Deskripsi Pemahaman Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Tentang Pembayan Non Tunai

Tabel 4.18 Hasil Uji Reliabilitas Pernyataan e Cronbachs Alpha N of Items ,633 6 Sumber : Data primer diolah, 2015 Dari tabel diatas, diperoleh nilai C ronbach’s Alpha 0,633 lebih besar dari 0,6 dengan demikian data reliabel dan kuesioner dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk penelitian.

4.3. Analisis Deskriptif

4.3.1. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Tentang Pembayan Non Tunai

Analisis ini akan memperlihatkan seberapa besar pengetahuan masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara dapat membedakan instrumen pembayaran non tunai seperti kartu ATM, kartu Debet, dan pembayaran elektronik e-moneye- payment. Masyarakat juga harus dapat membedakan masing-masing instrumen dari ciri seperti bentuk, ukuran, warna, dan ciri khas lainnya dari instrumen tersebut. Dengan mengetahui tentang ciri-ciri instrumen tersebut maka masyarakat dapat membedakan masing-masing instrumen. Untuk memudahkan dalam menganalisis data tentang pemahaman masyarakat tentang instrumen pembayaran non tunai, maka peneliti menginterpretasikannya dalam satu aspek seperti pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19 Jawaban Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Tentang Pemahaman Instrumen Pembayaran Non Tunai NO Pernyataan SS S RR TS STS Total 1. Saya dapat membedakan antara Kartu ATM dengan Kartu Kredit 6 21 33 24 16 100 2. Saya dapat membedakan Kartu ATM dengan Kartu Debet melalui penggunaanya 3 16 24 27 30 100 3. Saya dapat mengetahui berbagai macam aplikasi pembayaran elektronik e-moneye-payment 3 15 28 27 27 100 Sumber: Data primer diolah, 2015 Dari pernyataan 1, frekuensi terbesar 33 responden menjawab ragu-ragu terhadap pernyataan kemampuan responden dalam membedakan antara kartu ATM dengan kartu kredit. Kemudian 24 menjawab tidak setuju, 21 menjawab setuju, 16 menjawab sangat tidak setuju, dan frekuensi terkecil 6 menjawab sangat setuju. Dari pernyataan 2, frekuensi terbesar 30 responden menjawab sangat tidak setuju terhadap pernyataan kemampuan responden dalam membedakan antara kartu ATM dengan kartu debet melalui penggunaannya. Kemudian 27 menjawab tidak setuju, 24 menjawab ragu-ragu, 16 menjawab setuju, dan frekuensi terkecil 3 menjawab sangat setuju Dari pernyataan 3, frekuensi terbesar 28 menjawab ragu-ragu terhadap pernyataan kemampuan responden mengetahui berbagai macam aplikasi pembayaran elektronik e-moneye-payment. Kemudian 27 menjawab tidak setuju, 27 menjawab sangat tidak setuju, 15 menjawab setuju, dan frekuensi terkecil 3 menjawab sangat setuju. Universitas Sumatera Utara Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa belum sepenuhnya masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara paham terhadap instrumen pembayaran non tunai. Rata-rata paling besar 28,3 respoden menjawab ragu-ragu terhadap pemahaman tentang instrumen pembayaran non tunai. Dari hasil wawancara kepada responden, instrumen yang paling umum dikenal adalah hanya sebatas kartu ATM saja, sedangkan kartu kredit dan aplikasi elektronik sebagian besar responden belum memilikinya bahkan tidak mengenal instrumen tersebut. Hal ini juga dikarenakan fasilitas yang mendukung untuk penggunaan kartu kredit dan pembayaran elektronik masih terbatas. 4.3.2. