Metode Penelitian Identifikasi Variabel Penelitian Metode dan Alat Pengumpulan Data

26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif komparatif, dimana bertujuan untuk melihat perbedaan serta perbandingan antar varibel Azwar, 2004. Dalam penelitian ini tujuannya untuk memberikan melihat perbedaan Intercultural Sensitivity yang ada dari siswa-siswi sekolah yang berbasis homogen monokultural dengan yang berbasis heterogen multikultural di kota Medan.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Variabel Tergantung : Intercultural Sensitivity Variabel Bebas : Tipe Sekolah : 1. Sekolah Homogen Monokultural Suku dan Agama Sejenis 2. Sekolah Heterogen Multikultural C. Definisi Operasional C.1 Variabel Tergantung Intercultural Sensitivity Intercultural Sensitivity adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengembangkan emosi positif terhadap pemahaman dan penghargaan pada perbedaan budaya yang ada sehingga memunculkan prilaku yang tepat dan efektif untuk membantu individu dalam kehidupan masyarakat yang beragam budaya Universitas Sumatera Utara 27 dan menikmati perbedaan-perbedaan yang ada. Dimana terdapat komponen- komponen dasar didalam Intercultural Sensitivity yaitu: a Interaction Engagement. Keterikatan dalam berinteraksi b Respect for Cultural Differences Penerimaan perbedaan budaya c Interaction Confidence Kepercayaan dalam berinteraksi d Interaction Enjoyment Kenikmatan dalam berinteraksi e Interaction Attentiveness Kepekaanperhatian dalam berinteraksi Setiap kompenan ini saling berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengembangkan emosi positif untuk memunculkan prilaku yang tepat dan efektif dalam interkasi antar budaya yang beragam. Sehingga semakin tinggi skor subjek pada setiap komponen yang ada pada skala Intercultural Sensitivity maka semakin kuat Intercultural Sensitivity yang dimiliki para siswa sekolah yang berbasis homogen monokultural dan sekolah heterogen monokultural di kota Medan begitu juga sebaliknya. C.2 Varibel Bebas 1. Sekolah Homogen Sekolah homogen merupakan sekolah yang memiliki kesamaan karakteristik peserta didik baik secara ekonomi, golongan, agama, maupun etnisitas dan system pendidikan pun cenderung melibatkan satu budaya yang sama. Universitas Sumatera Utara 28

2. Sekolah Heterogen

Sekolah heterogen merupakan sekolah yang memiliki karakteristik peserta didik yang berbeda-beda baik secara ekonomi, golongan, agama, maupun etnisitas dengan sisitem pendidikan yang melibatkan budaya yang beragam.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah para siswa sekolah yang berbasis homogen monokultural yaitu sekolah SMA Santothomas 3 SMA Syafiyaatul Hasanah serta sekolah yang berbasis heterogen multikultural yaitu SMA Negeri 12 SMA Sultan Iskandar Muda di kota medan.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini, sampel diperoleh melalui teknik probability sampling yaitu convenienceaccidental sampling. Menurut Myers dan Hansen 2006, sampel didapatkan dengan menggunakan kelompok yang tersedia. Peneliti menggunakan teknik ini karena subjek penelitian pada sekolah homogen dan heterogen sesuai dengan ketersedian siswa yang ada pada sekolah tersebut sesuai izin dari pihak sekolah. Namun khusus untuk sekolah homogen para siswa yang dijadikan sample dikelompokkan sesuai dengan suku dan agama. 3. Jumlah Sampel Penelitian Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah400 orang yaitu 200 orang siswa dari sekolah berbasis Homogen Sekolah Santo Thomas 3 dan SMA Syafiatul dan 200 orang siswadari sekolah berbasis Heterogen Universitas Sumatera Utara 29 Sekolah SMA Negeri 12 Medan dan SMA Swasta Sultan Iskandar Muda yang diharapkan dapat mewakili karakteristik dan sifat populasi.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan satu buah skala psikologi yaitu skala ISS Intercultural Sensitivity Scale . Yang akan diadaptasi dari skala penelitian yang dibuat oleh Chen and Starosta 2000. Skala ini menggunakan skala model Likert. Skala terdiri dari pernyataan dengan lima pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Netral N, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favourable mendukung dan unfavourable tidak mendukung. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1-5, bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu SS = 5, S = 4, N= 3, TS = 2, STS = 1. Sedangkan bobot pernyataan unfavorabel yaitu SS = 1, S = 2, N = 3, TS= 4 dan STS = 5. Blue print dari skala Skala Intercultural Sensitivity dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Blue Print Skala Intercultural Sensitivity Aspek Favorable Unfavorable Total Bobot Interaction Engangement 1,13,21, 23, 24 11, 22 7 29, 16 Respect for Cultural Differences 8, 16 7, 18, 20, 2 6 25 Interaction Confidence 3, 5, 6, 10 4 5 20,83 Interaction Enjoyment 9, 12, 15 3 12,5 Interaction Attentivenes 14, 17, 19 3 12,5 24 100 Universitas Sumatera Utara 30

F. Validitas alat ukur, Daya Beda Item dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas alat ukur