2. Rehabilitasi mental, yaitu agar bekas penderita dapat meneyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersman dengan
terjadinya cacat badanaiah muncul pula kalaianan-kelainan atau ganagguan mental. Untuk itu bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali
kemasyarakat. 3. Rehabilitasi social vokasional, yaitu agar bekas penederita menepati suatu
pekerjaan atau jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya. 4. Rehabilitasi aestheis, yaitu usaha untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun
kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan. Prinsip “lebih baik mencegah daripada mengobati apalagi merehabilitasi”
dalam pelayanan sosial, termasuk bidang medis, oleh karena para ahli pekerjaan sosial lebih diperdengarkan.
Ketiga hal diatas, dimaksudkan agar setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani, maupun kesehatan
sosial serta diharapkan berumur panjang.
1.5.2.3. Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan
Setelah penulis menguraikan pengertian struktur organisasi dan efektivitas pelayanan kesehatan, maka senjutnya penulis menjelaskan pengaruh struktur organisasi terhadap
efektivitas pelayanan kesehatan. Menurut Steers 1985 : 71 ada enam faktor yang mempergaruhi beberapa segi dari
efektivitas organisasi. Keenam factor tersebut serta uraiannya adalah : 1. Tingkat Desentralisasi
Yang dimaksud dengan desentralisasi adalah batas perluasan bagi jenis kekuasaan dan wewenang dari atas kebawah dalam hierki organisasi. Dengan demikian pengertian
desentralisasi berhubungan erat dengan konsep partisipasi dalam pengambilan keputusan. Makin luas desentralisasi oragnisasi sebuah oraganisasi makin luaslah
ruang lingkup para pekerja. Bawahan dapat turut serta dalam memikul tanggung jawab atas keputusankeputusan mengenai. Pekerjaan meraka dan kegiatan mendatang
dari organisasinya. 2. Spesialisasi Tugas
Spesialisasi mengakibatkan peningkatan efektivitas, karena spesialisasi memungkinkan setiap pekerja mencapai keahlian dibidang tertentu sehingga dapat
memberikan sumbangan secara maksimal pada kegiatan kearah tujuan. 3. Formalisasi
Fomulasi biasanya menunjukan batas penentuan atau pengaturan kegiatan pekerja para pegawai melalui prosedur dan peraturan yang resmi. Jadi bila formalisasi telah
diterapkan dalam kehidupan para pegawai, maka efektivitas akan tercapai 4. Rentang Kendali
Rentang kendali menyatakan jumlah rata-rata bawahan dari tiap penyelia. Dengan jumlah dari masing-masing bawahan dapat dilakukan rentang kendali sehingga
memungkinkan untuk meningkatkan efektivitas. 5. Ukuran Besarnya Organisasi
Telah banyak perhatian dicurahkan pada masalah bagaimana besarnya ukuran organisai dapat mempengaruhi berbagai aspek dari keberhasilan organisasi.
Bertambah besarnya ukuran organisasi tampaknya mempunyaihubungan positif
dengan peningkatan efesiensi. Factor-faktor seperti pengertian pempinan yang teratur, berkurangnya biaya tenaga kerja dan pengenalan llingkungan dianggap sebagai aspek
yang mempengaruhi efetivitas pelaksanaan pekerjaan. 6. Ukuran Besarnya Unit Kerja
Berdasarkan unit kerja juga mempengaruhi efektivitas, karena diantara para pekerja saling mengenal lebih baik akan membina persahabatan dan membangun persatuan
kelompok dengan erat. Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa aspek struktur organisasi dapat
mempenagaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas organisasi. Struktur organisasi yang disusun untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
hal ini bidang kesehatan akan tercipta dengan baik bila disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi untuk menjalankan mekanisme pelayanan dengan efisien dan efektif.
Dengan demikian, struktur organisasi memegang peranan yang penting dalam hal pemberian kesehatan kepada masyarakat. Karena struktur oragnisasi yang jelas akan
mempermudah setiap organisasi untuk memahami posisinya. Pihak bagian mana yang akan membantu dalam melaksanakan tugas, dan kepada siapa harus memberikan pertanggung
jawaban atas tugas yang jelas serta didukung dengan tenaga ahli dan trampil. Peraturan juga memegang peranan utama serta jumlah pegawai yang memadai akan menambah terciptanya
efektivitas kerja yang diharapkan.
