19
Studi yang dilakukan oleh Chen dan Starosta s 2000 mengindikasikan bahwa individu dengan sensitivitas antar budaya yang berkembang dengan
baikakan menjadi lebih perhatian , lebih mampu bersosialisasi dengan baik, memiliki hubungan interpersonal yang baik sehingga dapat menyesuaikan
perilaku mereka , dapat menunjukkan harga diri dan kepercayaan diri yang tinggi, lebih empatik , dan lebih efektif dalam interaksi antarbudaya .
B. Sekolah Homogen Monokultural
Grendi Hendrastomo mengatakanda lam “Homogenisasi pendidikan:
Potret Eksklusifi
tas Pendidikan Modern” 2012 bahwa sekolah homogenmerupakan suatu sekolah yang memiliki ciri kesamaan karakteristik
peserta didik baik secara persamaan ekonomi,golongan,agama,maupun etnisitas. Grendi Hendrastomo 2012 berkesimpulan bahwa homogenitas
pendidikan tampak nyata dalam pendidikan,ditengah banyaknya sekolah yang menawarkan keragaman,sekolah homogen menciptakan suatu pandangan sama
yang memunculkan realitas yang tidak sesuai dengan keadaan di dalam lingkungan nyata di tengah masyarakat yang cenderung heterogen. Pendidikan
homogen ini dianggap berbahaya karena tidak membiasakan siswa dengan lingkungan dengan tantangan yang beragam.
Aris Saefulloh 2009 dalam “Paradigma pendidikan dalam bingkai
Multicultural ” juga menambahkan Sekolah negeri atau swasta yang berbasis
Islam menjadi identik bagi sekolah kaum pribumi. Sedangkan sekolah-sekolah yang berbasis Kristen menjadi identik dengan sekolah bagi anak-anak keturunan
China. Kondisi dan realitas ini melahirkan segregasi yang membentuk sikap
Universitas Sumatera Utara
20
eksklusivisme dan dapat melahirkan sikap anti toleran terhadap kemajemukan. Aris Saefulloh 2009 juga menambahkan bahwa pada sekolah yang berbasis
homogen monokultural akan cenderung memiliki budaya yang sama didalam lingkungan sekolah dan akan menciptakan budaya yang homogen di lingkungan
sekolah dan dalam diri para siswa dan siswi. Homogenitas pendidikan kemudian diartikan sebagai keseragaman,
harmonisasi yang “dipaksakan”, kesamaan, kesebandingan, sesuatu hal yang dibuat sama dan seragam dalam dunia pendidikan, termasuk didalamnya
kesamaan status sosial, kesamaan agama, hingga etnis para peserta didiknya. Homogenitas disini secara tidak langsung sama artinya dengan diskriminasi
terhadap siswa yang berbeda dalam hal status sosial, agama atau etnis. Anwar Effendi 2012
C. Sekolah Heterogen Multikultural