Kepentingan Nasional Kerangka Pemikiran

Menurut Miller dalam Paul, Wirtz dan Fortman 2004:240 BoP regional berdasarkan pada logika: pertama, BoP regional bergantung pada bagaimana great power berhubungan dengan sistem regional. Great Power mempengaruhi sistem regional karena kapabilitasnya yang superior dan memiliki sekutu yang kuat di regional. Great Power melakukan BoP dengan cara mendukungmengembargo aktor di regional, memberikan bantuan ekonomi, investasi, sanksi dan transfer teknologi. BoP regional kemudian dapat mempengaruhi BoP global sehingga negara-negara great power berlomba untuk melalukan BoP regional untuk mencapai hegemoni global. Kedua, setelah kompetisi BoP regional yang dilakukan para great power, BoP regional akan terbentuk di antara negara-negara kawasan yang memiliki power lebih rendah dari great power dan usaha hegemoni global yang ingin dicapai sebuah negara great power akan gagal. Hasilnya tidak ada satupun great power yang menjadi hegemoni global namun hanya menjadi hegemoni regional. Ketiga, negara-negara yang tidak menjadi hegemon regional akan melakukan bandwagon dan negara yang menjadi hegemon regional akan melakukan balancing dari ancaman revisionis untuk menjaga status quo. Keempat, dalam konflik regional seperti ini negara-negara cenderung melakukan balancing kepada aktor lokal, khususnya negara revisionis. BoP menurut Paul et al. 2004:2 terbagi menjadi tiga, yaitu hard balancing, soft balancing dan assymetric balancing. Hard balancing adalah strategi yang menunjukan adanya rivalitas yang tinggi antar negara-negara dengan cara berlomba-lomba meningkatkan kapabilitas militernya dan membentuk aliansi formal serta aliansi perlawanan untuk mengimbangi kapabilitas negara lawan. Soft Balancing adalah aliansi sembunyi-sembunyi yang berlangsung dalam jangka waktu singkat. Biasanya dilakukan dengan cara pembangunan militer terbatas, kerjasama yang bersifat ad hoc dan kolaborasi di institusi regional atau internasional. Assymetric balancing adalah usaha negara dalam melakukan balancing terhadap aktor non negara yang tidak memiliki kapabilitas militer konvensional dan melakukan ancaman secara tidak langsung contohnya seperti organisasi teroris. Analisa dalam skripsi ini akan menitikberatkan pada metode AS dalam menggunakan hard balancing di Timur Tengah. AS menjadikan Israel sebagai aliansinya di Timur Tengah. Menurut Liska dalam Shehaan 1996: 59, aliansi berperan penting untuk menghubungkan antara teori dan praktek dalam BoP serta menghubungkan kebijakan AS dan Israel dalam mempengaruhi sistem regional Timur Tengah. Aliansi dapat mendorong keseimbangan sejauh dapat mengatur power negara-negara yang potensial menjadi revisionis di Timur Tengah, seperti Suriah.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Taylor dan Bogdan, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti Suyanto dan Sutinah 2007:166. Tahap-tahap penelitian kualitatif adalah menetapkan fokus penelitian dengan menggunakan logika induktif. Dalam hal ini fokus penelitian skripsi ini adalah strategi AS dalam merespon konflik Suriah – Israel periode 2002-2008. Kedua, menentukan setting dan subjek penelitian, yaitu konflik Suriah – Israel tahun 2002 - 2008. Ketiga, tahap pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara dengan Kuasa Usaha Suriah untuk Indonesia yaitu Dr. Basham Al Khatib. Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode penelusuran data Bungin 2009:108. Data-data yang digunakan terdiri dari biografi, surat-surat pribadi, buku-buku, jurnal, catatan harian, memorial, kliping, dokumen pemerintahswasta AS, Israel dan Suriah, data yang tersimpan di website pemerintah AS, Israel, Suriah dan PBB. Kemudian data-data ini juga diperoleh dari studi pustaka di Information Research Center IRC US Embassy Jakarta, Perpustakaan Ali Alatas Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Perpustakaan Pusdiklat Kementrian Luar Negeri Indonesia dan Perpustakaan Utama UIN Jakarta. Tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan analisa data Suyanto dan Sutinah 2007:170-175. Penelitian ini mengelaborasi latar belakang keterlibatan AS dalam konflik Israel-Suriah, strategi AS dalam merespon konflik Israel – Suriah dan mengapa strategi AS terkadang bersifat koperatif , terkadang konfrontatif kontradiktif. Kemudian menganalisa dengan kerangka pemikiran teori regional security complex, strategi, kepentingan nasional dan balance of power . Tahap penyajian data yaitu penelitian disajikan dalam bentuk kata-kata untuk membagi pemahaman peneliti mengenai penelitiannya kepada orang lain Suyanto dan Sutinah 2007:170-175.