Stadium Kanker Serviks METODOLOGI PENELITIAN

30

4.2 Stadium Kanker Serviks

Stadium kanker serviks pada pasien rawat inap di RSU Kabupaten Tangerang bulan Januari 2008 sampai Desember 2009 didapatkan dari data sekunder instalasi rekam medik. Diagnosa kanker serviks di RSU Kabupaten Tangerang dibagi menjadi 8 berdasarkan The International Federation of Gynecology and Obstetrics FIGO, yaitu kanker serviks stadium Ia, stadium Ib, stadium IIa, stadium IIb, stadium IIIa, stadium IIIb, stadium IVa, dan stadium IVb. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak ditemukan pasien rawat inap di RSU Kabupaten Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai bulan Desember 2009 yang menderita kanker serviks stadium Ia 0, sedangkan pada pasien kanker serviks stadium Ib ditemukan sebanyak 2 orang 5, stadium IIa sebanyak 6 orang 15, stadium IIb sebanyak 1 orang 2,5, stadium IIIa sebanyak 3 orang 7,5, stadium IIIb sebanyak 27 orang 67,5, dan hasil yang menunjukkan pasien menderita kanker serviks stadium IVa adalah sebanyak 1 orang 2,5 . Diagnosis kanker serviks pada pasien rawat inap di RSU Kabupaten Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009 dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut: 0 0 2 5 6 15 1 2,5 3 7,5 27 67, 5 1 2,5 0 0 5 10 15 20 25 30 Stadium Kanker Serviks Stadium Ia Stadium Ib Stadium IIa Stadium Iib Stadium IIIa Stadium IIIb Stadium IVa Stadium Ivb Grafik 2. Stadium Kanker Serviks pada Pasien Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009 31 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah pasien rawat inap yang menderita kanker serviks di RSU kabupaten Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009 didiagnosis kanker serviks dengan stadium lanjut stadium IIIb. Pada umumnya penderita kanker serviks datang ke rumah sakit setelah ada gejala dan keluhan yang nyata dan semakin mengganggu. Sesuai dengan kepustakaan, kanker serviks pada tahap dini tidak memberikan gejala yang khas dan sering sekali tidak disadari oleh penderita. Walaupun telah terjadi invasi sel tumor ke dalam jaringan di bawahnya, kanker ini masih mungkin tidak menimbulkan gejala. Tanda dini kanker mulut rahim tidak spesifik seperti adanya keputihan yang agak banyak dan kadang kadang bercak perdarahan yang umumnya diabaikan oleh penderita. Imam Rasjidi, 2008 Tanda yang lebih klasik adalah adanya perdarahan yang berulang atau terjadinya perdarahan setelah bersetubuh dengan pasangannya atau saat membersihkan vaginanya. Namun, kadang-kadang diartikan bahwa perdarahan yang terjadi adalah haid yang berlangsung lama dan banyak. Imam Rasjidi, 2008 Jadi, wajar saja jika penderita kanker serviks pada tahap awal tidak menyadari adanya tanda dan gejala yang mengarh ke kanker serviks. Seiring berjalannya penyakit, gejala dan tanda yang ada semakin nyata hingga akhirnya memaksa penderita untuk datang ke dokter. Pada saat ini, tentu saja kanker serviks tersebut telah berkembang menjadi lebih parah. Jadi, tidak heran jika sebagian besar penderita kanker serviks didiagnosis dengan stadium yang sudah lanjut. Oleh karena itu, wanita yang memiliki faktor resiko terhadap kanker serviks hendaknya melakukan screenning test, baik tes IVA maupun Pap Smear. Dengan dilakukannya deteksi dini, penanganan akan lebih mudah. Dengan demikian, akan menurunkan angka kejadian kanker serviks. 32 Skrining kanker mulut rahim merupakan indikasi tes IVA. Pap smear dapat digunakan sebagai skrining terhadap wanita yang sudah melakukan seksual aktif, deteksi dini adanya keganasan pada serviks, pemantauan setelah tindakan pembedahan, radioterapi, serta kemoterapi kanker serviks. Imam Rasjidi, 2008 WHO, 2008