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Terhadap Arti dan Fungsi Pembayaran Non Tunai Analisis ini akan memperlihatkan seberapa besar pemahaman masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara terhadap arti dan fungsi pembayaran non tunai. Apabila masyarakat. Pemahaman arti dan fungsi akan mendorong masyarakat dalam hal pentingnya penggunaan pembayaran non tunai. Untuk memudahkan dalam menganalisis data tentang pemahaman masyarakat tentang instrumen pembayaran non tunai, maka peneliti menginterpretasikannya dalam satu aspek seperti pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.20 Jawaban Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Tentang Pemahaman Arti dan Fungsi Pembayaran Non Tunai NO Pernyataan SP P CP KP STP Total 1. Pembayaran non tunai adalah pembayaran yang dilakukan tidak dengan menggunakan uang sebagai alat pembayaran, tetapi dengan cara transfer antar-bank ataupun transfer intra-bank melalui jaringan internal bank 11 59 18 8 4 100 2. Pembayaran non tunai juga dilakukan dengan menggunakan kartu sebagai alat pembayaran Misalnya kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit 10 50 24 7 9 100 3. Pembayaran non tunai juga dilakukan malalui sistem elektronik e-moneye- pa y ment 7 32 25 19 17 100 4. Pembayaran non tunai menciptakan budaya Less Cash Society LCS, yakni mengurangi jumlah transaksi menggunakan uang tunai 5 41 25 21 8 100 5. Pembayaran non tunai dapat menurunkan biaya transaksi bagi konsumen dan produsen serta meningkatkan kepuasan masyarakat karena terpenuhinya kebutuhan akan alat pembayaran yang lebih praktis dan mudah 8 45 25 15 7 100 Sumber: Data primer diolah, 2015 Dari pernyataan 1, frekuensi terbesar 59 menjawab paham bahwa pembayaran non tunai adalah pembayaran yang dilakukan tidak dengan menggunakan uang sebagai alat pembayaran, tetapi dengan cara transfer antar- bank ataupun transfer intra-bank melalui jaringan internal bank. Kemudian 18 menjawab cukup paham, 11 menjawab sangat paham, 8 kurang paham, dan frekuensi terkecil 4 menjawab sangat tidak paham. Dari peryataan 2, frekuensi terbesar 50 menjawab paham bahwa pembayaran non tunai juga dilakukan dengan menggunakan kartu sebagai alat Universitas Sumatera Utara pembayaran misalnya kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit. Kemudian 24 menjawab cukup paham, 10 menjawab sangat paham, 9 menjawab sangat tidak paham, dan frekuensi terkecil 7 menjawab kurang paham. Dari pernyataan 3, frekuensi terbesar 32 menjawab paham bahwa pembayaran non tunai juga dilakukan melalui sistem elektronik e-moneye- payment. Kemudian 25 menjawab cukup paham, 19 menjawab kurang paham, 17 sangat tidak paham, dan frekuensi terkecil 7 menjawab sangat paham. Dari pernyataan 4, frekuensi terbesar 41 menjawab paham bahwa pembayaran non tunai menciptakan budaya Less Cash Society LCS, yakni mengurangi jumlah transaksi menggunakan uang tunai. Kemudian 25 menjawab cukup paham, 21 menjawab kurang paham, 8 menjawab sangat tidak paham, dan frekuensi terkecil 5 menjawab sangat paham. Dari pernyataan 5, frekuensi terbesar 45 menjawab paham bahwa pembayaran non tunai dapat menurunkan biaya transaksi bagi konsumen dan produsen serta meningkatkan kepuasan masyarakat karena terpenuhinya kebutuhan akan alat pembayaran yang lebih praktis dan mudah. Kemudian 25 menjawab cukup paham, 15 menjawab kurang paham, 8 menjawab sangat paham, dan frekuensi terkecil 7 menjawab sangat tidak paham. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara memahami arti dan fungsi penggunaan pembayaran non tunai. Rata-rata paling besar 45,4 responden menjawab setuju atau paham terhadap arti dan fungsi penggunaan pembayaran non tunai. Dari hasil Universitas Sumatera Utara wawancara peneliti kepada responden juga, bahwa masyarakat setuju dan paham bahwa penggunaan pembayaran non tunai sangat bermanfaat. 4.3.3. