2.3. Peranan P bagi Tanaman
Tanaman harus mendapatkan atau mengandung P yang cukup untuk pertumbuhannya secara optimal. Menurut Soepardi 1983, peranan fosfat bagi
tanaman sangat penting untuk pertumbuhan sel, pembentukan akar halus dan rambut akar, memperkuat jerami agar tanaman tidak mudah rebah, memperbaiki
kualitas tanaman, pembentukan bunga, buah dan biji serta memperkuat daya tahan terhadap penyakit. Hardjowigeno 1987 juga menyatakan bahwa peranan fosfat
bagi tanaman untuk pembelahan sel, pembentukan albumin, pembentukan bunga, buah dan biji, mempercepat pematangan, memperkuat batang agar tidak mudah
roboh, perkembangan akar, memperbaiki kualitas tanaman terutama sayur-mayur dan makanan ternak serta tahan terhadap penyakit.
Menurut Jones 1990 bahwa respon tanaman terhadap aplikasi pupuk P dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis tanaman maupun pupuk P.
Pemberian pupuk P pada tanah masam sering menghasilkan efisiensi pupuk yang rendah karena sejumlah besar P terikat melalui penjerapan Helyar, 1997; Kirk et
al , 1998. Usaha untuk meningkatkan efisiensi pemupukan P sangat penting,
karena di Indonesia tambang fosfat P sudah jarang, beragam dan berkadar rendah. Kondisi ini akhirnya menjadikan harga pupuk P menjadi mahal Winarso,
2005. Penggunaan pupuk P untuk tanaman kedelai setiap hektarnya dibutuhkan
50-100 kg TSP dan 100 kg SP
36
AAK, 1991. Nasution dan Al-Jabri 2000
17
menyatakan peningkatan hasil biji kedelai maksimum dicapai pada takaran pupuk 40 kg Pha atau setara 260 kg SP
36
.
2.4. Ketersediaan P di dalam Tanah Masam
Kedelai memerlukan fosfat dalam jumlah relatif banyak. Hara fosfat dihisap tanaman sepanjang pertumbuhannya. Kekurangan P pada kebanyakan tanaman
terjadi sewaktu tanaman masih muda, karena belum adanya kemampuan yang seimbang antara penyebaran fosfat oleh akar dan fosfat yang dibutuhkan. Fosfat
yang diisap oleh akar kemudian disebarkan ke daun, batang, tangkai dan biji. Fosfat didalam tanah tidak mudah tersedia pada pH tanah antara 5.5 -7.0. Bahan
induk tanah dan bahan organik berpengaruh besar terhadap jumlah tersedianya fosfat. Jumlah fosfat yang cukup besar akan diberikan pada tanah yang miskin
fosfat atau tanah masam Suprapto,2001. Menurut Ginting 2006. Pemanfaatan mikroba pelarut fosfat diharapkan
dapat mengatasi masalah P pada tanah masam. Pada tanah masam, aktivitas mikroba didominasi oleh kelompok fungi sebab pertumbuhan fungi optimum pada
pH 5,0-5,5. Pertumbuhan fungi menurun bila pH meningkat. Fungi dalam tanah berbentuk miselium vegetatif ataupun spora Waksman dan Starkey, 1981.
Miselium atau filamen fungi tersebar di antara partikel tanah dan tersusun dalam hifa-hifa, ada yang bersepta dan ada yang tidak Taha et al., 1969.
18
2.5. Fungi Pelarut Fosfat