Sekolah Heterogen Multikultural LANDASAN TEORI

20 eksklusivisme dan dapat melahirkan sikap anti toleran terhadap kemajemukan. Aris Saefulloh 2009 juga menambahkan bahwa pada sekolah yang berbasis homogen monokultural akan cenderung memiliki budaya yang sama didalam lingkungan sekolah dan akan menciptakan budaya yang homogen di lingkungan sekolah dan dalam diri para siswa dan siswi. Homogenitas pendidikan kemudian diartikan sebagai keseragaman, harmonisasi yang “dipaksakan”, kesamaan, kesebandingan, sesuatu hal yang dibuat sama dan seragam dalam dunia pendidikan, termasuk didalamnya kesamaan status sosial, kesamaan agama, hingga etnis para peserta didiknya. Homogenitas disini secara tidak langsung sama artinya dengan diskriminasi terhadap siswa yang berbeda dalam hal status sosial, agama atau etnis. Anwar Effendi 2012

C. Sekolah Heterogen Multikultural

Secara sederhana pendidikan multikultural dapat didefenisikan sebagai “pendidikan tentang keberagaman budaya yang ada didalam lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan lingkungan umum secara keselurahan”. Dimana hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Paulo freire effendi, A., 2012 bahwa pendidikan harus mampu menciptakan tatanan masyarakat yang terdidik dan berpendidikan secara luas kepada setiap warga negara. Anderson dan Custer 1994 berpendapat bahwa pendidikan multicultural dapat diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan. Sekolah yang berbasis pendidikan multikultural merupakan respons terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok. Universitas Sumatera Utara 21 Hilliard 1992. Banks 1993 menyatakan bahwa pengertian pendidikan multicultural sebagai pendidikan untuk people of color . Artinya, pendidikan multikultural ingin mengekplorasi perbedaan sebagai keniscayaan, kemudian memberi apresiasi perbedaan itu dengan semangat egaliter dan toleran. Multikulturalisme dipahami sebagai konsep yang berkaitan dengan aspek sosial, politik,ekonomi, dan budaya. Aspek-aspek tersebut memberikan relasi baru dalam mewujudkan masyarakat yang harmonis dan terintegrasi. Secara sederhana, multikulturalisme didefinisikan sebagai suatu pemahaman dalam peningkatan drajat manusia dan kemanusiaannya yang mencakup, keyakinan, keberagamaan, kebersamaan dalam perbedaaan yang sederajat,kesukubangsaan, kebersamaan perolehan pendidikan, dsb Yuni Widia Bella dalam jurnal Studi Deskriptif SekolahMulticultural Di SMA Sultan Iskandar Muda Menurut Fay 1996 multikulturalisme sebagai suatu ideologi yang akan mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara kebudayaan individu maupun secara kolektivitas. Dengan demikian mulitikulturalisme dapat mewujudkan masyarakat yang rukun dan menjunjung nilai-nilai kesederajatan. Dalam konteks pendidikan, multikulturalisme sangat penting diajarkan di sekolah-sekolah. Hal ini berkenaan dengan Indonesia sebagai bangsa yang besar yang terdiri dari keanekaragaman masyarakat dan budaya. Kemajemukan itu harus di internalisasi dalam muatan pendidikan yang menekankan pada aspek kesederajatan dalam pemenuhan hak - hak bagi warga negara, sehingga benturan-benturan sosial dan politik dapat diminimalisasikan. Universitas Sumatera Utara 22 Menurut James A. Banks 1997 pendidikan multikultural adalah konsep, ide atau falsafah sebagai suatu rangkaian kepercayaan set of believe dan penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis di dalam membentuk gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi, kesempatan- kesempatan pendidikan dari individu, kelompok maupun negara. Pendidikan multikultural dapat dipahami sebagai proses atau strategi pendidikan yang melibatkan lebih dari satu budaya yang ditunjukkan melalui kebangsaan, bahasa, etnik, dan lain-lain. Pendidikan multikultural diarahkan untuk mewujudkan kesadaran, toleransi, pemahaman dan pengetahuan yang mempertimbangkan perbedaan cultural dan juga perbedaan dan persamaan antar budaya dan kaitannya dengan kosep, nilai, dankeyakinan serta sikap Lawrence J. Saha, 1997:348. Pendidikan multikultural sangat penting diterapkan guna meminimalisasi dan mencegah terjadinya konflik di beberapa daerah. Melalui pendidikan berbasis multicultural, sikap dan pemikiran siswa akan lebih terbuka dalam memahami dan menghargai keberagaman yang ada sehingga menjadi salah satu metode efektif dalam meredam konflik yang ditimbulkan oleh keberagaman yang ada. Semua diarahkan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, masyarakat Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berbudi pekerti luhur, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan UUSPN Bab II, Pasal 4 Universitas Sumatera Utara 23

D. Perbedaan