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Terhadap Manfaat Penggunaan Pembayaran Non Tunai Analisis ini akan memperlihatkan seberapa besar pemahaman masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara terhadap manfaaat penggunaan pembayaran non tunai. Manfaat dari penggunaan pembayaran non tunai tentunya didorong karena berbagai alasan dan motivasi yang dirasakan oleh responden. Semakin besar manfaatnya maka semakin mendorong masyarakat untuk menggunakan pembayaran non tunai. Untuk memudahkan dalam menganalisis data tentang pemahaman masyarakat tentang instrumen pembayaran non tunai, maka peneliti menginterpretasikannya dalam satu aspek seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 4.21 Jawaban Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Tentang Pemahaman Manfaat Pembayaran Non Tunai NO Pernyataan SS S RR TS STS Total 1. Transaksi aman 14 71 13 1 1 100 2. Lebih mudah, praktis, dan fleksibel 16 68 12 3 1 100 3. Tidak repot membawa uang tunai 23 68 7 1 1 100 4. Bisa digunakan untuk berbagai pembayaran Pembayaran tagihan telepon, listrik, air, pulsa, token, tiketing, dll 34 53 12 1 100 5. Lebih cepat 25 60 14 1 100 6. Ada diskon 4 16 54 18 8 100 7. Bisa menambah poin atau voucher 1 17 57 13 12 100 Universitas Sumatera Utara NO Pernyataan SS S RR TS STS Total 8. Bisa mendapat undian hadiah 1 24 54 18 3 100 9. Lebih percaya diri status sosial 7 61 24 3 5 100 10. Bisa menggunakan sistem cicilan 4 52 36 7 1 100 11. Meningkatkan konsumsi pengeluaran 4 44 32 16 4 100 Sumber: Data primer diolah, 2015 Dari pembahasan diatas memperlihatkan bahwa rata-rata 48,5 responden dengan pernyataan setuju atas manfaat penggunaan pembayaran non tunai, dengan urutan 1 Transaksi aman 71, 2 Lebih mudah, praktis, dan fleksibel 68, 3 Tidak repot membawa uang tunai 68. Sedangkan untuk manfaat 6 Ada diskon, 7 Bisa menambah poin atau voucher, 8 Bisa mendapat undian hadiah, ada diurutan terbawah dengan pernyataan setuju rata-rata 19 dan memilih jawaban ragu-ragu dengan rata-rata 55. 4.3.4. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Tentang Cara Penggunaan Pembayaran Non Tunai Analisis ini akan memperlihatkan seberapa besar pemahaman masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara tentang cara penggunaan pembayaran non tunai. Untuk memudahkan dalam menganalisis data, maka peneliti menginterpretasikannya dalam satu aspek seperti pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.22 Jawaban Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Tentang Cara Penggunaan Instrumen Pembayaran Non Tunai NO Pernyataan SS S RR TS STS Total 1. Saya paham penggunaan pembayaran non tunai melalui Kartu ATM 13 51 22 12 2 100 2. Saya paham penggunaan pembayaran non tunai melalui Kartu Debet 11 20 30 39 100 3. Saya paham penggunaan pembayaran non tunai melalui Kartu Kredit 1 14 13 26 46 100 4. Saya paham penggunaan pembayaran non tunai melalui Electronic Banking Internet Banking Phone Banking SMS Banking 1 17 11 28 43 100 Sumber: Data primer diolah, 2015 Dari pernyataan 1, frekuensi terbesar 51 menjawab setuju atau paham dengan penggunaan pembayaran non tunai melalui kartu ATM. Kemudian 22 menjawab ragu-ragu, 13 menjawab sangat setuju, 12 menjawab tidak setuju dan frekuensi terkecil 2 menjawab sangat tidak setuju. Dari pernyataan 2, frekuensi terbesar 39 menjawab sangat tidak setuju bahwa masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara paham penggunaan pembayaran non tunai melalui kartu ATM. Kemudian 30 menjawab tidak setuju, 20 menjawab ragu-ragu, 11 menjawab setuju, dan frekuensi terendah 0 menjawab sangat setuju. Dari pernyataan 3, frekuensi terbesar 46 menjawab sangat tidak setuju bahwa masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara paham penggunaan pembayaran non tunai melalui kartu kredit. Kemudian 26 menjawab tidak setuju, 14 Universitas Sumatera Utara menjawab setuju, 13 menjawab ragu-ragu, dan frekuensi terkecil 1 menjawab sangat setuju. Dari pernyataan 4, frekuensi terbesar 43 menjawab sangat tidak setuju bahwa masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara paham penggunaan pembayaran non tunai melalui Electronic Banking Internet Banking Phone Banking SMS Banking . Kemudian 28 menjawab tidak setuju, 17 menjawab setuju, 11 menjawab ragu-ragu, dan frekuensi terkecil 1 menjawab sangat setuju. