berupa studi komparatif antara permikiran hermeneutik tokoh legendaris Chun Tzu Fu Tze dan konsep al-insân al-kâmil Ibn ‘Arabî dengan menggunakan konsep
hermeneutik Dilthey sebagai landasan. Setelah itu, juga terdapat skripsi yang mengupas tradisi tasawuf amali yang dibangun Ibn ‘Arabî. Skripsi tersebut berjudul
Tazkiyah al-Nafs Ibn ‘Arabî oleh M. Asari 2006.
Sebenarnya, masih banyak kajian yang ditulis mengenai Ibn ‘Arabî. Namun, kebanyakan penulis hanya tertarik mengemukakan aspek filosofis dan esoteris,
terutama mengenai al-insân al-kâmil. Secara umum para penulis berkutat pada konsep tasawuf falsafi. Kalaupun terdapat pembahasan mengenai teologi, itu hanya sebatas
persoalan wujud.
E. Metode Penelitian
Kajian ini dilakukan dengan metode kepustakan library research atau kualitatif. Adapun sumber-sumber data yang digunakan selama penelitian ada dua
ketegori, yaitu primer dan sekunder. Data-data primer yang digunakan seperti karya agung Ibn ‘Arabî al-Futûhât al-Makkiyyah, Fushûsh al-Hikam dan karya-karyanya
yang lain jika dibutuhkan. Sedangkan sumber-sumber sekunder yang dimanfaatkan kebanyakan dari
literatur berbahasa Arab seperti Syarh Fushûsh al-Hikam karya Musthafâ bin Sulaymân Bâlîzâdeh, al-Insân al-Kâmil karya ‘Abd al-Karîm al-Jîlî, al-Yawâqît al-
Jawâhîr karya ‘Abd al-Wahhâb al-Sya‘rânî, al-Majmû‘ al-Fatâwâ karya Ibn
Taymiyyah dan literatur lainnya. Adapun dari literatur berbahasa Inggris di antaranya, karya Claude Addas Quest for the Red Sulphur dan beberapa karya lain sebagai
tambahan.
Dalam memaparkan hasil kajian ini, penulis menggunakan metode deskriptif yang disertai dengan analisis teologis dengan mempertimbangkan aspek esoteris. Ini
dikarenakan ungkapan Ibn ‘Arabî dipenuhi dengan ungkapan metaforis. Namun, pendekatan yang digunakan dalam analisis tersebut adalah pendekatan teologis.
Adapun metode penulisan merujuk kepada buku panduan penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan oleh Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2004 pada penulisan footnote dan Paramadina pada transliterasi.
F. Sistematika Penulisan
Adapun untuk menjaga sitematika penulisan sehingga terfokus pada kajian yang dimaksudkan, maka penulisan ini disusun berdasarkan sistematika berikut ini.
Pada bab pertama, dikemukakan mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penulisan skripsi ini. Dalam hal ini, penulis mengemukakan kronologi
perdebatan para teolog mengenai status teologi Ibn ‘Arabî. Selain itu, dikemukakan rumusan dan batasan permasalahan yang akan dikemukakan pada skripsi ini. Penulis
menjelaskan bahwa kajian ini merupakan kajian teologis. Namun dalam beberapa hal tetap akan menyinggung permasalahan esoteris dan filosofis. Kemudian dijelaskan
mengenai kajian kepustakaan, metode penelitian dan sistematika penulisan. Pada bab kedua, akan dikemukakan biografi Ibn ‘Arabî yang meliputi
perjalanan historis yang dilalui, sehingga membentuk karakter intelektual yang khas. Dalam hal ini, lebih ditekankan mengenai perkembangan Ibn ‘Arabî sebagai seorang
teolog Muslim. Begitu juga, dikemukakan karya-karya utama Ibn ‘Arabî yang berkaitan dengan kajian teologi.
Pada bab ketiga, diungkapkan gagasan Ibn ‘Arabî menerapkan hierarki teologi dengan ungkapan teologis yang kental sesuai dengan tingkatan keimanan seseorang.
Oleh karena itu, akan diperoleh gambaran mengenai bagaimana sikapnya terhadap akidah golongan awam, teolog, dan sufi.
Pada bab keempat, dikemukakan komentar para ulama mengenai status teologi Ibn ‘Arabî. Pada tahapan ini dikaji perdebatan mereka mengenai apakah Ibn ‘Arabî
seorang yang cenderung kepada Sunnî atau Syî‘ah. Selain itu, dikemukakan kritikan .
ulûl h
dan âd
h itti
Ibn Taymiyyah terhadap pandangan Ibn ‘Arabî mengenai akidah Pada bab kelima, akan dikemukakan kritikan Ibn Taymiyyah terhadap Ibn
‘Arabî mengenai tema keimanan Fir‘awn; salah satu tema teologi yang sensitif di kalangan Sunnî. Setelah itu, disajikan komparasi pada karangan-karangan Ibn ‘Arabî
dan pembelaan al-Sya‘rânî. Dengan demikian, akan ditemukan beberapa keganjilan dan kontradiksi dari teks-teks yang ditinggalkan oleh Ibn ‘Arabî. Selain itu,
dikemukakan pandangan Ibn ‘Arabî mengenai wacana kenabian dan kewalian. Begitu juga, sorotan para teolog terhadap konsep nubuwwah dan walâyah Ibn ‘Arabî. Pada
bagian ini, akan diketahui kekeliruan sebagian teolog terhadap dua konsep ini dalam pemikiran Ibn ‘Arabî, baik para teolog yang mengritisi maupun yang membela.
Pada bab keenam, disajikan penutup yang berupa kesimpulan dari kajian dalam tulisan ini. Dalam hal ini, penulis akan menyimpulkan mengapa terjadi
pengafiran terhadap Ibn ‘Arabî dan kecendrengan teologis yang dianutnya. Selain itu, kesimpulan ini juga disertai dengan saran yang berhubungan dengan kajian ini.
BAB II BIOGRAFI IBN ‘ARABÎ SEBAGAI SEORANG TEOLOG