1.5.2.4.Pusat Kesehatan Masyarakat PUSKESMAS
Konsepsi pusat kesehatan masyarakat PUSKESMAS secara histories dilahirkan pada tahun 1968 oleh rapat kerja kesehatan nasional Rakernas I di
Jakarta. Sebelum organisasi ada, sistem pelayanan di Indonesia masih bersifat kuratif belaka dan berjalansecara sendiri-sendiri. Pemberian bantuan kesehatanpun masih
diselenggarakan secara terpisah-pisah, misalnya : - Balai Kesehatan Ibu dan Anak BKIA berfokus pada pelayanan ibu, bayi dan anak.
- Balai Pengobatan BP, yakni melayani pada bidang pengobatan penyakit. Sistem pelayanan kesehatan yang terpisah ini membawa pengaruh yang
menghambat tujuan pembangunan kesehatan, karena yang mendapat pelayanan masih terbatas pada orang yang mampu ekonominya. Untuk itu, usaha-usaha pemberian
pelayanan yang terpadu dan menyeluruh kemudian disatukan dalam satu wadah pelayanan kesehatan masyarakat yang disebut dengan pusat kesehatan masyarakat
PUSKESMAS. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang lasung
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam bentuk usaha- usaha kesehatan pokok.
Untuk merealisasikan tanggung jawab itu, puskesmas mempunyai tugas pokok antara lain :
1. Menjaga dan meningkatkan kesehatan anggota masyarakatnya. Dengan demikian akan miningkatkan status kesehatan masyarakat dan mengurangi penderita sakit.
2. Menggerakanmembimbing anggota msayarakat untuk secara aktif berpartisipasi di bidang kesehatan dan kegiatan-kegaiatan pembangunan, yang merupakan bagian
integrasi dari pembangunan social secara menyeluruh di wilayah kerjanya.
Usaha-Usaha Pokok Puskesmas
Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak berdirinya semakin berkembang, mulai dari 7 usaha pokok kesehatan, 12 usaha
pokok kesehatan, namun yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas dan
biaya atau anggaran yang tersedia. Untuk memberikan pelayanan kesehatan Puskesmas menjalankan beberapa
usaha, kegiatan pokok yang meliputi 12 program kesehatan dikutif dari Nasrul Effendy 1995 : 38 sebagai berikut :
1. Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak KIA 2. Upaya Keluarga Berencana KB
3. Upaya Perbaikan Gizi 4. Upaya Kesehatan Lingkungan
5. Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya Kesehatan Masyarakat
7. Upaya Kesehatan Sekolah 8. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
9. Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut 10. Upaya Kesehatan Sekolah
11. Upaya Laboratorium Serhana 12. Upaya Pencatatan Dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan
Untuk melaksanakan fungsi, kegiatan, pelayanan, dan pembinaan serta pengembangan peran sertaswadaya masyarakat maka peranan petugas puskesmas
dikemukan seperti berikut: 1. Membina dan memelihara hubungan baik
2. Bertindak sebagai katalisator 3. Berperan sebagai penasehat teknis
4. Membentu masyarakat menggali sumber daya 5. Memberikan dorongan
http : www.warta puskesmas 2007 Dalam menjalankan pelayanan kepada masyarakat puskesmas mempunyai
fungsi utama dalam sistem pelayanan yang disebut dengan sistem rujukan relasi sitem. Sistem rujukan ini merupakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik
terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang setingkat kemampuannya. Tujuan
sistem ini adalah untuk mendekatkan pelayanan dengan penderita atau masyarakat.
I.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara tentang suatu rumusan masalah penelitian yang kebenarannya perlu diuji dan dibuktikan melalui penelitian. Suatu
hipotesis dapat dianggap benar apabila disertai dengan fakta – fakta atau bukti- bukti yang nyata.
Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah:
1. Hipotesis kerja Ha
Hipotesis kerja adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Hipotesis kerja dari penelitian ini