dan Medan Maimun. Pertumbuhan penduduk di masing-masing kecamatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni kelahiran fertilitas, kematian mortalitas, migrasi dan juga dengan adanya perluasan Kota Medan. Ciri penting lainnya dari penduduk Kota Medan adalah kemajemukan agama, adat istiadat, seni budaya dan suku yang sangat heterogen. Oleh karenanya, salah satu ciri utama masyarakat Kota Medan adalah “terbuka”. Pluralisme kependudukan ini juga yang menjadikan sebahagian mereka yang berkunjung ke Kota Medan mendapat kesan ”Miniatur Indonesia di Kota Medan.” Pada tahun 2006 terdapat 815.710 jiwa angkatan kerja di Kota Medan berusia di atas 15 tahun. Tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 55,80 Irma Gusti Simamora : Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Kebutuhan Dunia UsahaDunia Industri Otomotif Di kota Medan, 2009. menunjukkan angka dalam kategori rendah yang juga menggambarkan kurangnya lapangan kerja. Didasarkan pada Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS, ditahun 2006, jumlah penduduk miskin di Kota Medan mencapai 7,77 . Jumlah meningkat dibanding pada tahun 2005 yang mencapai 8,62 . Tabel 4.1. Distribusi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Kota Medan Persen Tahun No. Tingkat Pendidikan 2004 2005 2006 1 Tidakbelum pernah sekolah 0,58 0,22 0,21 2 Tidakbelum tamat SD 5,16 3,44 2,05 3 SD 16,72 17,95 17,48 4 SLTP 20,90 20,65 20,15 5 SLTA Umum 36,45 38,06 39,99 6 SLTA Kejuruan 9,93 8,64 7,92 7 DIDII 0,72 0,79 0,72 8 DIII 2,22 1,80 2,41 9 S1DIV 7,32 8,45 9,06 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kota Medan, 2007 Berdasarkan data diketahui jumlah terbesar angkatan kerja yang bekerja di Kota Medan adalah tamatan SLTA umum sebesar 39,99 dan SLTA kejuruan sebesar 7,92 , yang diikuti kemudian tenaga kerja tamatan SLTP sebesar 20,15 , SD sebesar 17,48 , dan DII ke atas sebesar 11,47 . Hal yang patut juga dikemukakan adalah adanya kecenderungan penurunan persentase angkatan kerja pada tingkat pendidikan tertentu yakni SLTA kejuruan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin sedikit siswa SLTA kejuruan pada tiga tahun terakhir yang dapat diserap oleh DUDI. Padahal pasar kerja tidak hanya sekedar mempertimbangkan Irma Gusti Simamora : Relevansi Kompetensi Siswa SMK Negeri Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Kebutuhan Dunia UsahaDunia Industri Otomotif Di kota Medan, 2009. aspek formal pendidikan pencari kerja, tetapi juga kesesuaian skill dan keterampilan nyata yang dimiliki dengan lapangan kerja yang tersedia.

4.3 Kondisi Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Medan