Organisasi Garis, Staf dan Fungsional Line, Fungtional and Staff Organization Organisasi Komite Committee Organization

2. Sukar untuk menga tour of duty atau tour of area tampa melalui pendidikan yang intensif. 3. Koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar dilaksanakan karena karyawan mementingkan bidangnya saja Ciri-ciri dari organisasi ini adalah: 1. Membidangi tugas secara jelas dan tugas dapat dibedakan 2. Dalam melaksanakan tugas tidak banyak memerlukan koordinasi karena bidang tugasnya sudah jelas. Koordinasi di titik beratkan pada eselon atas. 3. Pembagian unit-unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas.

4. Organisasi Garis, Staf dan Fungsional Line, Fungtional and Staff Organization

Organisasi ini merupakan kombinasi dari organisasi “garis, fungsional,dan staf, serta fungsional ini dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan keburukan daripada ketiga tipe organisasi tersebut. Dengan demikian cocok untuk dipakai pada suatu organisasi yang benar dan kompleks.

5. Organisasi Komite Committee Organization

Organisasi komite adalah arganisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasai komite mengutamakan pimpinan artinya dalam organisasi terdapat pimpinan “kolektifpresidiumpluralexecutif” dan komite ini bersifat manajerial. Organisasi komite ini ada yang bersifat “sementara”. Ciri-ciri organisasi komite adalah : 1. Pembagian tugasnya jelas dan tertentu 2. Wewenang semua anggota sama besanya 3. Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun secara kolektif . 4. Para pelaksana dikelompokan menurut bidangkomisis tugas tertentu yang harus dilaksanakan dalam bnentuk gugus-gugus. 5. Keputusan merupakan keputusan semua anggota. 1.5.2.Efektivitas Pelayanan Kesehatan 1.5.2.1.Pengertian Efektivitas Dilihat dari segi keberhasilan bahwa organisasi yang berhasil mencapai tujuannya, namun belum tentu terlaksana dengan efektivitas kerja yang baik. Efektivitas menurut Partanto 1994 :128 dalam Kamus Ilmiah Populer disebut dengan istilah “Efektivitas”, yang berasal dari kata dasar “efek”., yang mempunyai arti “akibat” atau “hasil”. Jadi kalau melakukan sesuatu usaha itu harus diharapkan akan ada atau menghasilkan suatu akibat tertentu, dan akibat yang diharapkan itu tercapai, berati usaha tersebut efektif. Untuk lebih jelasnya pengertian mengenai efektivitas, akan dijelaskan berdasarkan rumusan dari para ahli. Adapun rumusan tersebut akan diuraikan dibawah ini. Siagian, 1983 : 151 mengatakan :‘Efektivitas kerja berati penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Artinya, apakah pelaksanaan itu diselesaikan dan tidak terutama menjawab pertanyaan dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu.” Dari pendapat siagian diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas berkaitan dengan masalah waktu, satu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut berhasil sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan atau dengan kata lain tepat waktu. Suatu kegiatan tidak efektif apabila kegiatan tersebut tidak diselesaikan pada waktunya. Kemudian Widjaja 1987 : 79 memberikan defenisi “efektif adalah : berhasil guna, atau tepat guna. “Efektivits adalah pencapaian sasaran menurut perhitungan terbaik mengenai suasana dagang dan kemungkinan membuat laba atau keuntungan.” Sementara Handayaningrat 1983 : 16 mengatakan :“Efectiveness is a mensuring in term of stataining prescribebed goals or objectives”. efetivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. Selanjutnya perlu pula diperhatikan pendapat dari Sarwoto 1987 : 95 tentang efektivitas yaitu :“Efektif atau berhasil guna adalah pelayanan yang baik, corak maupun mutunya, dan kegunaannya benar sesuai dengan kebutuhan lini dalam mencapai tujuan organisasi”. Untuk melengkapi pengertian efektivitas secara mendasar Mochdarsyah Sinugan 1992 : 15 menjelaskan konsep efektivitas berdasarkan pendapat para ahli dalam empat kelompok yaitu : 1. Efektivitas berkaitan dengan hubungan antara teori-teori organisasi 2. Menganggap efektivitas sebagai perbandingantingkatannya dimana sasaran yang dikemukakan dapat dianggap tercapai. 3. Untuk memahami efektivitas adalah “efektivitas eksternal” output dan eveluasi satu unit input, konsep ini pada prinsipnya tidak berbeda dengan pendekatan yang disebutkan pertama. 4. Kemampuan sistem untuk tetap berlansung, teradapatasi dan berkembang Tanpa memperdulikan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai Bedasarkan pendapat para sarjana diatas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa efektivitas berhubungan dengan hasil yang dicapai dalam suatu rencana yang telah ditentukan terlebih dahulu. Oleh karenanya, tindakan yang efektif dapat dikatakan sebagai suatu tindakan dalam usaha untuk mencapai tujuan dengan tidak memperhatikan bagaimana cara yang ditempuh. Dengan demikian dalam melaksanakan kegiatan di dalam suatu organisasi hendaknya efektivitas harus benar-benar diperhatikan sebagai hasil dari suatu pekerjaan agar dapat diperoleh hasil pekerjaan secara maksimal. Didalam hal ini kegiatan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat dilihat dari : 1. Pencapaian Tujuan 2. Ketepatan Waktu 3. Manfaat Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan efativitas pelayanan kesehatan adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan,. Adanya ketentuan waktu dalam memberikan pelayanan serta adanya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan padanya. 