4. 3 Usia Pasien

Usia pada pasien kanker serviks yang dirawat di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang sangat bervariasi. Usia terendah adalah usia 27 tahun dan usia tertinggi adalah usia 67 tahun. Maka dari itu usia pasien kanker serviks dikelompokkan usianya berdasarkan umur yang angka kejadiannya tersering, yaitu pada usia 45 sampai 50 tahun. Usia penderita kanker serviks didapatkan pada rentang usia 30 sampai 60 tahun, dengan insidensi terbanyak pada rentang usia 45 sampai 50 tahun. Sarwono Prawirohardjo, 2008 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa usia pada pasien kanker seviks yang dirawat di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009 dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut: 18 45 5 12,5 17 42,5 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Kurang dari 45 tahun 45 - 50 tahun Lebih dari 50 tahun Gambaran Usia Pasien Kanker Serviks Kurang dari 45 tahun 45 - 50 tahun Lebih dari 50 tahun Grafik 3. Gambaran Usia tahun pada Pasien Kanker Serviks di RSU Kabupaten Tangerang Bulan Januari 2008 sampai Desember 2009 33 Data tersebut menunjukkan bahwa pasien yang pada saat didiagnosis menderita kanker serviks pada periode Januari 2008 sampai Desember 2009 yang berusia kurang dari 45 tahun adalah 45 18 orang, yang berusia 45-50 tahun adalah 12,5 5 Orang dan yang lebih dari 50 tahun adalah 42,5 17 orang. Hal ini sesuai dengan kesimpulan pada penelitian sebelumnya. Usia penderita kanker serviks didapatkan pada rentang usia 30 sampai 60 tahun, dengan insidensi terbanyak pada rentang usia 45 sampai 50 tahun. Periode laten dari fase prainvasif untuk menjadi invasif memakan waktu sekitar 10 tahun. Hanya kurang dari 9 wanita berusia kurang dari 35 tahun menunjukan kanker serviks yang invasif saat terdiagnosis. Sarwono Prawirohardjo, 2008 Lesi kanker serviks timbul pada perempuan yang semakin muda, kini dengan insidensi puncak pada usia sekitar 45 tahun Tim Penanggulangan Kanker Terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, 1999 Kedua penelitian ini dilakukan 10 tahun silam maka tidak menutup kemungkinan adanya pergeseran usia yang semakin muda pada insidensi puncak kanker serviks. Kejadian kanker serviks sendiri dipengaruhi oleh berbagai hal, tidak hanya faktor usia, namun gaya hidup dan genetik berperan di dalamnya. Beberapa faktor tertentu dapat menyebabkan perubahan pada gen atau perubahan pada ekspresi gen. Perubahan tersebut pada akhirnya dapat mengganggu keseimbangan pada sel tersebut. Faktor penyebab tersebut kebanyakan berupa faktor lingkungan dan sejumlah kecil merupakan akibat dari kelainan yang diwariskan di dalam genom. Akan tetapi, selanjutnya terdapat hubungan yang jelas antara kedua mekanisme tersebut. Schiffman MH dan Brinton LA, 1995 Namun demikian, bisa saja perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh pergeseran usia. Ketidaksesuaian hasil penelitian ini juga dapat 34 dipengaruhi oleh berbagai sebab. Sedikitnya jumlah sampel, yaitu pasien yang terdiagnosis kanker serviks di ruang rawat inap RSU Kabupaten Tangerang sebanyak 40 orang merupakan salah satu penyebabnya. Jumlah tersebut kurang menggambarkan angka kejadian kanker serviks berdasarkan usia. Hal ini juga ditambahkan oleh sistem pencatatan rekam medis yang masih kurang rapi yang pada akhirnya menyebabkan kerancuan pada pengambilan data, pengolahan data, hingga akhirnya hasil penelitian.

4.4 Usia Pertama Kali berhubungan Seks