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara kurang paham tentang cara menggunakan pembayaran non tunai. Rata-rata paling besar 33 responden menjawab sangat tidak setuju atau sangat tidak paham terhadap cara menggunaan pembayaran non tunai. Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara memahami cara penggunaan pembayaran non tunai hanya sebatas pada kartu ATM saja, yakni terbukti dengan jawaban responden 51 paham penggunaan kartu ATM. Dari hasil wawancara peneliti kepada responden juga, bahwa masyarakat kurang paham dengan penggunaan instrumen pembayaran non tunai melalui kartu debet, kartu kredit dan pembayaran elektronik. Alasan responden adalah karena belum merasa perlu, terlalu rumit, dan fasilitasnya sangat terbatas. Universitas Sumatera Utara 4.3.5. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Terhadap RisikoKerugian Penggunaan Pembayaran Non Tunai Analisis ini akan memperlihatkan seberapa besar pemahaman masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara terhadap risikokerugian penggunaan pembayaran non tunai. Untuk memudahkan dalam menganalisis data, maka peneliti menginterpretasikannya dalam satu aspek seperti pada tabel berikut ini : Tabel 4.23 Jawaban Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Terhadap RisikoKerugian Penggunaan Instrumen Pembayaran Non Tunai NO Pernyataan SS S RR TS STS Total 1. Saya memahami penggunaan pembayaran non tunai dapat menambah beban biaya 17 52 29 2 100 2. Saya memahami fasilitas pembayaran non tunai yang disediakan oleh bank masih terbatas 7 58 28 6 1 100 3. Saya memahami penggunaan pembayaran non tunai lebih rumit dibandingkan dengan tunai cash 3 18 43 32 4 100 4. Saya memahami bahwa penggunaan pembayaran non tunai rentan terhadap penipuan dan penyalahgunaan tidak aman 1 23 33 37 6 100 5. Saya memahami jika menggunakan pembayaran non tunai kegagalan transaksi pembayaran sangat mungkin terjadi 1 29 41 23 6 100 6. Saya memahami akibat mudahnya melakukan transaksi non tunai, sehingga pengeluaran meningkat dan lebih boros 8 42 34 14 2 100 Sumber: Data primer diolah, 2015 Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara masih ragu-ragu dalam memahami Universitas Sumatera Utara risikokerugian penggunaan pembayaran non tunai. Rata-rata paling besar 39 responden menjawab ragu-ragu. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat dan kurangnya rasa keingin-tahuan masyarakat tentang pembayaran non tunai. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Sebagian besar responden 69 sudah pernah mendengar atau mengetahui tentang penggunaan pembayaran non tunai, dan hanya sebagian kecil saja 31 yang belum pernah mendengar atau mengetahuinya. Namun walaupun sebagian besar responden ini mengetahui tentang penggunaan pembayaran non tunai, pemahamannya mengenai berbagai instrumen pembayaran non tunai masih sebatas pada kartu ATM saja. Sedangkan pada instrumen lainnya seperti kartu kredit dan e-moneye-payment, pemahaman responden masih ragu-ragu. Hal ini disebabkan karena fasilitas untuk kartu tersebut masih kurang serta kurangnya keingintahuan masyarakat untuk mengenal instrumen tersebut. b. Dalam hal pemahaman arti dan fungsi penggunaan pembayaran non tunai sebagian besar responden 45,4 paham atau setuju, sedangkan pemahaman tentang manfaat penggunaan pembayaran non tunai sebagian besar responden 48,5 paham atau setuju. Artinya sebagian besar masyarakat sebenarnya mengetahui tentang penggunaan pembayaran non tunai, namun masih kurang dalam hal pelaksanaan. Hal ini dibuktikan dari Universitas Sumatera Utara