1.5.2.2.Pengertian Pelayanan Kesehatan Secara umum pelayanan dapat diartikan dengan melakukan pembuatan yang hasilnya ditujukan untuk kepentingan orang lain, baik perorangan, kelompok atau masyarakat. Menurut Moenir 1992 : 16 pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain. Sedangkan pengertian pelayanan kesehatan merupakan salah satu bidang dalam pelayanan kesehatan sosial dalam arti luas. Dan menurut Azwar 1995 : 1 pelayanan dalam bidang kesehatan dapat diartikan sebagai setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama dalam satu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan,keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Dalam pengertian ini, pelayanan kesehatan disamping sebagai suatu usaha untuk memperbaiki kesejateraan masyarakat, sekaligus juga dalam rangka usaha pembinaan, pengembangan pemanfaatan sumber daya manusia. Jenis Pelayanan Kesehatan Berdasarkan pendapat Azwar 1983 : 42 ada 3 tiga jenis pelayanan kesehatan yang ada dalam masyarakat yaitu : 1. Pelayanan kesehatan pada tingkat pertama primary health care. Yang dimaksud dengan pelayanan ini adalah pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar. 2. Pelayanan tingkat kedua secondary health care yaitu pelayanankesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan spesialis dan bahkan kadang-kadang sub spesialis tetapi masih terbatas. 3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga tertierry health care yaitu pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan spesialis serta sub spesialis yang lebih luas. Pelayanan kesehatan tingkat dasar dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat dan ditulang punggungi oleh tenaga medis. Tenaga medis, dalam hal ini sepertidokter umum atau para medis dengan sifat pelayanan berobat jalan ambulatory service. Jangkauan pelayanan berobat jalan dipengaruhi oleh peningkatan upaya kesehatan dan kesadaran masyarakat untuk berobat. Pelayanan tingkat dasar berhubungan erat dengan usaha masyarakat untuk mencari pengobatan sendiri. Dalam pengobatan tingkat dasar ini beberapa upaya pengobatan jalan dapat dilakukan seperti : 1. Pembinaan dan pengarahan yang baik tentang cara-cara berobat tradisonal, yang dilaksanakan terus menerus bagi masyarakat. 2. Upaya pelayanan akan lebih lancar jika kemampuan ekonomi masyarakat berkembang, pemanfaatan obat-obatan ditingkatkan, serta pengarahan dan motivasi untuk mengobati sendiri penyakit-penyakit ringan dengan penggunaan obat-obatan modern, sederhana maupun obat-obatan tradisional yang telah diuji coba. Pelayanan sekunderi secondary health care dilaksanakan oleh dokter spesialis terbatas, serta sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau rawat impatient service. Sedangkan pelayanan tingkat tertier tertiary health care dilakukan oleh dokter spesialis dan sub spesialis dilaksanakan oleh dokter spesialis, yang sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau rawat. Tujuan Pelayanan Kesehatan Pada hakekatnya, tujuan pelayanan kesehatan tidak berbeda dari tujuan pelaksanaan pembangunan kesehatan secara luas. Dalam pemikiran dasar Sistem Kesehatan Nasional SKN dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan merupakan cita-cita bangsa, yaitu agar tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk yang berakibat kepadaterwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu untuk kesejateraan umum yang merupakan bagian dsri tujuan nasional. Dalam usaha memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tujuan pelayanan kesehatan itu dapat dibagi atas 3 golongan, yaitu : 1. Pencegahan Preventif Pelayanan kesehatan pada hakekatnya memberi penekanan pada upaya untuk mencegah terjadinya atau gangguan kesehatan lainnya. Bahkan pencegahan mendapat tempat yang utama karena dengan pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan pengobatan maupun rehabilitasi. Pencegahan sebagai strategi pemeliharahan dan peningkatan kesehatan masyarakat, ditempuh dengan usaha-usaha seperti : 1. Untuk orang yang sehat : yakni untuk memenuhi permintaan pemeriksan kesehatan ataupun dalam rangka mendeteksi kelainan sedini mungkin. 2. Untuk orang yang khawatir akan kesehatannya seperti melayani permintaan pemeriksaan kesehatan Azwar 1983 : 28 Pelayanan kesehatan yang bersifat pencegahan terutama ditujukan untuk memperkuat keluarga dan kelompok serta kesatuan masyarakat. Maksudnya adalah bahwa didalam masyarakat yang mengalami perubahan yang berlansung cepat, upaya pencegahan ditekankan pada tingkah laku dan kegiatan untuk membagun kesehatan yang optimal. Sumber-sumber pelayanan kesehatan yang terbatas diperuntukan terutama dalam rangka pencegahan. Oleh sebab itu “upaya pengehan ini memperoleh perhatian besar dibanyak negara. Selain itu juga karena penerapannya memungkinkan penggunaan secaraefektif sumber-sumber yang terbatas, sedangkan lingkup intervensinya luas”. Soetarso 1982 : 13. Pelayanan kesehatan dalam fungsi pencegahan ini disamping merupakan usaha untuk mempertinggi nilai kesehatan sekaligus juga untuk memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit Specific Protection.

2. Pengobatan Curative