Strategi Konfrontatif AS dalam merespon Konflik Suriah – Israel

AS menolak diadakannya pembicaraan lanjutan dengan Suriah tanpa kehadiran Iran dalam konferensi perdamaian mengenai Irak dan menasehati Israel untuk tidak melanjutkan negosiasi perdamaian. Hal ini sangat jelas bertentangan dengan laporan Baker – Hamilton, yang merekomendasikan AS untuk bekerjasama dengan Suriah dan melanjutkan pembicaraan damai antara Suriah dan Israel International Crisis Group 2007:6-7. Kemudian ketika Ketua House of Representatives AS Nancy Pelosi berkunjung ke Damaskus pada April 2007, Suriah menyampaikan keinginannya untuk kembali ke meja perundingan tanpa syarat. Namun internal Israel belum setuju untuk memulai perundingan kembali International Crisis Group 2007:6- 7. Israel beralasan bahwa mereka tidak bersedia memulai perundingan kembali dengan Suriah karena tidak ingin bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS dalam mengisolasi dan menekan Suriah. AS menolak anggapan bahwa AS menjadi penghalang bagi proses perdamaian Suriah – Israel, AS menjelaskan jika Suriah serius dan Israel setuju maka AS tidak akan menolak mengadakan proses perdamaian lanjutan. Namun menurut AS fokus Suriah bukanlah pada Dataran Tinggi Golan melainkan pada Lebanon. Hal ini diperlihatkan dari usaha Suriah untuk menghentikan pengadilan dan pencarian fakta atas pembunuhan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri dan menekankan pengaruhnya di Lebanon. Menurut AS, Suriah akan melakukan apapun untuk mendapatkan kembali Dataran Tinggi Golan dan menjaga pengaruhnya di Lebanon, oleh karena itu biaya di balik semua kesepakatan dengan Suriah dengan Israel adalah Lebanon International Crisis Group 2007:5. Presiden Bush dalam buku biografinya Bush dalam Olmert 2011:208 mengatakan bahwa PM Olmert mengumumkan bahwa Suriah tidak akan menjadi target. Menurut Presiden Bush tidak membalas perlakuan Suriah terhadap Israel merupakan kekeliruan yang membuat dukungan Suriah terhadap Hizbullah makin besar. Hal ini dibuktikan dengan pemberian dukungan AS terhadap Perang Israel - Hizbullah di Lebanon dan Dataran Tinggi Golan untuk melenyapkan Hizbullah. Presiden Bush memberikan rekomendasi agar Israel menyerang Hizbullah dan Suriah saja Parry 2006:11. Kemudian pada Oktober 2008 helikopter AS menyerang perbatasan Suriah di Desa Hwijeh. Pemerintah Damaskus mengecam serangan yang menewaskan delapan orang itu sebagai agresi serius. Seorang pejabat militer AS menyatakan serangan oleh pasukan khusus itu ditujukan ke jaringan pejuang asing yang berkaitan dengan Al-Qaeda, yang bergerak melewati Suriah menuju Irak Suaramerdeka.com edisi 29102008. Dari penjabaran strategi ini dapat disimpulkan bahwa strategi AS pada periode penelitian 2002 – 2008 terlihat kontradiktif. AS mengadakan diplomasi ulang alik dan konferensi damai dan tidak menggunakan kekerasan secara langsung terhadap Suriah namun disisi lain mendukung aksi-aksi konfrontatif Israel terhadap Suriah, memberikan sanksi dan menutup kedutaan besarnya di Damaskus Rabinovich 2010:3. 40

