Tinggi Tanaman Kedelai Pertumbuhan Tanaman Kedelai 1. Perkecambahan

jenis isolat fungi, dosis pupuk P dan kombinasi jenis isolat fungi – dosis pupuk P yang digunakan dalam penelitian ini terhadap perkecambahan kedelai varietas Slamet menunjukkan bahwa inokulasi fungi pelarut fosfat tersebut tidak menghambat proses perkecambahan dan tidak berpotensi menyebabkan pembusukan benih. Hasil penelitian Prastyowati 2008 juga menunjukkan bahwa inokulasi fungi pelarut fosfat terhadap benih tidak menghambat proses perkecambahan. Sedangkan penginokulasian fungi pelarut fosfat pada akar menyebabkan kematian.

4.1.2. Tinggi Tanaman Kedelai

Pada awal pengukuran tinggi tanaman, yaitu pada 10 hst belum terlihat adanya perbedaan tinggi tanaman antar perlakuan. Rata-rata tinggi tanaman kedelai berkisar antara 5,1 - 10,3 cm Lampiran 6. Berdasarkan hasil analisis variansi =0,05 rata-rata tinggi tanaman pada umur 10 hst tidak berpengaruh pada perlakuan jenis fungi, dosis pupuk P dan kombinasi jenis fungi – dosis pupuk P Lampiran 10. Tidak berpengaruhnya perlakuan jenis isolat fungi pelarut fosfat, dosis pupuk P dan kombinasi jenis isolat fungi – dosis pupuk P terhadap tinggi tanaman kedelai umur 10 hst menunjukkan fosfat P terlarut tidak semuanya dapat diserap oleh tanaman pada awal pertumbuhan ini, tetapi sebagian tetap berada dalam tanah dan tidak digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Selain itu, rendahnya fosfat yang diserap tanaman pada awal pertumbuhan ini dapat berpengaruh terhadap perkembangan akar. Menurut Mujib dkk 2002, kadar P 30 yang rendah juga berakibat pertumbuhan bagian atas tanaman menjadi kurang optimal yang secara otomatis dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk berfotosintesis. Tanaman kedelai pada umur 30 hst memiliki rata-rata tinggi berkisar antara 21,7 - 31,8 cm Lampiran 6. Berdasarkan hasil analisis variansi =0,05 rata-rata tinggi tanaman 30 hst tidak berpengaruh pada perlakuan jenis isolat fungi, dosis pupuk P dan kombinasi jenis isolat fungi – dosis pupuk P Lampiran 11. Sama halnya dengan pertumbuhan tinggi tanaman kedelai 10 hst, pertumbuhan tinggi tanaman kedelai 30 hst belum berpengaruh dengan penambahan fungi pelarut fosfat dan dosis pupuk P terhadap tinggi tanaman karena tanaman masih menggunakan persediaan unsur hara yang sama. Peningkatan tanaman kedelai pada umur 10 ke 30 hst tidak berbeda nyata, hal ini telah dibuktikan dengan hasil analisis variansi Lampiran 12. Pengamatan tinggi tanaman pada saat panen menunjukkan peningkatan tinggi pada perlakuan jenis isolat fungi pelarut fosfat, jika dibandingkan dengan yang tidak diberikan perlakuan atau kontrol. Rata-rata tinggi tanaman kedelai pada umur 86 hst atau saat panen berkisar antara 36 - 74,75 cm Lampiran 6. Hasil analisis variansi =0,05 menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman saat panen dan peningkatan tinggi tanaman kedelai varietas Slamet pada umur 30 hst ke saat panen tidak berpengaruh pada perlakuan dengan variasi jenis isolat fungi dan dosis pupuk P, sedangkan perlakuan kombinasi jenis isolat fungi- dosis pupuk P berpengaruh Lampiran 13. 31 80 70 60 50 cd 40 d 30 abc cd a ab abcd ab bcd cd bc bcd 20 10 Kombinas i je nis is olat fungi - dos is pupuk P Gambar 1. Diagram Rata-rata Tinggi Tanaman Kedelai Umur Saat Panen Huruf yang sama pada puncak batang menunjukkan tidak berbeda nyata =0,05 Keterangan : M0 : Tanpa fungi Kontrol P0 : Tanpa dosis pupuk P M1 : Fungi PH1-3F P1 : Dosis Pupuk P 0,5 g M2 : Fungi PH1-4F P2 : Dosis Pupuk P 1 g M3 : Fungi PH5-5F Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa hasil uji Duncan terhadap rata-rata tinggi tanaman pada umur 30 ke 86 hst panen dengan pengaruh kombinasi jenis isolat fungi – dosis pupuk P menunjukkan bahwa M2P0 641,17 memiliki rata-rata peningkatan tinggi tanaman tertinggi 74,75cm Lampiran 14. Hal ini menunjukkan bahwa isolat PH1-4F yang telah teridentifikasi sebagai Penicillium sp. Eva, 2008, memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam melarutkan fosfat yang tersedia di dalam tanah yang dapat diserap oleh tanaman sehingga dapat lebih meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman kedelai pada saat panen. Hasil ini sejalan dengan hasil uji secara in-vitro Asih, 2007. 32 Waksman dan Starkey 1981 menyatakan bahwa fosfat tersedia di tanah lebih tinggi pada perlakuan fungi seperti Aspergillus sp., Trichoderma sp., Penicillium sp. dan Gliocladium sp. Fungi-fungi tersebut sangat berperan dalam mengubah fosfat yang tidak tersedia bagi tanaman menjadi fosfat yang tersedia. Fungi memiliki kemampuan dalam membebaskan fosfat dari komplek organik ke bentuk fosfat organik. Tanaman biasanya mengabsorbsi P dalam bentuk fosfat anorganik seperti ion ortofasfat primer H 2 PO 4- dan sebagian kecil dalam bentuk 2- fosfat anorganik H 2 PO 4 . Menurut Betham 2002, pemberian fungi Aspergillus sp., Trichoderma sp., Penicillium sp., Gliocladium sp. dan dosis pupuk P dapat meningkatkan komponen pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai pada tanah masam, serta dapat meningkatkan bobot kering akar, bobot kering bagian atas tanaman, jumlah polong total, bobot biji tanaman dan serapan P.

4.1.3. Jumlah Cabang