BAB III KONFLIK SURIAH

– ISRAEL PERIODE 2002 - 2008 3.1 Sejarah Konflik Suriah dan Israel Konflik antara Suriah – Israel dimulai sejak pendirian negara Israel di tanah Palestina tahun 1948 yang ditandai dengan pecahnya Perang Arab – Israel I tahun 1948-1949. Setelah itu, kembali terjadi konflik terbuka di antara keduanya pada Perang Arab – Israel II 1967. Pada Perang Arab - Israel II, Israel berhasil mengokupasi Dataran Tinggi Golan dari Suriah, Sheeb’a Farms dari Lebanon, Semenanjung Sinai dari Mesir serta Gaza dan West Bank dari Palestina International Crisis Group Report 2007:5. Negara-negara Arab termasuk Suriah, ingin merebut kembali daerah yang di okupasi oleh Israel sehingga terjadi Perang Arab Israel III. Perang Arab – Israel III terjadi pada 1973 dan diakhiri oleh gencatan senjata pada 1974 International Crisis Group Report 2007:5. Gencatan senjata 1974 antara Suriah – Israel dimediasi oleh AS dengan membuat garis pemisah sepanjang 10.100 km International Crisis Group Report 2007:5. Garis gencatan senjata ini diawasi oleh 1.000 pasukan keamanan PBB yang tergabung dalam United Nation Disengagement Observer Force UNDOF. Garis gencatan senjata ini dibatasi oleh pagar logam dan pasukan Suriah - Israel hanya boleh ditempatkan sejauh 25 kilometer dari batas ini, dengan jumlah maksimal 6.000 pasukan International Crisis Group Report 2007:5. Hingga tahun 2008, Suriah dan Israel masih dalam status gencatan senjata dan belum mencapai perjanjian damai. Mantan Menteri Pertahanan Israel Moshe Dayan, yang menjadi salah satu pembuat kebijakan untuk mengokupasi Dataran Tinggi Golan, mengatakan bahwa 80 Konflik Suriah – Israel dimulai dari provokasi Israel Repko 2007:1. Berikut adalah konflik yang terjadi antara Suriah – Israel pada periode penelitian. 3.2 Okupasi dan Aneksasi Israel atas Dataran Tinggi Golan Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Suriah yang diokupasi oleh Israel pada 5 Juni 1967. Israel menganeksasi Dataran Tinggi Golan pada 15 Desember 1981 Eiland 2009:5. Okupasi dan aneksasi ini ilegal dan bertentangan dengan hukum internasional Konvensi IV Jenewa dan Resolusi DK PBB nomor 497 tahun 181. Resolusi ini melarang okupasi melalui kekerasan, melarang Israel mengganti status Dataran Tinggi Golan menjadi aneksasi, melarang negara lain mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan dan menyerukan agar Israel menjaga hak masyarakat pribumi yang berwarganegara Suriah Human Rights Council Report 2009:2. Presiden AS saat itu Ronald Reagan juga menolak okupasi dan aneksasi yang dilakukan oleh Israel atas Dataran Tinggi Golan Repko 2007:1-2. Dataran Tinggi Golan terdiri dari perbukitan seluas 444 mil persegi yang berbatasan dengan Sungai Yarmouk di sebelah selatan, Sungai Jordan dan Laut Galilee di Barat, Gunung Hermon di utara dan Wadi Al-Ruqqad di Timur Daoudy, 2008 :8. Penduduk pribumi Golan berkewarganegaraan Suriah dan saat diokupasi Israel tahun 1967 berjumlah 500.000 jiwa Daoudy, 2008 :8. Pada tahun 1991, Israel mengusir 130.000 penduduk pribumi Golan dan terus mengusir yang lainnya secara bertahap sampai hanya berjumlah 20.000 pada tahun penelitian 2008 Daoudy 2008 :8. Setelah proses pengusiran ini, Israel mendirikan 20.000 permukiman ilegal disana Human Rights Council Report 2009:3. Komposisi penduduk Golan tahun 2008 terdiri dari 20.000 Yahudi Israel, 17.000 Druze Suriah dan 3000 Alawites sehingga jumlahnya adalah 40.000 jiwa Eilland, 2009. Penduduk Golan yang termasuk dalam Yahudi Israel bermukim di pusat Kota dan Kibbutzes sedangkan Druze Suriah terkonsentrasi dalam empat desa di timur dan kaum Alawites di perbatasan Utara. Dataran Tinggi Golan pernah dikuasai oleh Britania Raya, Perancis, Israel dan Suriah Gurtler 2010:4. Dataran Tinggi Golan tidak memiliki signifikansi sejarah dan religi seperti West Bank bagi Israel. Namun, Yahudi telah membangun sinagog sejak tahun 23 SM di Dataran Tinggi Golan. Sedangkan Suriah memiliki hubungan sejarah yang kuat dengan Dataran Tinggi Golan karena mayoritas penduduk Golan adalah penduduk Suriah dan merujuk pada perjanjian Sykes-Picot Dataran Tinggi Golan adalah milik Suriah Gurtler 2010:10. Hak Suriah atas Dataran Tinggi Golan dipertegas kembali dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 497 tahun 1981. Resolusi ini menyatakan bahwa okupasi dan aneksasi Israel di Dataran Tinggi Golan bertentangan dengan Piagam PBB dan ilegal menurut hukum internasional. Oleh karena itu, melalui resolusi ini PBB menghimbau agar Israel segera mengembalikan Dataran Tinggi Golan kepada Suriah dan dalam proses pengembalian tersebut tetap menghargai hak-hak warganegara Suriah yang berada di Golan sesuai dengan Konvensi Jenewa 12 Agustus 1949 tentang perlindungan penduduk di masa perang UNISPAL.org. Resolusi inilah yang dijadikan sebagai landasan dalam proses perdamaian Suriah dan Israel. Ilustrasi 3.1 Peta Dataran Tinggi Golan Sumber: Wingfield 2013:39 Seperti terlihat dalam peta, Dataran Tinggi Golan secara geostrategis dan militer sangat penting bagi Suriah dan Israel karena menjadi pembatas antara Golan Heights